Hak Anak Dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Positif

40 b. Bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya; c. Bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak; d. Bebas berserikat dan berkumpul; e. Bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan f. Memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan. Upaya sebagaimana dimaksud diatas dikembangkan dan disesuaikan dengan usia, tingkat kemampuan anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu perkembangan anak. pasal 56 ayat 2

D. Hak Anak Dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Positif

Masalah perlindungan hukum dan hak bagi anak merupakan upaya pendekatan untuk melindungi anak Indonesia. Dalam konvensi PBB tentang hak anak maupun Undang-undang Perlindungan Anak, hak anak adalah bagian integral dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Negara. 29 29 Pasal 1 Bab I Undang-undang Perlindungan Anak 41 Dalam kaitannya dengan persoalan perlindungan hukum bagi anak, maka UUD 1945 dalam Pasal 34 menyatakan bahwa: “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara”. Hal ini menunjukan bahwa adanya perhatian yang serius terhadap masalah perlindungan anak. Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 ini menghendaki agar kepentingan pembangunan bangsa dan Negara harus menomorsatukan anak sebagai sumber untuk generasi penerus bangsa. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 299 menyatakan bahwa: “Sepanjang perkawinan bapak dan ibu, tiap-tiap anak, sampai ia menjadi dewasa, tetap bernaung dibawah kekuasaan mereka, sepanjang mereka tidak dibebaskan atau dipecat dari kekuasaan itu” Dari pasal diatas jelaslah bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada anak karena orang tua merupakan pelaku utama dalam perlindungan terhadap anak. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Pasal 2, hak-hak anak meliputi: a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 42 b. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga Negara yang baik dan berguna. c. Anak berhak atas pemeliharan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. d. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar. Selain itu orang tua dalam hal memberikan perlindungan bagi anak adalah nomor satu yang bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 9 Bab III Undang- undang Kesejahteraan Anak. Melihat pasal tersebut, mengandung pengertian bahwa orang tua bertanggung jawab atas kesejahteraan anak yang meliputi mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak sedemikian rupa sehingga tercapai apa yang dituju dari Undang- undang Perlindungan Anak, yaitu perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhi hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan 43 dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. 30 Dalam Undang-undang Perlindungan Anak, hak anak terdapat pada Bab III Pasal 4-19 yang menyatakan: Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. pasal 4 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. pasal 5 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua. pasal 6 Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. pasal 7 ayat 1 Dalam hal karena suatu sebab orang tua tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar, maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. pasal 7 ayat 2 30 Pasal 3 Bab II Undang-undang Perlindungan Anak 44 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial. pasal 8 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. pasal 9 ayat 1 Khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus. pasal 9 ayat 2 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. pasal 10 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. pasal 11 Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitas, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. pasal 12 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: pasal 13 ayat 1 45 a. Diskriminasi: b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun sosial; c. Penelantaran; d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. Ketidakadilan; f. Perlakuan salah lainnya. Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan diatas, maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman. pasal 13 ayat 2 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan danatau aturan hukum yang sah menunjukan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. pasal 14 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: pasal 15 a. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata; c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial; d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan: dan e. Pelibatan dalam peperangan. 46 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. pasal 16 ayat 1 Setiap anak berhak memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. pasal 16 ayat 2 Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. pasal 16 ayat 3 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk: pasal 17 ayat 1 a. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penetapannya dipisahkan dari orang dewasa; b. Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c. Membela diri dan memperoleh keadilan didepan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan. pasal 17 ayat 2 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. pasal 18 Setiap anak berkewajiban untuk menghormati orang tua, wali, dan guru, mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman, mencintai tanah air, 47 bangsa dan Negara, menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya dan melaksanakan etika dan akhlak yang mulia. pasal 19 Hak-hak anak diatas tertuang dalam Undang-undang Perlindungan Anak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 dan prinsip-prinsip pokok yang tercantum dalam konveksi hak-hak anak. 48

BAB III BENTUK DAN DAMPAK KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM