Sinopsis Novel Musafir Cinta

48 Anton adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal. Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu. Setelah berkenalan, Firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno sahabat firman melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian Iqbal pun merasa bahwa mereka mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqbal pun di ajak istirahat ke rumah Firman. Ternyata Firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menj adi “liar” setelah adiknya diperkosa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini ada sahabat Firman yang 49 paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya. Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk menghafal Alquran. Iqbal memutuskan harus menghafal tujuh ayat perhari sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Al-Qur ’an. Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya. Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan pengakuan. Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”. Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya. Ia pun mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari. Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa. Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta 50 ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak luas wawasannya, dan melintas- batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang dengan penuh semangat. Esoknya, Indri kekasih Firman datang ke rumah Firman. Iqbal yang menemuinya Orang tua firman tidak mau menemuinya. Iqbal pun menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya demi kebaikan Indri. Beberapa hari kemudian, Indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap Indri tidak terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal. Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka istirahat, Indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang. Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam di sebuah mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada Firman. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Subhanallah… 51 Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua matanya itu. Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di Alun-alun. Firman pun pergi. Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi Alun- alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal. Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri. Akhirnya Iqbal pun te rsadar, namun Astagfirullah al’Adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya pun datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci Firman. Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi pada Firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal pun mencoba agar kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk bertobat. Setelah sekian 52 lama berdialog akhirnya Firman pun sadar dan sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir. Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun selalu diwawancarai wartawan. Ia pun kini telah hafal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren seperti janjinya kepada Kyai Sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura. Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan bertemu kekasihnya.

BAB IV TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Wacana Pesan Teologis dalam Novel Musafir Cinta yang dikemas oleh

Taufiqurrahman Al-Azizy Sebagai sebuah kajian dan analisis, pada bab ini penulis mencoba memaparkan wacana hasil temuan data yang terdapat dalam novel Musafir Cinta, penulis akan mendeskripsikan dan memaparkan potongan-potongan kalimat yang mengandung pesan teologis. Berdasarkan sebuah teori dalam menganalisis teks, penulis mencoba memfokuskan pada strategi wacana Teun Van Dijk untuk menceritakan atau mengambarkan struktur pragmatik atau struktur kebahasaan dalam novel Musafir Cinta karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Selanjutya bedasarkan teori tersebut, maka analisis wacana yang akan penulis paparkan dari segi teks terbagai menjadi tiga bagian yaitu : stuktur makro tematik, supersturktur skematik, dan yang terakhir adalah struktur mikro yang terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik, dan restoris. Kemudian adalah kajian dari hasil temuan data berdasarkan teori yang dikemukakan di atas.

1. Tematik

Tematik atau tema adalah sebuah gambaran umum dari teks, dapat juga dikatakan sebuah gagasan inti atau ringkasan utama sebuah teks. Dalam tulisan Alex Sobur yang mengutip Keraf, mengatakan bahwa tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 1 Dalam novel Musafir Cinta penulis menemukan beberapa tema besar yang mengandung pesan teologis, antaranya adalah :

a. Iman kepada Allah SWT dengan Mengakui Eksistensi dan ke-Esa-an

Tuhan Hal ini dapat ditemukan ketika Iqbal melihat tulisan yang dianggap sakral yang tertulis di depan gerbang pesantren Tegal Jadin yang bertuliskan “Tegakkan Tauhid , Tumbangkan Sirik. Iqbal melihat tulisan itu tuk terakhir kalinya ketika dia diusir dari pesantren Tegal Jadin karena perbedaan pemahaman dengan para penghuni pesantren lainnya. Seperti hal dalam kutipan novel tersebut : “Tapak kakiku telah menginjak tanah di luar pagar pesantren. Kubalikkan badan. Kuberdiri termangu. Kutatap tulisan yang dulu menyambutku : Tegakan Tauhid, tumbangkan sirik. Kuhela nafas. kupejamkan mata. Dan kuucapkan selamat tinggal kepada tulisan sakral penyejuk jiwa.”h. 7 Kemudian pesan tauhid ini pun digambarkan sebuah novel dalam bagian cerita lain, yaitu ketika Iqbal sedang mengalami kegelisahan menghadapi cobaan hidup yang dirasa begitu berat. Hal ini berkenaan dengan 1 Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke-4, h. 75. jalan hidup mana yang harus ditempuh setelah keluar dari pesantren Tegal Jadin. Sebuah keputusan yang membuatnya ragu tanpa arah dan tujuan, maka di situlah Iqbal mencoba untuk menghadap dan menyerahkan jalan hidupnya kepada Tuhan. Dengan mendirikan sholat Ashar, kemudian melakukan istikharah dengan membaca beberapa potongan-potongan ayat suci al- Qur’an dalam QS. Al-Kahfi ayat 60 yang berbunyi:               “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun- tahun.”QS. Al-Kahfi :60. Keraguan Iqbal sedikit terjawab dengan arti ayat tersebut yang menunjukkan bahwa Iqbal harus terus berjalan, akan tetapi Iqbal belum sepenuhnya yakin bahwa ini adalah merupakan jawaban dari Tuhan yang diberikan kepada Iqbal atas kegelisahannya, maka Iqbal mencoba membaca ayat suci Al- Qur’an kembali untuk ke dua kalinya, dengan membuka dan menggerakan jari telunjuknya ke halaman dan barisan ayat-ayat suci al- Qur’an. Kemudian, kembali Iqbal menemukan ayat yang memiliki makna yang sama dengan ayat yang pertama kali ditemukan, dalam QS. Fathir ayat 44 yang berbunyi :

Dokumen yang terkait

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

0 25 8

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN JANGAN BIARKAN AL-AZIZY

0 11 13

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN

0 62 12

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY TINJAUAN: SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 12

PENDAHULUAN ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY TINJAUAN: SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 18

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT KARYA OPICK DAN TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: Aspek Sosial dalam Novel Di Bawah Langit Karya Opick dan Taufiqurrahman Al-Azizy : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

1 3 11

BAB 1 KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

3 22 29

RELASI INTERTEKSTUAL ASPEK-ASPEK RELIGIUSITAS NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY DAN NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

0 0 9

SIMBOL-SIMBOL RELIGIUS DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA 1 KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: PERSPEKTIF SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE

0 1 88