48
BAB III BENTUK DAN DAMPAK KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM
RUMAH TANGGA
A. Gambaran Singkat Kekerasan Terhadap Anak
Pengertian kekerasan adalah suatu penggunaan fisik terhadap orang lain.
31
Kekerasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
32
1. Perihal yang bersifat, berciri keras
2. Perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cidera atau
matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain 3.
Paksaan Sedangkan dalam Kamus Oxford kata kekerasan dipahami tidak hanya
berkaitan dengan penggunaan fisik saja tetapi juga terkait dengan tekanan emosional dan psikis, seperti ulasan berikut ini, Violence is:
1. Using, showing or caused by physical force that is intended to hurt or kill;
2. Using, showing or caused by very strong emotion.
31
Gunawan Wiradi, Ensiklopedi Nasional Indonesia PT. Adi Citra Pustaka, 1990, Jilid. VIII, hlm. 302
32
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1989
49 Melihat penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kekerasan disini tidak
hanya menggunakan fisik tetapi juga kekerasan dengan verbal. Kemudian yang lebih jauh dari kekerasan psikis, karena selama ini orang
lebih tertarik bahkan mengatakan bahwa yang disebut kekerasan itu adalah yang menggunakan fisik, sementara permasalahan psikis dapat dilihat dalam Pasal 7
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam R umah Tangga: “Perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang.”
33
Penjelasan Pasal 7 tersebut tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai kondisi seseorang yang mengalami kekerasan psikis berat. Sementara didalam usual
perbaikan atas Rancangan Undang-Undang Anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang diusulkan oleh Badan Legislatif DPR tanggal 6 mei 2003, penjelasan Pasal 4b
tentang psikis berat adalah: “Kondisi yang menunjuk kepada terhambatnya
kemampuan untuk menikmati hidup, mengembangkan konsepsi positif tentang diri dan orang lain, kegagalan menjalankan fungsi-fungsi manusiawi, sampai pada
dihayatinya masalah-masalah psikis serius, misalnya depresi, gangguan trauma, destruksi diri, bahkan hilangnya kontak dengan realitas.”
Penjelasan ini penting karena untuk membuktikan kekerasan psikis termasuk tidak mudah dan tidak setiap orang dapat menilai bahwa seseorang mengalami
kekerasan psikis, termasuk hakim. Untuk mengatasi pembuktian ini Undang-undang
33
Undang-undang Nomor 23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Bandung: CV. Citra Umbara, 2007, hlm.
5
50 Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga memberikan terobosan dengan cara
mengajukan visum psikiatrium yang dilakukan oleh yang ahli dibidangnya.
34
Kemudian pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Domestic Violence adalah: “Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan dalam hal ini
adalah anak, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.”
35
Sedangkan ruang lingkup domesticrumah tangga dalam Undang-Undang ini adalah: Pasal 2
a. Suami, isteri, dan anak:
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana yang dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam
rumah tangga; danatau c.
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
34
Prof. DR. H. Muchsin, SH., Makalah: “Peranan Putusan Hakim Pada Kekerasan Dalam
Rumah Tangga” Jakarta: Majalah Varia Peradilan No.260 edisi Juli, 2007, hlm. 22
35
Pasal 1 Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
51 Adapun ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga yang dimaksudkan
dalam Undang-Undang ini adalah setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga Pasal 5 dengan cara:
a. Kekerasan fisik;
b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelantaran rumah tangga.
Berdasarkan beberapa rumusan pengertian tentang kekerasan diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa kekerasan merupakan suatu tindakan yang dapat
berakibat terjadinya kerusakan pada orang lain yang tidak saja berupa hal-hal yang fisik, tetapi juga menyangkut psikis, ekonomi, seksual, dan sebagainya. Kekerasan
tidak hanya terjadi pada ruang lingkup rumah tangga keluarga saja tetapi kekerasan juga dapat terjadi pada relasi personal dan relasi kerja. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga bertujuan untuk: Pasal 4
a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga,
b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga,
c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga,
d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
52 Kekerasan terhadap anak merupakan segala bentuk perbuatan dan tindakan
terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual dan psikis.
Potret situasi dan ragam permasalahan anak-anak di Indonesia semakin hari semakin memprihatinkan. Ragam penderitaan yang dialami anak-anak Indonesia
tersebut telah menunjukan bahwa hak hidup anak sebagai bagian integral dari hak asasi manusia telah terbiarkan terancam tanpa penanganan dan solusi.
KOMNAS Perlindungan Anak sebagai lembaga yang didukung oleh masyarakat setiap tahun telah menerima pengaduan dan mencatat berbagai ragam
kekerasan terhadap anak yang terjadi sekitar kita. Jumlah anak korban kekerasan yang dilaporkan dan ditangani KOMNAS Perlindungan Anak sepanjang tahun 2009
sebanyak 1.998 kasus.Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan pengaduan kekerasan terhadap anak pada tahun 2008 yakni 1.736 kasus. 62,7 dari jumlah
tersebut adalah kekerasan seksual dalam bentuk sodomi, perkosaan, pencabulan serta incest, dan selebihnya adalah kekerasan fisik dan psikis. Dari hasil pengaduan, pelaku
kekerasan tersebut tidak ada kaitannya dengan status sosial, agama, keyakinan, serta etnis atau ras.
36
Pada jurnal kecil fakta dan data pelanggaran hak anak hasil laporan masyarakat kepada komisi nasional perlindungan anak periode januari-juni 2010
mencatat 1.649 kasus kekerasan yang diantaranya 453 kasus 27,47 berupa
36
http:www.komnaspa.or.idpdfcatatan akhir tahun 2009 . pdf. Diakses pada tanggal 11
Pebruari 2011
53 kekerasan fisik, 646 kasus 39,18 berupa kekerasan seksual, dan 550 kasus
33,35 berupa kekerasan psikis.
37
Angka tersebut dihitung pada saat pertengahan tahun 2010 tetapi alangkah mencengangkan pada akhir tahun 2010 21 Desember 2010 kasus kekerasan
terhadap anak meningkat menjadi 2.335 kasus. Hal ini yang membuat tahun 2010 bisa jadi dinobatkan sebagai tahun kekerasan terhadap anak di Indonesia yang
tertinggi. Kenaikannya sekitar 17 dibandingkan tahun lalu tahun 2009 Selain jumlahnya meningkat, bentuk kekerasan terhadap anak pada tahun
2010 ini juga semakin kejam dan tidak bisa diterima oleh akal sehat. Jika pada tahun- tahun yang lalu tidak ditemukan kekerasan terhadap anak dibawah usia satu tahun,
namun pada tahun 2010 Komnas Perlindungan Anak menemukan sejumlah kasus kekerasan pada anak yang masih berusia dibawah satu tahun.
38
Angka ini adalah hasil laporan dan aduan, kemungkinan besar jumlah kekerasan anak sesungguhnya
jauh lebih besar dari pada ini karena banyak yang tidak dilaporkan mengingat kebanyakan kasus yang terjadi dilingkungan keluarga wilayah privat.
39
37
http:www.komnaspa.or.idpdfJurnal Kecil F n D Pertengahan 2010.pdf. Diakses pada
tanggal 11 Pebruari 2011
38
Warta Kota, Rabu 22 Desember 2010 hlm. 2
39
Ibid.
54
B. Bentuk Kekerasan Terhadap Anak