2.2.2 Peranan infrastruktur dalam pengembangan wilayah di Indonesia
Dalam penyediaan
Infrastruktur, Indonesia mengalami berbagai permasalahan, diantaranya: keterbatasan dana, teknologi, dan sumber daya manusia,
kurangnya pemeliharaan infrastruktur, serta ketidakmerataan penyebaran infrastruktur. Dalam kaitannya dengan keterbatasan dana, sejak krisis ekonomi tahun
1998, kondisi infrastruktur di Indonesia semakin memburuk akibat keterbatasan anggaran untuk pembangunan maupun pemeliharaan infrastruktur. Keadaan ini
menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam kaitannya dengan keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia, sama seperti permasalahan
negara berkembang lainnya, Indonesia perlu bekerjasama dengan negara lain untuk menyerap teknologi modern dan meningkatkan kemampuan pengelolaan infrastruktur
yang lebih baik. Sedangkan untuk masalah ketidakmerataan penyebaran infrastruktur, ini
merupakan permasalahan lama yang harus segera diatasi agar pemerataan pembangunan dan kesejahteraan dapat tercipta. Selama ini pembangunan
infrastruktur Indonesia selalu difokuskan pada infrastruktur perkotaan dan infrastruktur di kawasan barat Indonesia. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat
pedesaan dan juga pembangunan di kawasan timur Indonesia menjadi tertinggal. Jika hal ini dibiarkan terus, maka persoalan kemiskinan struktural tidak akan pernah
teratasi karena jumlah penduduk miskin terbesar terdapat di pedesaan.
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
Salah satu infrastruktur yang penting adalah infrastruktur jalan. Jalan merupakan prasarana transportasi yang penting untuk memperlancar distribusi barang antar
daerah serta meningkatkan mobilitas penduduk. Dalam konteks pembangunan pertanian dan pedesaan., jaringan jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus
faktor produksi maupun arus pemasaran hasil. Secara umum, kondisi jaringan jalan nasional beberapa tahun terakhir juga terus
mengalami penurunan. Pada tahun 2004, kondisi jaringan jalan yang layak hanya tinggal 54 persen. Perkembangan kondisi baik dan sedang jalan kabupaten dan
provinsi juga cenderung mengalami penurunan, sementara perkembangan kondisi jalan nasional relatif baik dan terus mengalami peningkatan. Penyebab penurunan
kondisi jalan ini, antara lain: kualitas kontruksi jalan yang belum optimal, pembenahan berlebih, bencana alam seperti longsor, banjir, dan gempa bumi, serta
menurunnya kemampuan pembiayaan setelah masa krisis ekonomi yang menyebabkan berkurangnya secara drastis biaya pemeliharaan jalan pemerintah
Bappenas, 2005. Infrastruktur lainnya seperti air dan irigasi adalah nerupakan sumber kehidupan
yang penting bagi masyarakat. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2005-2009 disebutkan bahwa pembangunan di bidang sumber daya air pada
dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan air bersih agar mampu berperikehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif. Pembangunan di bidang sumber daya air juga bertujuan untuk mengendalikan daya rusak air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman.
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
Sementara jaringan irigasi merupakan prasarana penting dalam mendukung pembangunan pertanian untuk mencapai ketahanan pangan. Sampai saat ini,
pelayanan air minum perpipaan di Indonesia baru menjangkau 56,6 juta penduduk, sementara kebutuhan akan air rumah tangga meningkat secara terus menerus dengan
kenaikan rata-rata 10 persen setiap tahunnya . Disamping itu, untuk kebutuhan irigasi, indonesia membutuhkan pertumbuhan air lebih dari 10 persen per tahun pada periode
yang sama Bappenas, 2005. Dalam hal Infrastruktur energi, Indonesia yang dikaruniai kekayaan alam yang
melimpah dan memiliki potensi sumber energi yang cukup banyak dan beragam. Namun penggunaan energi selama ini masih bertumpu pada energi yang tidak
terbarukan, seperti minyak bumi, padahal cadangan minyak bumi Indonesia semakin menipis. Untuk mengatasi hal ini perlu dimulai pemamfaatan energi alternatif secara
bertahap, dengan, mengembangkan infrastruktur untuk memproduksi dan menyalurkan energi fossil selain minyak bumi, yaitu batu bara, gas alam, dan panas
bumi, serta energi alternatif lainnya Bappenas, 2005. Di bidang Infrastruktur telekomunikasi dan informasi merupakan sarana untuk
mempercepat penyebaran informasi sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ekonomi dan pembangunan. Sayangnya pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi
dan informasi di Indonesia masih lambat serta lebih terpusat di kawasan barat Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Sampai dengan tahun 2003, sebagian besar 86
persen infrastruktur telekomunikasi terkonsentrasi di Sumatera, Jawa dan Bali. Dengan demikian hanya 14 persen dari infrastruktur telekomunikasi terdapat di
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
wilayah Indonesia Timur. Kesenjangan infrastruktur ini juga terjadi antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Hingga tahun 2003 masih terdapat 43 ribu desa 64 persen
dari total desa yang tidak memiliki fasilitas telekomunikasi. Selama tahun 1999-2003 diperkirakan jumlah pelanggan internet meningkat lebih dari 238 persen, yaitu dari
256 ribu orang menjadi 865 ribu orang, sedangkan pengguna internet meningkat dari 1 juta orang menjadi 8 juta orang, meningkat sebesar 700 persen Bappenas, 2005.
Berdasarkan kondisi pembangunan beberapa jenis infrastruktur tersebut diatas, dapat dilihat bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia selain masih berjalan
lambat, juga belum terdistribusi secara merata. Kesenjangan pembangunan infrastruktur ini bukan hanya terjadi antar desa dan kota tetapi juga dalam dimensi
yang lebih luas yaitu antar wilayah. Jika sasaran pembangunan infrastruktur adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan mengurangi
kemiskinan, maka pemerintah perlu menetapkan prioritas yang tepat dalam pembangunan infrastrukturnya. Sebagai negara agraris yang sebagian besar
masyarakatnya bekerja di sektor pertanian dan tinggal di pedesaan, serta dengan jumlah kemiskinan terbesar terdapat di pedesaan, maka seharusnya pemerintah
menaruh prioritas pada pembangunan infrastruktur pertanian dan pedesaan.
2.3 Peranan Infrastruktur Dalam Pertumbuhan Ekonomi Dunia