Studi Pendahuluan METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini meliputi beberapa tahapan kegiatan studi, setidaknya ada sepuluh tahapan pengerjaan, mulai dari studi pendahuluan sampai dengan penyebarluasan hasil studi. Secara lebih rinci tahapan-tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

4.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan melalui desk-study dan survey instansional. Dalam desk-study dilakukan kajian ilmiah, legal dan empiris mengenai model pengukuran kinerja yang sudah ada danatau pernah diimplementasikan berdasarkan literatur- literatur. Kajian tersebut bertujuan memberi wawasan dalam merumuskan konsepsi awal model merangking daerah otonom kabupaten-kota, yang mencakup: a. Identifikasi jenis infrastruktur yang akan diukur, dalam hal ini yang diukur terbatas pada infrastruktur wilayah yang menjadi kewenangan masing-masing kabupaten-kota sebagai daerah otonom, bukan infrastruktur yang berupa jaringan dengan kewenangan yang berada di tingkat provinsi ataupun pusat. b. Variabel dan indikator pengukuran untuk masing-masing jenis infrastruktur wilayah tadi. Untuk mempertajam kajian, dilakukan pula in-depth interview dengan para pakar dari instansi-intansi yang pernah berpengalaman dalam mengembangkan indikator- 129 Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara. USU e-Repository © 2008. indikator pengukuran kinerja infrastruktur, yaitu provinsi Sumatera Utara oleh Bappeda Sumatera Utara yang diwakili Sub Bidang Infrastruktur wilayah, pemerintah kabupaten-kota di Sumatera Utara, masing-masing diambil satu orang didasarkan pada fungsi kabupaten-kota tersebut , yaitu pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal. Selain dari unsur pemerintah diambil pula para stakeholder lain di luar pemerintah, seperti LSM pada bidang pembangunan kabupaten-kota, calon responden dan para pakar dari Perguruan Tinggi. Hasil kajian dalam studi pendahuluan yang dilakukan merupakan rumusan awal indikator kinerja infrastruktur daerah otonom kabupaten-kota. Rumusan awal yang diperoleh masih bersifat umum. Untuk merincinya menurut jenis infrastruktur, dilakukan penyepakatan jenis infrastruktur yang akan diukur pada tahap selanjutnya.

4.2. Penggabungan Preferensi untuk Memperoleh Kesepakatan Infrastruktur Yang Akan Diukur