Tradisi Pemberian Pisang dan Madu

payudara ibu yang disebut rooting reflex refleks menoleh, bayi secara otomatis menghisap puting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran yang mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tubuh ibu akan membuat ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya. Seorang ibu yang mempunyai bayi kembar dua atau tiga seklaipun dapat menyusui kedua bahkan ketiga bayinya. Jadi semakin sering bayi menghisap maka semakin banyak ASI diproduksi. Menurut Warno 1990 yang menyatakan hampir 80 dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama.

b. Tradisi Pemberian Pisang dan Madu

Pisang merupakan makanan yang ideal untuk bayi. Begitu bayi lahir nenek langsung memperkenalkan pisang kepada bayi dengan cara pisang dikerok dengan sendok kecil kemudian digiling halus lalu disulang ke dalam mulut bayi sebagai tanda ucapan selamat datang kedunia yang baru yang selama ini bayi belum pernah melihat alam yang seluas ini. Memberi madu sebagai isyarat kalau bayi kelak dewasa bisa bertutur kata dengan manis. Berikut kutipan dari hasil wawancara dengan informan nenek mengenai pemberian pisang : Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 “Cici lahir setelah dibersihkan oleh nenek dukun, tidak lama kemudian kira-kira satu jam setelah lahir, Cici langsung diberikan pisang abin dengan cara dikerok dengan sendok teh lalu disulang ke dalam mulut Cici, padahal Cici pada saat itu masih tertidur, setelah disulang pisang kira-kira sebanyak satu sendok makan barulah Cici membuka matanya. Sore hari baru dicoba berikan ASI, ternyata ASI-nya langsung keluar tetapi pisang tetap diberikan. Sampai sekarang Cici masih diberikan pisang.” “Setelah bayinya lahir, kemudian dibersihkan dan dibedong, neneknya langsung menyulang madu sebanyak satu sendok teh ke dalam mulut Dekcut, dengan maksud kalau bayinya kelak dewasa supaya selalu bertutur kata yang manis sebagai mana manisnya madu. Setelah itu keesokan harinya nenek langsung memberi pisang sebagai makanan utama disamping ASI.” Dari gambaran prilaku kedua nenek tersebut yang langsung memberikan pisang dan madu, membuat bayi tidak mendapat kesempatan untuk menyusui secara eksklusif, juga membuat bayi malas menyusui karena perutnya sudah terisi makanan. Perlakuan nenek yang mengikuti tradisi pemberian pisang pada saat bayi baru lahir dan sampai seterusnya, disebabkan karena nenek masih percaya bahwa pisang itu sudah menjadi makanan yang cocok untuk bayi yang sudah diwariskan dari zaman endatu. Dan anggota keluarga yang ada tidak berani menyanggah perlakuan nenek, karena mereka menganggap masalah persalinan dan merawat bayi neneklah yang ahlinya. Menurut Budi Purnomo 2004, masih banyak orang tua yang kurang paham akan hal tersebut, yang diterapkan justru pola yang ada dalam keluarga dan sudah turun-temurun dilakukan. Padahal resikonya tidak sedikit jika bayi diberikan makanan tanpa melalui tahapan. Pemberian pisang dan nasi bisa menyebabkan gangguan pada usus, misalnya usus tersumbat atau melintir, dinding dalam usus berisi Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 jont-jont usus yang di dalamnya berisi enzim dengan fungsi mengolah makanan yang masuk ke dalam saluran usus. Bayi usia kurang enam bulan biasanya masih sedikit enzimnya, jonjotnya belum sempurna, alhasil makanan yang masuk tidak diolah cuma memberi rasa kenyang tapi tidak diserap, karena enzim yang bertugas mencerna masih kurang. Kalau keadaanya parah bisa terjadi perforasi atau kebocoran, bahkan bisa pecah karena makanan padat menumpuk dan tidak bisa hancur di usus.

c. Pelayanan Kesehatan dan Petugas Kesehatan yang Belum Sepenuhnya