mungkin kesalehannya untuk tidak terjerumus ke dalam kubangan dosa karena ketampanannya, dan hal ini tentu akan mempunyai dampak positif
kepada pembaca.
3. Maksud
Unsur maksud melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang ataukah tidak.
Umumnya informasi komunikator yang menguntungkan akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Akan terlihat dari kutipan berikut ini :
“Aku takut kepada-Mu dari godaan setan yang berupa syahwatku, maka lebih baik Engkau cabut syahwat itu dari kedua mataku. Butakan
kedua mataku, ya, Ilahi, sebab, “Tiada ibadah yang lebih baik daripada
kesucian perut dan kemaluan.” h. 260. Dari ungkapan kutipan di atas sangatlah jelas bahwa informasi disajikan
secara terbuka dan eksplisit. Dengan begitu, para pembaca akan dapat mengerti atau paham akan maksud dari kutipan teks di atas dan tidak perlu
mencari kesimpulan lagi dari teks tersebut, sehingga dapat memudahkan bagi yang membacanya.
b. Sintaksis
Sintaksis adalah meenempatkan secara bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Kemudian unsur-unsur dari sinteksis adalah
sebagai berikut:
1. Koherensi
Koherensi adalah pertalian antar kata atau kalimat, dan koherensi dapat secara mudah diamati, diantaranya dari kata hubungan yang dipakai
untuk menghubungkan fakta atau proposisi. Kata hubung yang dipakai dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun menyebabkan makna yang berlainan
ketika hendak menghubungkan proposisi. Hal ini dapat terlihat pada kutipan “Telah aku aniaya diriku.
Dan telah berani aku melanggar karena kebodohanku.”h. 285. Penempatan kata “Dan” serta “Karena” pada kutipan di atas
mempunyai fungsi sebagai kata penghubung antar kata yang satu dengan yang lain. Fungsi dari kata “Dan”, menjelaskan bahwa sosok Firman sahabat Iqbal
dengan beraninya melangar larangan-larangan Tuhan, berarti pada hakikatnya Firman telah menganiaya dirinya sendiri. Sedangkan k
ata hubung “Kerena”, dapat memberi kesan bahwa kebodohannyalah yang menyebabkan ia berani
melanggar larangan-larangan Tuhan hingga ia menganiaya dirinya sendiri.
2. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur
dalam satu rangkaian kalimat. Proposisi mana yang ditempatkan diawal, dan