86 yang mungkin akibat-akibat yang ditimbulkan tersebut tidak timbul secara
langsung tetapi akan terus menerus ada dalam diri, pikiran, dan hati anak-anak yang nantinya akan berpengaruh ketika mereka dewasa nanti.Maka dari itu
seharusnya terdakwa dalam kasus diatas bukan hanya dijerat Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga saja tetapi seharusnya juga dijerat
Undang-undang Perlindungan Anak.Apalagi dikatakan dalam kasus diatas bahwa saksi KIKI TUANDA selaku anak terdakwa juga turut mengalami kekerasan yang
dilakukan oleh terdakwa dengan menyiramkan kopi panas kepada saksi KIKI TUANDA.
C. Persamaan dan Perbedaan Hukum Islam dan Hukum Positif Tentang
Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Persamaan
Telah dipaparkan pada uraian terdahulu mengenai perlindungan anak baik mengenai hukum islam maupun hukum positif. Setelah mengikuti dan
mempelajari perlindungan terhadap anak dari kedua ketentuan hukum diatas, yaitu hukum islam dan hukum positif maka secara skala perbandingan dapat kita
ambil beberapa persamaan, yaitu; a.
Dua ketentuan hukum tersebut sama-sama menetapkan perlunya usaha- usaha perlindungan anak. Perlindungan ini diwujudkan dalam bentuk
pemenuhan terhadap hak-hak anak yang semestinya mereka terima, yang merupakan tanggung jawab orang tua.
87 b.
Mengenai kreteria dan pengertian anak, menurut kedua hukum tersebut pada intinya sama, yaitu anak yang telah dewasa adalah anak yang telah
matang sikap mentalnya, dan juga fisiknya. c.
Dalam hal kewajiban orang tua sebagai pelaksana utama perlindungan atas hak-hak anak, menurut kedua hukum tersebut pada intinya sama yaitu
pemenuhan terhadap hak-hak anak yang paling pokok dan mendasar, atau kebutuhan anak-anak, agar kelak mereka tumbuh dan berkembang secara
wajar, sehat, cerdas, mandiri dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesemuanya itu perlu dilindungi dan merupakan kewajiban dan tanggung
jawab dari orang tua. Sedangkan hak-hak yang dilindungi oleh orang tua, masyarakat dan pemerintah, menurut kedua hukum tersebut adalah hak-
hak yang menjadi kebutuhan mereka agar mereka tumbuh dan berkembang secara wajar.
2. Perbedaan
Adapun segi perbedaan dari kedua hukum tersebut yang menjadi cirri keistimewaan dalam rangka pemenuhan hak-hak anak serta perlindungan anak,
antara lain; a.
Sumber hukum yang digunaka keduanya berbeda. Dalam hukum islam, perlindungan hukum kepada anak berpijak kepada sumber-sumber hukum
islam yaitu Al- Qur‟an, Hadist, serta ijtihad para mujtahid dan imam-imam
madzhab. Sedangkan dalam hukum positif, sumber yang digunakan
88 berpijak kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga yudikatif
yang memang mengurusi hal itu. b.
Dalam hukum positif, kewajiban orang tua dalam pemeliharaan anak hanya dengan terpenuhinya sandang, pangan, dan papan serta dengan
penuh kasih sayang dan dalam pendidikannya berorientasi kemasa depan. Sedangkan didalam hukum islam dilebihkan dengan adanya aspek
spiritual dalam diri anak, yaitu harus juga terpenuhinya unsur rohani. c.
Tentang pendidikan anak, hukum positif menentukan agar anak-anak memperoleh pendidikan yang berorientasi kemasa depan dengan tujuan
dapat mengembangkan kemampuan dalam kehidupan sosialnya, dan kelak menjadi warga Negara yang baik, sesuai dengan watak perundang-
undangan. Sementara dalam syariat islam, pendidikan yang diberikan kepada anak adalah pendidikan yang berorientasi kemasa depan duniawi
dan juga berorientasi keakheratan ukhrowi, dengan tujuan agar akhlak anak tersebut terbina dengan baik, dengan didasari nilai-nilai keimanan
sejak dini.
D. Analisis Penulis Mengenai Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dalam