Puting Susu Ibu Tenggelam dan Pecah

hanya sekitar 5, padahal 98 ibu-ibu menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4 ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan yang alamiah, namun, sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering kali mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.

F. Puting Susu Ibu Tenggelam dan Pecah

Puting susu tenggelam dan pecah juga sangat mempengaruhi ibu untuk member ASI kepada bayinya. Ibu dalam keadaan tidak tenang dan menahan sakit setiap menyusui bayi, sehingga muncul pikiran ibu untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya, karena tidak sanggup menahan rasa sakit dan darah yang keluar saat menyusui. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan yang mengalami puting susu tenggelam dan pecah: “Dari anak pertama ibu saya tidak pernah menyusui bayi sampai enam bulan, paling bisa bertahan hanya umur bayi 40 hari. Karena puting susu saya tenggelam masuk ke dalam, sudah sering berkonsultasi dengan dokter dan konselor ASI untuk melakukan perawatan supaya puting susu bisa nonjol keluar, tapi selalu tidak berhasil, saya sangat berkeinginan untuk menyusui bayi, akan tetapi setiap saya menyusui selalu harus menahan rasa sakit, kadang-kadang sampai menetes air mata karena menahan rasa sakit pada saat menyusui.“ devi Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Puting susu tenggelam dan pecah ini membuat ibu Devi hilang semangatnya untuk menyusui bayinya, dan begitu juga dengan bayi yang kehilangan kesempatan untuk menyusu pada ibunya. tidak ada jalan lain bagi ibu Devi untuk mempertahankan kehidupan bayinya salain dengan cara memberi susu. Menurut Roesli 2008, puting susu tenggelam bukan suatu penghalang untuk menyusui, karena bayi menyusu bukan pada puting tapi pada areola. Walaupun tampaknya lebih mudah bagi bayi untuk melekatkan mulutnya pada payudara ibu apabila kondisi putingnya menonjol, tetapi hal tersebut bukan merupakan keharusan. Apabila kegiatan menyusui dimulai secara benar, maka hal tersebut dapat mencegah timbulnya berbagai permasalahan seputar menyusui. Ibu-ibu dengan aneka bentuk puting tetap dapat menyusui secara baik, apabila pada awalnya bayi menolak untuk menyusui, maka dengan bantuan yang tepat, bayi lambat laun akan mau untuk menyusu pada payudara ibunya. Bentuk dan tampilan payudara seorang ibu juga akan cenderung untuk berobah dalam minggu-minggu setelah proses persalinan, dan selama ibu tersebut tetap mempertahankan pasokan ASI-nya, maka biasanya bayi akan berhasil melakukan pelekatan dengan baik pada minggu kedelapan, tetapi apabila ibu mendapatkan bantuan yang tepat, pelekatan yang baik mungkin terjadi sebelum minggu kedelapan. Walaupun puting sudah berdarah, tetapi hal ini bukanlah alasan untuk seorang ibu berhenti menyusui. Puting yang terluka sama saja dengan puting yang tidak terluka, yang membedakan adalah rasa sakit yang dirasakan oleh sang ibu. Sebenarnya relatif mudah untuk mengobati Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 puting yang sakit dan terluka, segera cari pertolongan, jangan berhenti menyusui, apabila luka belum sembuh segera konsul dokter.

g. Kebudayaan