Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kekerasan Terhadap Anak

57 anak selalu ditempatkan bukan sebagai nomor satu, maksudnya, anak dapat diperlakukan apa saja oleh orang tuanya sendiri. Pandangan ini sesungguhnya adalah keliru. Sebab sesuai dengan pandangan theologis anak merupakan titipan dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, dalam ketentuan konvensi Hak Anak KHA maupun ketentuan umum Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 menetapkan bahwa anak adalah seseorang berusia dibawah 18 tahun termasuk anak dalam kandungan, oleh karenanya setiap orang tua, masyarakat, pemerintah dan Negara mempunyai kewajiban melindungi anak agar terhindar dari segala bentuk kekerasan dan penyiksaan. Namun ironisnya, meskipun pemerintah Indonesia telah meratifikasi KHA pada tahun 1990 dan secara yuridis dan politis terikat dalam konvensi internasional tersebut, pada hakekatnya Negara kita belum mampu mencegah dan melindungi anak dari segala bentuk kejahatan, penyiksaan, diskriminasi, penelantaran dan eksploitasi.

C. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kekerasan Terhadap Anak

Usaha yang dilakukan para pakar dalam mempelajari dan meneliti faktor yang turut mempengaruhi seseorang untuk melakukan kekerasan ternyata sulit sekali menemukan faktor yang pasti mengenai penyebab seseorang melakukan kekerasan. 41 41 Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, Cet. I, hlm. 50 58 Adapun penyebab kekerasan dalam rumah tangga biasanya dapat diidentifikasi karena adanya faktor gender dan patriaki, relasi kuasa yang timpang, dan role modeling perilaku hasil meniru. 42 Sebagai korban kekerasan fisik, seksual, dan perdagangan anak untuk tujuan seksual komersil, secara psikologis dan sosial anak mengalami masalah yang sangat kompleks, serta membutuhkan perhatian dan perlindungan khusus yang berkesinambungan. Untuk itu, pendamping perlu mengetahui apa-apa saja yang dialami oleh si anak, khususnya anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual, karena secara fisik anak perempuan akan mengalami kehilangan virginitas dan dapat mengalami kehamilan dini. Secara umum anak yang mengalami kekerasan akan mengalami trauma dan stress, mengalami mimpi-mimpi buruk, merasa terasing dari lingkungannya, murung dan putus asa, tidak bisa konsentrasi, tidak bisa tidur, bahkan bunuh diri. Dampak kejahatan terhadap anak secara fisik, seksual, dan psikis dapat diklasifikasikan sebagai berikut; 1. Kejahatan seksual dapat menyebabkan kehilangan virginitas, kehamilan dini, pembengkakan dan pendarahan pada alat kelamin, memar pada payudara, infeksi pada alat kelamin, sakit perut dan kepala, hilangnya gairah seks, takut, rasa bersalah, kebingungan, mengalami stress berat, bahkan kematian. 42 Prof. DR. H. Muchsin, SH.,Makalah: Peranan Putusan Hakim Pada Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta: Majalah Varia Peradilan No.260 Edisi Juli 2007 59 2. Kekerasan secara fisik mengakibatkan rasa sakit, memar, lebam, luka berat, luka ringan juga kematian. 3. Kekerasan psikis mengakibatkan perasaan tertekan, shock, trauma, rasa takut, emosi, kuper, dan depresi mendalam. Dari penjelasan diatas, apapun betuk kekerasan terhadap anak terlihat adanya dampak saling berkaitan, yang mana anak yang mengalami kekerasan fisik sudah pasti mengalami kekerasan psikis. Kemudian anak yang mengalami kekerasan seksual berdampak pada fisik dan psikis anak tersebut. Begitupun dengan bentuk kejahatan penelantaran dan perlakuan buruk bagi anak serta bentuk kejahatan lainnya mempunyai dampak yang sama. Sebagai contoh kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Cirebon. Bambang Eryanto 9 masih terbaring kesakitan di Rumah Sakit Pelabuhan Kota Cirebon, akibat luka-luka gigitan yang dilakukan ayah tirinya tanpa diketahui anggota lain di keluarga korban. Tubuh bocah kelas IV SD ini penuh dengan bekas luka gigitan, 10 diantaranya masih baru. Mulai dari dada, perut, paha, hingga pantat korban, terlihat lebih dari 20 gigitan orang dewasa. Semua bekas luka gigitan itu adalah gigitan Supendi 26, ayah tirinya yang tinggal serumah dengan kakak perempuan korban, Fitri 12 dan nenek korban, Danusi 70, di Desa Muara, Kecamatan Kapetakan, Cirebon. 60 Menurut penjelasan juniah 35 dan Turida 38, bibi dan paman korban, kelakuan bejat Supendi baru terungkap setelah korban pingsan selama satu jam setelah dibanting oleh Supendi. Bambang sempat dibawa ke Puskesmas Kapetakan, tetapi dirujuk oleh perawat untuk dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa dokter baru diketahui bahwa korban mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Keluarga sebenarnya sudah curiga karena Bambang terlihat tidak sehat, tapi dia selalu bilang tidak ada apa-apa. Itu karena dia takut dimarahi dan diceburkan ke sumur oleh bapak tirinya. Kecurigaan juga sudah dirasakan oleh para guru disekolah karena Bambang sering tidak fokus, seperti anak yang sakit ketika belajar dikelas. Bambang hanya bisa menahan rasa sakit tetapi tidak berani mengadu. Tak hanya digigit korban pun menerima perlakuan kasar seperti ditampar, disundut rokok, juga dipukul palu dibagian jari. Bahkan korban mengaku jika sempat mengalami pelecehan seksual dari ayah tirinya, itu terlihat dari bekas luka didubur dan alat kelaminnya. Supendi mengaku suka menggigit tubuh anaknya karena dorongan rasa jengkel melihat Bambang tidak menurut apa-apa yang dikatakannya. Kepala kepolisian AKP Amat Suhermat menduga Supendi mengalami kelainan seksual akibat memendam rasa kangen kepada isterinyaibu bambang yang saat ini sedang 61 menjadi TKW di Arab Saudi.Akibat tidak bisa mengontrol nafsunya, pelaku bertindak kasar.Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. 43 43 http:regional.kompas.comread2010073016463616Walah.Bapak.Gigit.Anak.Sampai. Luka.Html . diakses pada tanggal 11 Pebruari 2011 62

BAB IV HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TENTANG PERLINDUNGAN