kerja yang diserap investor yang masuk ke kabupaten-kota bersangkutan.
1.3 Tujuan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari beberapa tujuan yang ingin dicapai,
di antaranya: 1. Diperolehnya pengembangan metode AHP yang mampu menyerap preferensi
masyarakat, sesuai dengan prinsip pelaksanaan otonomi daerah. 2. Diperolehnya
rating kabupaten – kota di wilayah Sumatera Utara. 3. Diperolehnya informasi tentang hubungan antara rating kabupaten-kota dengan
besarnya PDRB, PAD dan jumlah tenaga kerja yang diserap PMDN dan PMA di kabupaten-kota bersangkutan.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan mempunyai tingkat objektivitas yang cukup baik tidak
hanya dalam menghasilkan rating kabupaten-kota di wilayah Sumatera Utara, tetapi juga memberikan semacam preskripsi bagi daerah yang dikaji dalam
peringkat tersebut, karena peneliti independen dalam melakukan penelitian. 2.
Hasil pengembangan metode AHP dapat digunakan sebagai model analisis pada perencanaan partisipatif, sesuai prinsip pelaksanaan otonomi daerah dimana
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus mengikutsertakan masyarakat.
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
3. Hasil penelitian dapat menjadi embrio dari sebuah sistem tolok ukur penilaian
infrastruktur yang bersifat regional maupun nasional, yang selanjutnya akan sangat dibutuhkan dalam menciptakan suatu iklim parsaingan sehat, dalam
penyediaan infrastruktur wilayah. 4.
Aspek yang lebih penting dari penelitian ini adalah tindakan dari hasil pengurutan rating tersebut. Atau dalam dunia perencanaan wilayah dan kota lebih mengarah
kepada suatu preskripsi. Preskripsi ini diarahkan sebagai rancangan yang berupa rencana-rencana tindak bagi daerah sesuai dengan urutan tersebut. Isi preskripsi
dari program tindak tersebut dapat berupa arahan pengembangan infrastruktur, serta arahan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur wilayah yang ada.
5. Penelitian ini tidak hanya menerapkan teori pada suatu kasus tertentu, melainkan
para aktor stakeholder yang terkait dengan studi kasus ini turut memberikan pengaruh terhadap identifikasi, analisis, serta kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan. Begitu pula dalam membuat rating daerah otonom Kabupaten – Kota tidak semata-mata berdasarkan kelengkapan infrastruktur wilayahnya saja,
melainkan jenis infrastruktur serta kriteria dan indikatornya pun ditentukan oleh para stakeholder.
6. Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai arahan pada daerah
otonom baik kota maupun kabupaten untuk membangun basis data infrastruktur wilayah yang lengkap dan terpadu. Sehingga tiap jenis data yang berkaitan
dengan infrastruktur dapat tersedia dan memiliki keseragaman yang standar antar daerah otonom kabupaten – kota sehingga dapat dikomparasikan.
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
7. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi dalam menentukan urutan prioritas pengelolaan dan bantuan pengelolaan infrastruktur kepada daerah otonom kabupaten-kota di wilayah Sumatera Utara
dengan keterbatasan dana pembangunan yang tersedia. 8.
Rating kabupaten–kota dari penelitian ini dapat digunakan para investor sebagai informasi dalam menentukan daerah tempatnya berinvestasi, dan akan menjadi
pendorong bagi daerah otonom kabuapten–kota di wilayah provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan daya saing daerahnya masing- masing.
Latar belakang yang telah diuraikan seblumnya dapat dilihat dalam bentuk diagram pada Gbr-1 berikut ini :
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
Gbr –1: Latar Belakang Permasalahan Infrastruktur
Pengelolaan Infrastruktur
Wilayah Kemampuan
Kab-Kota Pusat
Permasalahan Kab-Kota
Sistem Perencanaan
Sistem Politik
Potensi Kab-Kota
Lahan dan Infrastruktur Wilayah
Penduduk dan Kegiatan Usaha
Supply Demand
Kab-Kota
Sistem Sosial-Masyarakat
Pengoperasian dan Pemeliharaan
Infrastruktur Pengembangan
Infrastruktur Pembiayaan
Pemb angunan
Desentralisasi Provinsi
Kab-Kota
Pengelolaan Infrastruktur Antar Wilayah Kota-Kabupaten dan bantuan Pengelolaan
Infrastruktur Kota-Kabupaten yang Strategis Di Tingkat provinsi
Pedoman Pengelolaan Infrastruktur Antar Wilayah Kota-Kabupaten Serta Bantuan Pengelolaan
Infrastruktur Kota-kabupaten yang Strategis Di Tingkat Nasional
Keterbatasan Anggaran Kebutuhan Akan Rating
Kab-Kota Prioritas Penanganan
Infrastruktur Wilayahyang Strategis di Tingkat
Nasional Prioritas Penanganan
Infrastruktur Wilayah yang Strategis di Tingkat Provinsi
Mampukah Menyelesaikan
Permasalahan?
LSM ?
Pengembangan Wilayah
Kab-Kota Yang Terbelakang dan tertinggal
Lembaga Donor?
Kab-Kota Yang Maju
Beban Bagi Sektor Publik
Investor Masuk
Ya
Tidak
Iryanto : Penentuan Rating Kabupaten-Kota dengan AHP untuk Mendukung Pengembangan Wilayah Berdasarkan Nilai Infrastruktur di Wilayah Sumatera Utara.
USU e-Repository © 2008.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN