BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Konseptual Penelitian
Revitalisasi otonomi daerah dan kebijakan desentralisasi yang diformatkan pada Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
Undang No.33 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah memberikan peluang sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah
untuk menggali potensi ekonomi yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peluang otonomi daerah ini diperkuat lagi dengan kerangka AFTA dimana adanya pemberian dan pengurangan tarif perdagangan barang dan jasa antar negara
yang menjadikan daerah otonom kabupaten-kota pada posisi yang strategis. Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan dari
otonomi daerah tersebut, maka daerah otonom baik itu kota maupun kabupaten harus mampu meningkatkan kemampuan ekonomi daerahnya. Pembangunan ekonomi
daerah dapat ditingkatkan jika daerah mampu menciptakan daya tarik daerahnya terhadap masuknya investor baik berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri
PMDN maupun bentuk Penanaman Modal Asing PMA. Masuknya investor kesuatu daerah akan membuka kesempatan kerja, sekaligus akan meningkatkan
ekonomi masyarakat dan mempengaruhi terhadap berkurangnya pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut. Investor dalam menanam modalnya memerlukan iklim
122
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
yang sehat dan kondusif serta kemudahan-kemudahan ketersediaan infrastruktur di daerah tempatnya akan melakukan investasi.
Secara umum masuknya investor ke suatu daerah tergantung daya tarik daerah tersebut yaitu iklim yang sehat dan kondusif dan kemudahan-kemudahan yang
terdapat di daerah tersebut baik transportasi, jalan raya, jaringan air bersih, pelabuhan laut, pelabuhan udara, sarana komunikasi, perbankan, rumah sakit serta infrastruktur
lainnya. Dari pemahaman studi literatur dan pendapat para pakar dalam berbagai
pertemuan menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi masuknya investor ke suatu daerah atau negara adalah ketersediaan infrastruktur fisik.
Infrastruktur yang baik secara kualitas maupun kuantitas di suatu daerah, merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli baik di China, Bangladesh, Indonesia, dan di negara-negara lainnya menunjukkan bahwa peningkatkan
pembangunan infrastruktur akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara- negara tersebut. Pembangunan infrastruktur menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek akan mengurangi pengangguran, dan dalam jangka menengah dan panjang akan mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut daerah kabupaten dan kota harus berusaha meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerahnya agar dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta menarik para investor untuk berinvestasi di daerahnya.
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
Untuk memudahkan investor memilih daerah tempatnya berinvestasi diperlukan informasi tentang rangking rating suatu daerah berdasarkan nilai infrastruktur yang
tersedia di daerah tersebut. Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini belum mempunyai rating daerah
kabupaten-kota yang didasarkan pada nilai infrastruktur yang ada di daerahnya. Rating ini sangat dibutuhkan oleh investor maupun pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam merencanakan bantuan pengelolahan infrastruktur ke daerah kabupaten -kota di wilayah Sumatera Utara. Bagi daerah kabupaten-kota rating ini diperlukan
untuk menentukan urutan prioritas hal ini dilakukan karena masalah klasik yakni terbatasnya dana kabupaten-kota dalam pembangunan infrastruktur.
Untuk menentukan rating kabupaten-kota di wilayah Sumatera Utara berdasarkan nilai infrastrukturnya diperlukan alat analisis yang baik. Pada penelitian
ini akan digunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP yang banyak digunakan di berbagai bidang dalam menentukan rating.
Untuk menggunakan metode AHP diperlukan preferensi dari para pakar dan praktisi yang benar-benar memahami secara baik masalah infrastruktur. Dengan
demikian preferensi masyarakat tidak dapat diserap melalui metode AHP ini, sedangkan dalam era desentralisasi dan otonomi daerah perencanaan harus
menyertakan masyarakat mulai dari perencanaan awal, perumusan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah. Oleh sebab itu
diperlukan suatu metode yang mampu menyerap preferensi masyarakat selain preferensi pakar. Pada penelitian ini dicoba untuk mengembangkan metode AHP
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
dalam usaha mengikut sertakan preferensi masyarakat antara lain preferensi LSM, Pemerintah, Pakar dari Perguruan Tinggi, praktisi dan Stakeholder lainnya. Dari
penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi berupa model pengambilan keputusan dalam perencanaan wilayah dan diperolehnya rating kabupaten-kota di
wilayah Sumatera Utara berdasarkan nilai infrastruktur. Dengan rating kabupaten-kota yang diperoleh, maka secara teori kabupaten-kota
yang memiliki rating yang tinggi tentu akan mempunyai kuantitas dan kualitas infrastruktur yang baik , dan akan memperlancar aktivitas kegiatan penduduk dan
perekonomian. Hal ini akan menjadi daya tarik untuk masuknya PMDN dan PMA ke kabupaten-kota tersebut.
Masuknya investasi ke kabupaten-kota dimaksud tentu akan membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
dengan demikian secara teori akan meningkatkan PDRB, PAD, dan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh masuknya PMDN dan PMA ke kabupaten-kota bersangkutan.
Penelitian akan memperlihatkan apakah benar terdapat hubungan antara posisi rating kabupaten-kota berdasarkan nilai infrastruktur di wilayah Sumatera Utara
dengan besarnya PDRB, PAD dan jumlah tenaga kerja yang diserap PMDN dan PMA di kabupaten-kota bersangkutan.
Kerangka konseptual dari keseluruhan kegiatan penelitian diperlihatkan pada Gambar-5 berikut :
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
3.2 Kerangka Konseptual