Kata ganti yang digunakan dalam novel Musafir Cinta ini adalah kata “AKU”, berikut dapat terlihat dalam kutipan :
“Demi Allah, demikian berat aku meninggalkan pesantren ini. Sungguh kalau aku boleh berharap, aku tidak ingin meninggalkan pesantren
tercinta ini dengan membawa perbedaan dengan membentangkan buhul pertentangan.” h. 7.
\ Kutipan kata ganti “AKU” di atas menunjukkan bahwa pengarang
sebagai pemilik karakter, tetapi juga menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel Musafir Cinta. Di sini terlihat juga pengarang ingin menyampaikan
kata yang lebih sopan.
c. Stalistik
Pusat perhatian stalistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan
menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Hal ini dapat terlihat dalam kutipan:
“Anakku…kini saatnya kita berpisah,” demikian berat kata-kata yang terlontar dari Kiai Sepuh terdengar di kedua telingaku. Hatiku miris ketika
beliau memanggilku dengan kata „anakku’.”h. 8. “Saya benar-benar malu, nak. Saya dan istri saya yang sudah
menjalankan ibadah haji sebanyak dua kali, ternyata tidak becus mendidik anak. Orang tua macam apa saya ini, nak?” h. 108.
Dengan kutipan gaya bahasa yang disampaikan seperti di atas dengan menggunakan kata “nak”, maka penulis bisa sampaikan bahwa pengarang
ingin memperlihatkan antara guru dan murid terdapat terdapat ikatan emosional dan ikatan batin yang kuat. Meskipun Iqbal yang selama di
pesantren tidak pernah diajari secara langsung ilmu agama oleh Kiai Sepuh. Begitu pula dengan percakapan kedua orang tua Firman ketika berbicara
dengan Iqbal, mereka menggunakan panggilan “nak”, meskipun mereka baru mengenal sosok Iqbal. Tapi mereka mempunyai keyakinan bahwa
kedatangan Iqbal akan membawa kebaikan bagi putra mereka, yaitu Fiman. Dengan gaya bahasa seperti ini, tokoh Iqbal merasa tersanjung dan
begitu merasa disayang. Juga pengarang telah berhasil menyampaikannya dengan baik, karena selain bahasanya yang lembut dan sopan juga gaya
bahasa ini disukai para pembaca.
d. Restoris
Dalam cerita novel Musafir Cinta ini banyak menggunakan bentuk grafis yang berupa pemakaian huruf miring, yang diambil dari ayat-ayat al-
Qur’an, hadist, dan kata-kata dari term Islami. Hal ini dapat terlihat dari
beberapa kutipan :
“Tegakkan Tauhid, Tumbangkan sirik.” h. 1.