18
2.2. Penelitian Terdahulu
Andriayani 2009, meneliti analisis kelayakan finansial usahatani cabai dengan sistem irigasi tetes di PT. Agro 1973. Untuk menghitung kelayakan
finansial usahatani cabai dengan sistem irigasi tetes menggunakan kriteria investasi berupa Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan
Payback Periode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan total usahatani per tahun sebesar Rp. 150.766.200,- tahun dengan produksi total
29.561 kgtahun maka diperoleh payback periode selama 1 tahun 8 bulan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV dengan discount rate 12 diperoleh NPV
sebesar Rp. 72.598.248.- dan nilai IRR sebesar 25,68 . Dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai dengan sistem irigasi tetes di PT. Agro 1973 layak untuk
diusahakan lebih lanjut, karena NPV bernilai positif lebih dari nol dan IRR lebih besar dari discount rate.
Dwikawara 2010, melakukan penelitian analisis kelayakan finansial jambu biji melalui penerapan irigasi tetes di desa Ragajaya, Bogor. Pada
penelitian tersebut nilai Net Present Value NPV yang diperoleh petani menggunakan irigasi tetes dengan penurunan output hingga 15 pada tingkat
suku bunga disconto 11 adalah lebih besar Rp. 358.838.843.- atau 165,72 dibandingkan dengan nilai NPV pada kondisi yang sama dengan pengairan tadah
hujan. Begitu pula dengan Net BC Rasio, pada irigasi tetes Net BC Rasio lebih besar 2,8 atau 62,22 dan IRR lebih besar 12,28 dibandingkan usahatani
jambu biji dengan tadah hujan. Akibat dari pemanfaatan teknologi irigasi tetes tersebut, waktu pengembalian investasi lebih cepat 1 tahun 9 bulan. Dapat
19 disimpulkan usahatani jambu biji dengan penerapan irigasi tetes ini cukup layak
untuk dijalankan usahanya.
2.3. Kerangka Pemikiran
Penelitian dimulai dengan mengamati keadaan PT. MUS khususnya di Wahana Melon. Penelitian dilanjutkan dengan mendeskripsikan kegiatan usaha,
seperti budidaya melon hidroponik, tenaga kerja, dan penjualan terkait dengan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Hal-hal tersebut perlu diketahui untuk
melihat sejauh mana kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola usaha budidaya melon hidroponik. Untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau
tidak dilakukan kajian pada segi finansial. Pertama akan dianalisis biaya-biaya usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan yang meliputi biaya tetap dan biaya
variabel. Kedua, dianalisis besarnya pendapatan yang diterima dari hasil penjualan melon kemudian dianalisis Break Event Point BEP budidaya melon
hidroponik. Pada saat terjadi penurunan pendapatan perusahaan telah melakukan reinvestasi solar tuff dan screen net. Biaya reinvestasi solar tuff dan screen net
tersebut menjadi landasan untuk menghitung penilaian kelayakan yaitu NPV, IRR, Profitability Index, dan Payback Period. Untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh yang terjadi atas perubahan harga di masa yang akan datang maka dilakukan analisis sensitivitas. Variabel-variabel yang digunakan sebagai alat
analisis sensitivitas pada penelitian diantaranya adalah : 1 peningkatan harga benih melon sebesar 9; 2 peningkatan harga nutrisi sebesar 9; 3
peningkatan harga tenaga kerja sebesar 9; 4 peningkatan harga benih melon,
20 nutrisi dan tenaga kerja sebesar 9; 5 penurunan pendapatan sebesar 10; 6
peningkatan harga benih melon sebesar 9 dengan modal pinjaman 20; 7 peningkatan harga nutrisi sebesar 9 dengan modal pinjaman 20; 8
peningkatan upah tenaga kerja sebesar 9 dengan modal pinjaman 20; 9 peningkatan harga benih melon, nutrisi dan upah tenaga kerja sebesar 9 dengan
modal pinjaman 20; 10 penurunan pendapatan sebesar 10 dengan modal pinjaman 20.
Hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan apabila usaha layak maka usaha tersebut dapat terus dilaksanakan dan rekomendasi difokuskan pada
pengembangan perusahaan ke depan, sedangkan apabila usaha tersebut tidak layak maka perusahaan tersebut harus mengadakan perbaikan dalam usaha dan
adanya pengefisienan terhadap biaya yang dikeluarkan dan perlu adanya perbaikan dalam perusahaan. Untuk lebih jelas, maka alur kerangka pemikiran
dapat dilihat pada Gambar 2.
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di PT. Mekar Unggul Sari yang terletak di Jalan Raya Jonggol KM 3, Cileungsi, Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Oktober 2010.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari data langsung perusahaan yang berupa
hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pimpinan Wahana Melon PT. Mekar Unggul Sari dan karyawan dengan bantuan kuesioner yang telah
dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang terkait. Data sekunder juga diperoleh melalui proses membaca,
mempelajari, dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah, penelitian terdahulu, serta sumber-sumber data lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.