43 panen. Pemetikan dilakukan pada tangkai buah paling tidak sepanjang 3 cm dari
pangkal buah. Hal ini bertujuan untuk menambah masa simpan buah dari kerusakan mikrobiologis baik dari bakteri maupun virus.
Proses pemanenan difokuskan untuk pemenuhan wisata petik pengunjung, sehingga panen dilakukan setiap hari. Pengunjung secara langsung dapat memilih
buah yang diinginkan dan sekaligus merasakan panen melon dengan tangan sendiri. Pemetikan oleh pengunjung turut diawasi oleh karyawan sekaligus
diberikan penjelasan kepada pengunjung bagaimana cara panen buah melon yang baik dan menjelaskan tentang budidaya melon itu sendiri. Panen yang dilakukan
pengunjung tidak dibatasi, sehingga pengunjung dapat melakukan panen sesuai dengan konsumsi pengunjung.
4.5.3. Pemasaran
Buah melon yang dibudidayakan di PT. MUS ditujukan untuk komersial sebagai sarana petik buah di wahana melon Taman Wisata Mekarsari dan
pemenuhan konsumsi pengunjung. Oleh karena itu, PT. MUS melakukan produksi melon secara berkesinambungan. Pangsa pasar yang dapat diserap oleh pengelola
yaitu pengunjung Taman Wisata Mekarsari. Khususnya pengunjung greenland dan pengunjung reguler.
44
4.5.4. Tenaga Kerja
Jumlah karyawan pada wahana melon seluruhnya sebanyak empat orang yang merupakan tenaga kerja kontrak per satu tahun, setiap habis kontrak
perusahaan memberikan waktu jeda maksimal satu bulan, kemudian diperpanjang kembali. Rata-rata tingkat pendidikan SMU dan SMP. Jam kerja karyawan yaitu
dari jam 08.00 -16.00 WIB. Tenaga kerja diberi kesempatan libur 1 hari dalam seminggu secara bergiliran. Gaji dan upah adalah salah satu faktor pendukung
yang dapat memicu karyawan dan juga sebagai penunjang kesejahteraan karyawan, karena itu penentuan besarnya gaji menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan dan merupakan salah satu standarisasi operasional manajemen perusahaan. Penentuan gaji didasarkan atas sistem gaji yang berlaku diperusahaan.
Perusahaan hanya memberikan gaji perbulan, tidak ada uang lembur, insentif dan tunjangan lainnya.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kelayakan finansial budidaya melon hidroponik merupakan suatu analisis yang didasarkan pada harga-harga riil dari apa yang sebenarnya terjadi di
PT. MUS. Hal yang akan dianalisis adalah biaya dari kegiatan budidaya melon hidroponik. Selain itu, analisis finansial juga akan memberikan gambaran penilaian
kinerja perusahaan serta prospek usaha di masa akan datang. Analisis finansial akan memberikan informasi sejauh mana posisi budidaya melon hidroponik di PT. MUS
terhadap perubahan-perubahan biaya dan pendapatan yang terjadi.
5.1. Struktur Biaya
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada usaha budidaya melon hidroponik PT. MUS terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dalam menghitung analisa
BEP budidaya melon hidroponik di PT. MUS menggunakan analisa pendapatan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, berdasarkan data yang diterima dari
PT. MUS. Untuk menghitung analisis kelayakan finansial NPV, IRR, PI, dan Payback Period menggunakan Cash flow perhitungan selama 10 tahun yaitu dari
tahun 2010 sampai dengan 2019 yang didasarkan pada umur ekonomis rumah plastik greenhouse setelah dilakukannya reinvestasi.