para pembacanya melalui pesan-pesan teologis yang terkandung dalam novel Musafir Cinta.
C. Analisis Novel Musafir Cinta Melalui Pendekatan Konteks Sosial
Menurut Van Dijk bahwa konteks sosial bagian terakhir dari analisis wacana. Penulis sudah menjelaskan sebelumnya, bahwa konteks sosial adalah
faktor eksternal yang mempengaruhi cerita atau teks. Sehingga faktor tersebut menjadi inspirasi dan salah-satu alasan bagi pengarang dalam menuangkan
pemikirannya lewat novel. Seperti telah dikatakan juga bahwa pengarang telah terinspirasi sesuai
mentafakuri salah satu ayat Al- Qur’an yang menceritakan kisah tentang
pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim as. Inspirasi besar inilah yang mendorong pengarang untuk menulis buku bacaan Islami, ringan, mudah dicerna namun
tidak instan, penuh hikmah, yang dikemas dalam bentuk novel spiritual pembangunan iman.
Kemudian pengarang mengkisahkan bagaimana perjalanan hidup Firman sahabat Iqbal, yang berpaling dari ajaran-ajaran agama karena kecewa dengan
keadilan Tuhan. Hingga ia terus mencari Tuhan, tapi semakin ia mencari Tuhan, yang ia dapatkan hanyalah rasa yang semakin hampa dan semakin jauh dari
Tuhan. Pengarang juga menyampaikan tentang kegigihan Iqbal yang mencoba
mengembalikan sahabatnya yaitu Firman untuk kembali ke jalan yang telah lama ditinggalkannya yaitu menuju jalan Ilahi.
Penulis menilai, kurangnya orang tua dalam memberikan perhatian kepada perkembangan anaknya, karena banyak diantara mereka terlalu sibuk dengan
urusan mereka masing-masing, sehingga mereka hanya mampu melihat kebutuhan anak-anaknya hanya sebatas kulit luar, mereka kurang mamahami
betul apa yang benar-benar dibutuhkan anaknya. Menurut penulis, bahwa kedekatan emosional dan ikatan batin antara orang tua dan anak sangat
diperlukan. Fenomena yang terjadi seperti Firman bukanlah hal tabu yang sering terjadi di tengah masyarakat. Firman adalah salah-satu contoh dari sekian banyak
pemuda yang mencoba mencari kebahagiaan yang tidak pernah didapatkan di rumah mereka sendiri.
Secara keseluruhan, menurut penulis novel ini telah mampu memunculkan ketakjuban, penuh tenaga, getaran, dan sekaligus gugatan terhadap
Tuhan. Menghamparkan pengembaraan spiritual demi pematangan akan keteguhan iman yang sesungguhnya yang didasarkan kepada Rukun-rukun Iman.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara keseluruhan pesan teologis yang terkandung dalam novel Musafir
Cinta karangan Taufiqurrahman al-Azizy ini, lebih banyak menyoroti tentang kehidupan anak manusia yang mencoba menapaki hidayah ilahi untuk
mendapat ridho dan keadilan Ilahi, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia lainnya, juga hubungan manusia
dengan lingkungannya. Pesan teologis yang ingin disampaikan dari hubungan manusia dengan Tuhannya ini tercermin dari sikap, sifat, perilaku, pergaulan
dan etika yang baik yang dimiliki oleh tokoh Iqbal Maulana. Kemudian pesan teologis yang ingin disampaikan dari hubungan manusia dengan manusia
lainnya, juga terdapat pada sosok Iqbal yang dengan segala kerendahan hati, keikhlasan, dan ketulusan niatnya ia berusaha mengajak dan membawa para
sahabatnya, serta orang-orang yang berada di sekitarnya untuk kembali menapaki jalah hidayah yang diridloi ilahi. Pesan teologis yang ingin
disampaikan oleh komunikator adalah dari hubungan manusia dengan Tuhannya terlihat dari penokohan Iqbal yang dengan keistiqamahannya terus
mentafakuri tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Juga hubungan manusia dengan manusia yang tampak pada perangai Iqbal yang bisa