14
2.1.4.3.Penerimaan dan Pendapatan
Soekartawi dkk 1986:76 menjelaskan bahwa penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang bisa berwujud tiga hal,
yaitu hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil penjualan produk sampingan, dan produk yang dikonsumsi rumah tangga selama melakukan kegiatan usahatani.
Menurut Soekartawi 2006:57 pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Data pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran
untuk melihat apakah suatu usaha menguntungkan atau merugikan. Berdasarkan data pendapatan itu pula kita dapat melihat sampai seberapa besar keuntungan
atau kerugiaan usaha tersebut.
2.1.4.4. Break Even Point BEP
Soeharto 1999:13 menyatakan bahwa break even point adalah titik di
mana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya
dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan asumsi bahwa harga penjualan per unit produksi adalah konstan maka jumlah unit pada titik impas.
Berdasarkan grafik pada Gambar 1 terlihat bahwa perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi harus memproduksi dan menjual lebih banyak produk
untuk sampai pada titik impas dibanding perusahaan dengan biaya tetap lebih rendah Soeharto, 1999:115.
15
y Pendapan dan
biaya juta rupiah 180
Penerimaan penjualan
140
Titik impas Daerah laba
Total biaya
100 Biaya tetap
80 Daerah
rugi 40
x 200
400 600
800 1000
Volume penjulan
Gambar 1. Grafik Break Even Point Sumber: Soeharto, 1999:116
2.1.4.5. Net Present Value NPV
Samryn 2002:241 menjelaskan net present value NPV atau nilai sekarang merupakan hasil perhitungan yang menunjukkan kesetaraan pendapatan,
arus kas, atau penghematan biaya dari investasi yang diperkirakan akan diperoleh pada masa yang akan datang dengan nilai investasi yang dilakukan saat ini,
berdasarkan pertimbangan perubahan daya beli uang atau nilai waktu uang. Menurut metode NPV seluruh aliran kas bersih di-present value-kan atas
dasar faktor diskonto discount factor = DF, hasilnya dibandingkan dengan initial investment. Selisih antara keduanya merupakan NPV. Faktor diskonto
adalah suatu angka yang apabila dikalikan dengan arus kas bersih atau penghematan biaya dari investasi akan menghasilkan angka yang setara dengan
16 nilai kas tersebut pada saat investasi, berdasarkan tingkat bunga modal yang
berlaku. Bunga modal biasanya dianggap sebagai rate of return minimal yang harus dicapai dari suatu investasi Samryn, 2002:240
2.1.4.6. Internal Rate of Return IRR