Detail Wacana Pesan Teologis dalam Novel Musafir Cinta yang dikemas oleh

1. Koherensi

Koherensi adalah pertalian antar kata atau kalimat, dan koherensi dapat secara mudah diamati, diantaranya dari kata hubungan yang dipakai untuk menghubungkan fakta atau proposisi. Kata hubung yang dipakai dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun menyebabkan makna yang berlainan ketika hendak menghubungkan proposisi. Hal ini dapat terlihat pada kutipan “Telah aku aniaya diriku. Dan telah berani aku melanggar karena kebodohanku.”h. 285. Penempatan kata “Dan” serta “Karena” pada kutipan di atas mempunyai fungsi sebagai kata penghubung antar kata yang satu dengan yang lain. Fungsi dari kata “Dan”, menjelaskan bahwa sosok Firman sahabat Iqbal dengan beraninya melangar larangan-larangan Tuhan, berarti pada hakikatnya Firman telah menganiaya dirinya sendiri. Sedangkan k ata hubung “Kerena”, dapat memberi kesan bahwa kebodohannyalah yang menyebabkan ia berani melanggar larangan-larangan Tuhan hingga ia menganiaya dirinya sendiri.

2. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis. Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam satu rangkaian kalimat. Proposisi mana yang ditempatkan diawal, dan proposisi mana yang ditempatkan di akhir. Berikut dapat terlihat dalam kutipan : “Kutolehkan kepala. Kudapati seorang laki-laki dan seorang perempuan tua. Sejenak kuperhatikan mereka, wajah mereka.” h. 94. Dari kutipan di atas maka dapat dijabarkan sebagai berikut : Ku tolehkan kepala. Ku dapati seorang laki-laki dan permpuan tua S P O S P O Sejenak ku perhatikan mereka, wajah mereka Ket.wkt S P O Dari keterangan di atas, dapat terlihat bahwa pengarang mencoba untuk mengikuti Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Dan mencoba untuk menempatkan proposisi mana yang lebih tepat digunakan di awal ataupun di akhir kalimat.

3. Kata Ganti

Kata Ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana digunakan. Dalam mengungkapkan sikapnya seseorang dapat mengunakan kata ganti “Saya atau “Kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut adalah merupakan sikap resmi komunikator semata-mata.

Dokumen yang terkait

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

0 25 8

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN JANGAN BIARKAN AL-AZIZY

0 11 13

KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN KAJIAN RELIGIUS DALAM NOVEL JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY JANGAN BIARKAN SURAU INI ROBOH KARYA TAUFIQURRAHMAN

0 62 12

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY TINJAUAN: SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 12

PENDAHULUAN ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY TINJAUAN: SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 18

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT KARYA OPICK DAN TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: Aspek Sosial dalam Novel Di Bawah Langit Karya Opick dan Taufiqurrahman Al-Azizy : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

1 3 11

BAB 1 KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

3 22 29

RELASI INTERTEKSTUAL ASPEK-ASPEK RELIGIUSITAS NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY DAN NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

0 0 9

SIMBOL-SIMBOL RELIGIUS DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA 1 KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: PERSPEKTIF SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE

0 1 88