Infrastruktur Sebagai Daya Tarik Investor

infrastruktur yang memadai di pedesaan dan kawasan timur Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas, telah mengakibatkan ketertinggalan pembangunan di wilayah tersebut. Terbatasnya akses infrastruktur di pedesaan, seperti infrastruktur irigasi sumber air, jalan, pasar, sekolah, dan fasilitas publik lainnya telah mengakibatkan penurunan produktivitas masyarakat desa, yang aktivitasnya kebanyakan di sektor pertanian. Penurunan produktivitas ini pun akhirnya menghambat pembangunan pertanian dan pedesaan. Pada akhirnya, masalah kemiskinan pun tidak teratasi, karena itu sebagian besar insiden kemiskinan terjadi di pedesaan.

2.5 Infrastruktur Sebagai Daya Tarik Investor

Infrastruktur merupakan sebuah elemen penting dari sebuah iklim investasi. Ketiadaan atau kurang memadainya infrastruktur akan menjadi penghalang, baik terhadap laju pertumbuhan sektor riil maupun masuknya minat investasi swasta World Bank, 2004. Karena itu, untuk menunjang laju pertumbuhan sektor riil di Indonesia, diperlukan infrastruktur yang kuantitas, kualitas, jenis, dan distribusinya memadai. Pertumbuhan sektor riil diharapkan mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada, sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan. Dengan menurunnya pengangguran, dan meningkatnya akses masyarakat terhadap fasilitas publik, maka angka kemiskinan pun dapat diturunkan. Untuk itu, program pembangunan infrastruktur ke depan, yang perlu dilakukan pemerintah harus mencakup program-program pembangunan infrastruktur yang Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. mendukung upaya revitalisasi pertanian dan agroindustri pedesaan, antara lain: sumber daya air dan irigasi, prasarana jalan terutama jalan ke dan di dalam kawasan pedesaan, prasarana angkutan, energi, dan ketenagalistrikan. Disamping itu, untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah perlu melakukan pembangunan infrastruktur di bidang kesehatan dan pendidikan, pos dan telematika, perumahan, air minum dan air limbah, serta persampahan dan drainase. Dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah juga harus memperhatikan prinsip keadilan dan pemerataan, dengan menfokuskan pembangunan pada daerah-daerah tertinggal dan daerah-daerah dengan infrastruktur yang minim. Dengan demikian, kesenjangan pembangunan antar wilayah di Indonesia dapat dikurangi. Beberapa studi membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur pedesaan akan memberikan dampak positif yang lebih besar, tidak hanya terhadap pertanian tetapi juga non-pertanian. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Fan dan Kang 2004 seperti yang diuraikan sebelumnya, dimana pembangunan jalan pedesaan memberikan dampak positif lebih besar daripada pembangunan infrastruktur jalan perkotaan. Dan dampak positif yang dihasilkan dari pembangunan infrastruktur jalan pedesaan tidak hanya signifikan bagi pembangunan pertanian tetapi juga non-pertanian. Menurut Lipton dan Ravallion dalam JBIC, 2002, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat miskin, diperlukan investasi yang berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur pedesaan, yang dapat Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. meningkatkan produksi pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di pedesaan. Dengan demikian, dalam jangka panjang, angka kemiskinan kronis dapat dikurangi. Dalam paper penelitian JBIC juga dirujuk penelitian Jimenez 1995 yang memperlihatkan bahwa pembangunan irigasi, jalan beraspal, atau peningkatan kepadatan jalan-jalan daerah, memiliki dampak langsung terhadap pengurangan kemiskinan, yaitu melalui peningkatan produktivitas pertanian. Hasil penelitian JBIC 2002 sendiri memberikan bukti empiris yang kuat akan peran infrastruktur irigasi terhadap pengurangan kemiskinan. Penemuan penelitian ini memperlihatkan bahwa insiden dan kedalaman kemiskinan, yang diukur dari indikator penerimaanpengeluaran, paling banyak terjadi di daerah tanpa infrastruktur irigasi. Namun sebaliknya, insiden kemiskinan kronis atau struktural sedikit sekali di daerah yang memiliki infrastruktur irigasi, dan sumber air yang cukup. Karena itu, infrastruktur irigasi dan sumber air perlu dipelihara dengan baik agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Selama ini, jangkauan pembangunan infrastruktur masih sangat terbatas dan lebih banyak terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia dan wilayah perkotaan. Pada tahun 2005, pemerintah menawarkan 91 proyek utama senilai 22, 5 miliar dolar AS. Proyek-proyek tersebut masih didominasi proyek jalan tol yaitu 38 proyek air bersih 24, proyek bidang gas 6, proyek ketenagalistrikan 12, proyek bandara 5, proyek pelabuhan 4, proyek telekomunikasi 1, dan proyek pembangunan rel KA 10. Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. Pembangunan pertanian dan pedesaan juga akan berdampak luas pada pembangunan sektor-sektor di luar pertanian dan pedesaan. Studi pemasaran pertanian membuktikan bahwa tidak sempurnanya infrastruktur pertanian mendorong perbedaan yang nyata antara harga pada pusat pasar dengan farm-gate Timmer et.al, 1983. Sementara menurut Bolt 2004, ekspansi pasar tergantung pada ketersediaan akses fisik untuk input dan pasar produk membutuhkan konektivitas infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur pertanianpedesaan yang memadai diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas ekonomi, baik di sektor pertanian maupun non-pertanian. Menurut Ali dan Pernia 2003, selain faktor rendahnya penyerapan tenagakerja non-farm dan produktivitas tenagakerja, faktor utama yang mendasari kemiskinan pedesaan adalah rendahnya produktivitas terutama di sektor pertanian. Dengan dukungan infrastruktur, produktivitas dan efisiensi pertanian dapat ditingkatkan. Dengan demikian dapat diperoleh upah dan penghasilan yang lebih tinggi. Peningkatan ini akan mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi di sektor lainnya, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Proses pertumbuhan yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dan difasilitasi oleh ekspansi pasar ini pada gilirannya akan menjadi faktor pull-up yang penting untuk mainstreaming the rural poor, dan masyarakat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan dan diversifikasi pertanian serta oportunitas dari non-farm Yao,2003. Ketersediaan infrastruktur pertanianpedesaan dipercaya mampu memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas masyarakat, baik di sektor pertanian maupun non-pertanian, serta mengurangi kesenjangan ekonomi. Permasalahannya, strategi Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. pembangunan infrastruktur di masa lalu yang bersifat top down telah mematikan daya kreativitas masyarakat pedesaan. Pemerintah di level bawah lebih banyak menjadi pelaksana proyek daripada sebagai pencetus dan penggagas pembangunan. Strategi pertama adalah pembangunan infrastruktur yang melibatkan rakyat. Ini berarti, pembangunan infrastruktur dilakukan dengan program padat karya, dan melibatkan rakyat dalam pemeliharaan infrastruktur. Perencanaan infrastruktur dilakukan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Melalui pembangunan infrastruktur program padat karya ini, masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. Lewat partisipasi tersebut lapangan kerja produktif akan terbuka. Strategi kedua dalam pembangunan infrastruktur adalah pembangunan yang meningkatkan peran serta dan tanggung jawab pemerintah daerah. dalam pembangunan infrastruktur, peran serta dan tanggung jawab pemerintah daerah harus meningkat karena setelah kebijakan desentralisasi fiskal, dana yang disediakan relatif memadai di daerah. Hendaknya pemerintah daerah menggunakan dana tersebut secara optimal untuk mempercepat pertumbuhan sektor riil melalui pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. Perencanaan infrastruktur daerah juga dilakukan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Strategi ketiga dalam pembangunan infrastruktur adalah pembangunan yang melibatkan partisipasi pihak swasta. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur memerlukan dana yang cukup besar. Dengan mempertimbangkan keterbatasan dana pemerintah, maka pemerintah harus melibatkan pihak swasta dalam pembangunan Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. infrastruktur yang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak. Melalui partisipasi swasta, beban keuangan pemerintah dapat dikurangi sehingga pemerintah dapat mengalokasikan anggarannya pada infrastruktur dasar lainnya yang tidak melibatkan swasta. Partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur juga dapat memberikan manfaat transfer teknologi dan pengelolaan yang lebih baik. Disamping itu, swasta juga tetap dilibatkan secara aktif dalam menyusun kerangka pembangunannya, terutama dalam hal pemeliharaan sehingga setiap sarana yang menunjang kelancaran usaha dapat berkelanjutan. Beberapa modalitas untuk berpartisipasinya swasta dalam pembiayaan infrastruktur adalah kontrak pengelolaan management contracts, leasing, joint venture, konsensi dan Build Operate-Transfer BOT, rehabilitate-operate-transfer, transfer-operate-transfer, serta merger dan akuisisi Wei, 2001.

2.6 Preferensi