Portebel dan Praktis Faktor Yang Mendukung Pelaksanaan IMD

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang ketimbun selama hamil.

6. Mengurangi Kemungkinan Menderita Kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur dua tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25.

7. Lebih Ekonomis dan Murah

Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu formula, menghemat pengeluaran untuk berobat bayi.

8. Tidak Merepotkan dan Hemat Waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.

9. Portebel dan Praktis

Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu.

10. Memberi Kepuasan Bagi si Ibu

Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

2.3. Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

Berdasarkan Kepmenkes RI No 450MENKESSKIV2004 tentang pemberian ASI pada bayi di Indonsia, bahwa terdapat sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui LMKM yaitu: 1. Sarana pelayanan kesehatan SPK mempunyai kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu PP-ASI tertulis yang secara rutin di komunikasikan kepada semua petugas. 2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut. 3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya di mulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur dua tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui. 4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan yang dilakukan di ruang bersalin, apabila ibu mendapatkan operasi cesar bayi disusui ibu setelah sadar 30 menit. 5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisahkan dari bayi atas indikasi medis. 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari. 8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui. 9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI. 10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI KP-ASI dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah SakitRumah BersalinSarana Pelayanan Kesehatan Depkes RI, 2004. Untuk mendukung sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui, maka diperlukan manajemen laktasi. Pelaksanaan progam ASI eksklusif melalui kegiatan manajemen laktasi bertujuan untuk meningkatkan upaya pemberian ASI secara baik dan benar diantaranya penyuluhan dan konseling kepada ibu melahirkan agar ibu mau dan mampu menyusui dengan benar. Pelaksanaan manajemen laktasi merupakan salah satu progam PP-ASI dimulai pada saat kehamilan antenatal yang diteruskan pada menyusui selanjutnya post natal Padmawati, 2007.

2.4. Faktor yang Mendukung Terlaksana IMD

Dalam pelaksanaan IMD yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, tidak selalu berjalan sebagaimana yang diharapkan, dalam hal pelaksanaannya yang mendukung untuk terlaksananya IMD adalah sebagai berikut : Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 1. Peran petugas kesehatan Ibu yang mengalami masalah dalam menyusui memerlukan bimbingan agar dapat mengatasi masalahnya dan terus menyusui sehingga bisa tercapainya ASI eksklusif. Petugas kesehatan atau relawan yang membantu ibu dengan latar belakang pengalaman berhasil menyusui sendiri tentunya dapat menjadi nilai tambah dalam melaksanakan tugasnya. Dari pengalaman, petugas kesehatan atau relawan dapat membantu ibu dalam memahami hal-hal berikut : a. Pemberian ASI dapat meringankan beban ekonomi keluarga karena tidak perlu membeli susu formula. b. Memahami masalah yang mungkin dihadapi dan mengatasinya karena sudah melihat peragaan tentang cara-cara mengatasi masalah menyusui, seperti putting susu lecet, bingung putting, bayi rewel, dll. c. Memahami bahwa bayi yang disusui jarang mengalami penyakit diare, infeksi saluran nafas bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASi Sulistriani, 2004. Permasalahan yang sering ditemukan di lapangan yakni belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta adanya praktek yang keliru dengan memberi susu botol kepada bayi yang baru lahir. Petugas kesehatan harus mengajarkan ibu tentang perawatan bayi, melatih ibu menyusui dengan baik dan benar, manfaat ASI eksklusif dan pemberian ASI dengan baik dan tepat, sehingga dapat menambah pengetahuan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 ibu dan juga harus mampu menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri bahwa ibu dapat menyusui secara eksklusif Siregar, 2004. Berdasarkan hasil penelitian Syarifah 2000 yang meneliti faktor diterminan terhadap pola pemberian ASI oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas gandus kecamatan Ilir barat II Palembang dengan jumlah responden 97 orang ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 4-6 bulan, ditemukan empat variabel mempunyai hubungan yang bermakna dengan pola pemberian ASI yaitu : pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dorongan keluarga. Dari hasil analisis menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap pola pemberian ASI adalah dukungan petugas kesehatan. 2 Bidan Tinggal di Desa Tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi disebabkan karena jangkauan pelayanan kesehatan masih terbatas di samping kesadaran dan kemampuan masyarakat termasuk ibu masih rendah. Oleh sebab itu perlu adanya bidan desa. Bidan di Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi 1 sampai 2 Desa. Bidan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas setempat dan bekerja sama dengan perangkat Desa. Tujuan bidan tinggal di Desa untuk meningkatkan mutu dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, yang didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Serta meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis antara lain posyandu dan polindes. 3 Posyandu Pos pelayanan terpadu POSYANDU, merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat peran serta masyarakat yaitu dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat. Posyandu ini dapat diharapkan dapat berfungsi secara optimal sehingga mampu menyelamatkan dan meningkatkan status gizi maupun derajat kesehatan anak serta ibu sebagai upaya mencegah terjadinya hilang generasi penerus bangsa. Posyandu dalam fungsinya sebagai wadah pemantauan tubuh kembang anak, yang mampu secara profeisonal, memberikan pelayanan kesehatan termasuk meningkatkan kesadaran untuk berprilaku gizi seimbang sehingga terwujud KADARZI keluarga sadar gizi. Seluruh kegiatan berlangsung dengan prinsip partisifasif, efisien, efektif, transparans serta dapat dipertanggungjawabkan dan saling mendukung serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam posyandu ada dua kegiatan yaitu kegiatan dasar yang disebut sebagai kegiatan pelayanan minimal posyandu, yang terdiri dari kegiatan perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 imunisasi dan penanggulangan diare. Kegiatan di luar paket minimal disebut paket pelayanan pilihan posyandu. Yaitu berdasarkan masalah dan kebutuhan yang dirasakan di wilayah masing-masing, diantaranya kesehatan lingkungan, perkembangan anak, penanggulangan penyakit menetap, dan usaha kegiatan gigi masyarakat daerah UKGMD. Apabila kader tidak mampu membantu masyarakat untuk menangani suatu masalah maka kader akan melakukan rujukan ke Puskesmas agar orang tersebut segera ditangani oleh petugas kesehatan. Kader posyandu melakukan rujukan ke Puskesmas pada hari buka posyandu, tetapi apabila kader mendapatkan masalah maka kader akan melakukan rujukan di luar hari buka posyandu kepada tenaga kesehatan. 4 Geografi Kondisi geografi sangat berkaitan erat dengan proses pembangunan Desa, progam pembangunan desa yang merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, dan mengembangkan kekuatan serta kemampuan sendiri dalam melaksanakan pembangunan. Kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana desa seperti jalan, pengairan, bangunan fasilitas umum, serta hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan kelompok kerja. Fenomena geografis yang timbul di permukaan bumi muncul akibat interaksi antar manusia dan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan bentang alam dan bentang budaya, peranan manusia dalam interaksi sangat menonjol. Letak desa Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dikaitkan dengan kondisi alam diantaranya daerah dataran rendah, dataran tinggi atau daerah pantai. Pada ketiga letak desa tersebut pola keruangan dan sistem perhubungan yang ada akan sangat berbeda. Pola keruangan desa di dataran rendah dan daerah pantai cenderung sama, pemukiman tertata dengan rapi dan dengan pola yang teratur. Jenis angkutan yang terletak di dataran rendah memiliki sistem perhubungan dan pengakutan yang lebih bervariasi, hampir semua jenis angkutan bisa dengan mudah mencapai lokasi desa. Motor penggerak pembangunan desa mempunyai peran besar, penggerak pembangunan umumnya berupa lembaga-lembaga yang berada di Desa, yaitu lembaga pemerintah dan bukan pemerintah. Yang termasuk lembaga bukan pemerintah antara lain adalah lembaga kesehatan yaitu BKIA, Poliklinik, puskesmas pembantu, dan posyandu. Terwujudnya masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan. Faktor yang lain adalah penataan lingkungan rumah tangga masing-masing untuk mengupayakan keadaan rumah yang memenuhi kesehatan seperti kebersihan rumah, tercukupi kebutuhan udara, sinar matahari, saluran air limbah rumah tangga dan terpenuhi kebutuhan air bersih.

2.5. Faktor yang Menghambat Pelaksanaan IMD

1. Ibu Kelelahan Proses melahirkan yang letih dan melelahkan, serta ibu masih merasakan kesakitan setelah melahirkan membuat ibu enggan melakukan IMD. Ada beberapa Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin bisa menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibunya. kelahiran dengan obat-obatan dan tindakan seperti operasi, vakum, forcep, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dan kelelahan ibu dapat pula menggangu kemampuan alamiah ini. 2. Bidan Kurang Paham Pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini IMD belum banyak diketahui masyarakat, bahkan juga oleh petugas kesehatan. Hal ini wajar karena IMD adalah ilmu pengetahuan yang baru bagi Indonesia. Selama ini, masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan untuk melakukan IMD dan menyusui bayinya, hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk mengngisap ASI kurang sempurna sehingga secara keseluruhan proses menyusu terganggu. Keadaan ini ternyata disebabkan terganggunya proses alami dari bayi untuk menyusu sejak dilahirkan. Selama ini penolong persalinan selalu memisahkan bayi bayi dari ibunya segera setelah lahir, untuk dibersihkan, ditimbang, dan diberi pakaian. Ternyata proses ini sangat mengganggu prose salami bayi untuk menyusu. Semua petugas kesehatan yang merawat kaum wanita dan anak-anak setelah periode kehamilan memainkan peranan penting dalam mempertahankan kegiatan IMD dan menyusui. Namun banyak petugas kesehatan yang tidak dapat menjalankan peran ini secara efektif karena petugas kesehatan belum memahami untuk Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 melakukannya. Dalam kurikulum pendidikan untuk dokter, perawat atau bidan, hanya sedikit waktu yang tersedia untuk membahas ketrampilan memberi dukungan terhadap IMD dan menyusui. Oleh sebab itu, ada kebutuhan untuk melatih ketrampilan untuk melakukan IMD dan kegiatan menyusui, pada semua tenaga kesehatan yang merawat para ibu dan bayi. WHO, 1993.

2.6. Faktor yang Mendukung Pemberian ASI

1. Pengetahuan Pengetahuan yaitu hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hasil dari tahu tersebut mungkin diperoleh dari pengalaman, perasaan, akal pikiran, dan instuisinya setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang didapatkan akan menjadi sikap sebagai reaksi atau respon yang masih tetutup dari seseorang terhadap dustu stimulus atau objek. Menurut Roesli 2007, bahwa hambatan utama tercapainya ASI eksklusif yang benar adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI eksklusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang menyusuiberarti kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan terbaik untuk bayinya dan seorang bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan cara perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI eksklusif terlihat Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan pemberian atau nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan. Pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian Simbolon 2004 yang meneliti hubungan perilaku ibu menyusui terhadap pemberian ASI di Wilayah kerja puskesmas Teluk Nibung Tanjung Balai tahun 2004, ditemukan hanya 13 bayi yang diberi ASI eksklusif dan diikuti pemberian ASI sampai bayi berumur dua tahun. Jumlah responden sebanyak 100 orang ibu yang pernah menyusui, dimana usia balita 2-4 tahun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hanya 41 yang memiliki katagori pengetahuan baik. 39 katagori pengetahuan sedang dan 20, katagori kurang. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. 2. Sikap Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tetentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku Notoatmodjo, 2003. Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluative berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik buruk, positif-negatif, menyenangkan- tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Saifuddin Azwar, 2007. Sikap ibu terhadap lingkungan sosial dan kebudayaan dimana dia dididik, apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan, maka let down reflex reflek keluar akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan permintaan akan menolong pengeluaran ASI. Sikap negatif terhadap menyusui antara lain dengan menyusui merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya meperburuk potongan dan ukuran tubuhnya. 3. Sarana Kesehatan Untuk mewujudkan peningkatan derajat atau status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Pustu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau penduduk sampai ke pelosok. Namun ketersediaannya masih dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala Puskesmas Johan Pahlawan menyatakan bahwa: Puskesmas yang tersedia di Kecamatan Johan Pahlawan hanya satu Puskesmas, sedangkan Pustu yang ada sebanyak 4 unit, polindes yang ada di Kecamatan Johan Pahlawan hanya 1 unit, dan terdapat 22 pos pelayanan terpadu Posyandu sedangkan Rumah Sakit Umum Daerah juga terletak di Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Kecamatan Johan Pahlawan. Pada umumnya masyarakat Kecamatan Johan Pahlawan sudah menggunakan jasa bidan untuk membantu proses kelahiran bayi. Penduduk yang mengalami gangguan kesehatan pada umumnya melakukan upaya pengobatan dengan cara medis, fasilitas kesehatan yang sering digunakan untuk berobat adalah Puskesmas dan Pustu. Apabila tingkat penyakitnya lebih parah maka masyarakat akan menggunakan Rumah Sakit sebagai pusat rujukannya. Jarak tempuh masyarakat dengan pusat pelayanan medis sangat berpariasi, akan tetapi dapat terjangkau oleh masyarakat. 4. Dukungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara eksklusif. Keluarga suami, orang tua, mertua, ipar, dan sebagainya perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara eksklusif, misalnya untuk menggantikan sementara tugas rumah tangga ibu seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah. Ibu dan bayi memerlukan waktu berkenalan Sulistriani, 2004. Bagian keluarga yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keberhasilan dan kegagalan menyusui yaitu suami. Masih banyak suami yang berpendapat salah, yang menganggap menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup jadi pengamat yang pasif saja. Peranan suami akan turut Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI let down reflek yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu Roesli, 2007. Suami dan anggota keluarga lainnya dapat berperan aktif dalam keberhasilan menyusui dengan jalan memberi dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya, seperti menggantikan popok. Penegrtian suami tentang peranannya sangat penting ini merupakan langkah pertama dalam mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif dan hal ini merupakan investasi yang sangat berharga. Hubungan yang baik antara seorang ayah dengan bayinya merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dikemudian hari Roesli, 2007. Berdasarkan hasil penelitian Nuraini 2002, yang meneliti hubungan karakteristik ibu, dukungan keluarga dan pendidikan kesehatan dengan prilaku pemberian ASI di desa Waru jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, didapatkan salah satu hubungan bermakna yakni dukungan keluarga. Secara umum dukungan keluarga adalah negatif terhadap pemberian ASI 55,17 .

2.7. Faktor yang Menghambat Pemberian ASI

a. Kebiasaan dan kepercayaan masyarakat.

Menurut Sulastriani 2004, bahwa pemberian ASI tidak lepas dari pengaruh tatanan budaya. Prilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang diwarnai oleh adat budaya, tatanan norma yang berlaku di masyarakat sosial, dan kepercayaan agama. perilaku umumnya tidak terjadi tiba-tiba. Perilaku adalah hasil dari proses yang Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar memerlukan pemahaman tentang prilaku ibu, keluarga, dan lingkungan sosial budayanya dalam hal menyusui. Perlu diketahui bagaimana pendapat tetua adat dan masyarakat sekitarnya tentang ASI dan menyusui. Apakah mereka mendukung ASI eksklusif, tidak peduli, atau justru menghalangi pemberian ASI. Pemahaman ini perlu agar bisa lebih mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui. Kebiasaan dan kepercayaan masyarakat terhadap mitos menjadi sesuatu hal yang turun temurun, hal ini dapat ditemukan pada masyarakat yang berada di Desa Kemantan Kebalai Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, dimana bayi baru lahir disusui bila air susu ibunya telah berwarna putih, yakni setelah kolostrum dibuang karena dianggap menyebabkan bayi sakit peryt, sehingga bayi diberi makanan pengganti yakni roti yang telah dilumatkan, teh bergula atau madu. Setiap kali ibu hendak menyusui, ibu tidak merasa perlu membersihkan dirinya atau payudaranya dahulu, karena itu dianggap terlalu merepotkan. Kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi penghalang pemberian ASI eksklusif kepada bayi yang sangat membutuhkan. Kebiasaan masyarakat To Bunggu provinsi Sulawesi Selatan memberi makanan tambahan dianggap sebagai pemenang agar bayi tidak selalu menangis. Masyarakat To Bunggu tidak menentukan umur yang pasti untuk saat bayi harus mulai diberi makanan tambahan. Keadaan seperti itu umumnya mulai ditunjukkan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 oleh bayi pada saat dia berumur dua minggu hingga dua bulan. Masyarakat di Pulau Lombok memberikan makanan tambahan bagi bayi untuk memenuhi kebutuhan biologisnya serta mengandung makna simbolis sebagai lambang kasih sayang ibu.

b. Budaya.

Budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar koentjaraningrat, 1996. Di dalam masyarakat terjadi proses interaksi yang berlangsung sejak lama, sehingga dikenal istilah sosial budaya. Dapat diartikan bahwa sosial budaya merupakan keseluruhan system gagasan dan karya manusia yag disebabkan oleh adanya interaksi di dalm masyarakat. Menurut Foster 2005, bahwa kebudayaan dapat mempengaruhi banyak aspek dalam kesehatan seperti halnya masalah gizi tergantung pada kepercayaan yang keliru, pantangan- pantangan dan upacara, yang mencegah masyarakat memanfaatkan sebaik-baiknya makanan untuk kebutuhan hidupnya. Masyarakat Aceh pada saat setelah melahirkan akan melakukan budaya madeueng, jika seseorang perempuan akan bersalin mulailah diadakan persiapan seperlunya untuk menanti kedatangan bayi. Mula-mula suaminya menyediakan tunggul-tunggul kayu yang baik yang akan dibakar untuk memanaskan batu, yang nantinya akan diletakkan di atas perut ibu setelah melahirkan sejak hari ke sepuluh sampai hari ke 44, batu tersebut dibalut dengan daun pisang dan dibungkus dengan kain yang telah usang. Tindakan ini bertujuan untuk mempercepat pengecilan dan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 pengeringan rahim. Selanjutnya disediakan sebuah balai-balai yang tingginya sampai satu meter, yang di isi dengan tanah dan bara api. Balai-balai ini digunakan untuk tempat tidur ibu pada saat madeueng, setelah selesai madeueng ibu akan pindah ke tempat tidur yang telah disediakan. tindakan ini bertujuan untuk menghangatkan badan dan menguatkan tulang-tulang ibu yang pada saat melahirkan sudah terjadi peregangan. Api dari tunggul kayu tersebut tidak boleh besar atau menyala besar. Selain dari pada itu disediakan ramuan-ramuan tradisional yang terbuat dari kunyit, yang dianggap dapat menyembuhkan bengkak di dalam rahim setelah melahirkan dan dapat memperlancar keluar darah kotor. Jeruk nipis dianggap dapat menciutkan rahim yang luka setelah melahirkan. gula aren untuk menambah rasa manis. Kencur untuk menambah daya tahan tubuh, menghilangkan masuk angin dan kelelahan. Kunyit dan kencur terlebih dahulu digiling halus kemudian dicampur dengan jeruk nipis dan gula aren, yang diminum setiap pagi sebanyak satu gelas kecil 200 cc selama madeueng. Makanannya selama kegiatan madeueng adalah nasi campur air dengan ikan kering yang digongseng. Lain-lain makanan tidak diperbolehkan, bahkan telurpun dilarang sama sekali.. Setelah empat puluh empat hari lamanya barulah perempuan itu dibolehkan turun dan diadakanlah acara mandi dengan istilah manoe peuetploh peuet mandi hari ke empat puluh empat. Akan tetapi seiring dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan tehnologi, maka budaya madeueng semakin kurang dilaksanakan oleh masyarakat Aceh, namun masyarakat di Kecamatan Johan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Pahlawan sebahagian besar masih melaksanakan madeueng walaupun kurang sempurna sebagaimana yang dilaksanakan oleh orang-orang zaman dahulu. Tradisi peucicap adalah upacara untuk memberi rasa makanan kepada bayi. Rasa yang diberikan ini terdiri dari manisan lebah dan air buah-buahan. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan dalam upacara ini terdiri dari manisan lebah, beureteh jagung jagung yang sudah digongseng, buah kelapa muda, telur ayam, gunting rambut, cermin, cincin emas, nasi pulut, hati ayam, surat yasin dan rencong. Bahan- bahan ini dimaknakan sebagai isyarat, bahwa madu itu rasanya manis asli tanpa campuran maka diharapkan bayi setelah dewasa buah dapat bertutur kata yang manis sebagaimana manisnya madu. Beureteh jagung jagung yang sudah digongseng yang kembang diibaratkan setelah bayi dewasa apabila dia bekerja maka rezekinya akan bertambah sebagai mana kembangnya beureteh. Buah kelapa muda beserta airnya merupakan air yang bersih dan bisa dijadikan obat. Gunting rambut, dipakai untuk mengunting rambut bayi sebanyak lebih kurang tujuh helai sebagai isarat membuang rambut yang kotor dan dimasukkan ke dalam air kelapa muda. Cermin digunakan untuk melakukan intropeksi terhadap diri sendiri. Kalau bayi perempuan ditambahkan cincin emas sebagai isyarat kelak dia dewasa akan berharga dimata laki-laki. Nasi pulut sebagai lambang kelengketan hubungan antar saudara. Dalam upacara ini turut sanak keluarga kedua belah pihak baik keluarga istri maupun keluarga suami, geuchik kepala Desa, teungku ustad dan tetangga yang berdekatan. Acara peucicap dilakukan oleh orang-orang alim yang dimaksud alim adalah orang yang berilmu dan takut terhadap Allah, terpandang orang yang Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 disegani oleh masyarakat karena memiliki ilmu, dan baik budi pekertinya orang yang memiliki ahklak yang mulia dan taat kepada Allah. Ini mempunyai tujuan agar bayi itu kelak akan alim, terpandang dan baik budi pekertinya. Menurut anggapan mereka bayi akan meniru sifat-sifat orang peucicap. Bila bayi yang di peucicap itu laki-laki dilakukan oleh orang lelaki dan bila perempuan maka oleh orang perempuan. Peucicap dimulai dengan “Bismillahirrahmanirahim” diteruskan dengan ucapan beu mameh lidah manislah lidah pada saat berbicara, panyang umu panjang umur, mudah rezeki, di thee lam kawom terpandang dalam keluarga dan taat keu agama taat dalam agama. Setelah ucapan itu selesai lalu diolesi manisan lebah, air pati buah-buahan pada mulut bayi. Tujuan pengolesan manisan lebah dan pati buah- buahan, adalah untuk memberi rasa kepada bayi, agar nanti tidak canggung hidupnya dalam masyarakat, dan rajin bekerja. Sesudah selesai acara pengolesan, lalu diambil hati ayam diletakkan di atas dada bayi, lalu dibalik-balik dengan membaca Bismillahhirahmannirahhim. Tujuan dari membalik balik hati ayam ini, agar dalam bertindak dan berbuat sesuatu kelak ia selalu mendapat petunjuk. Acara yang terakhir adalah memperlihatkan surat yasin dan rencong pada bayi. Acara ini bertujuan agar kelak ia menjadi anak yang taat kepada agama, menjadi anak yang berani mempertahankan kebenaran dan berani melawan kejahatan. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 c. ASI tidak cukup Salah satu alasan umum yang paling sering para ibu berikan untuk memulai pemberian susu botol, atau berhenti menyusui, adalah mereka menganggap diri mereka tidak punya cukup ASI. Biasanya sekalipun ibu menganggap dirinya tidak punya cukup ASI, nyatanya bayi mendapatkan semua yang dibutuhkan oleh bayi. Hampir semua ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk satu, bahkan untuk dua bayi. Hampir semua ibu dapat menghasilkan lebih dari yang bayi mereka perlukan. Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun banyak para ibu-ibu yang merasa ASI- nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali 2-5 yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya. Selebihnya 95-98 ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya. Harus diakui bahwa Tuhan telah menciptakan tubuh manusia yang cerdas. Tubuh ibu akan membuat ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya. Roesli Utami, 2000. Apabila bayi tidak mulai menyusu pada hari pertama, ASI ibu lebih lama keluar, dan menyusui kurang dari 8 kali sehari dalam 4 minggu pertama atau kurang dari 5-6 kali sehari untuk bayi yang lebih tua .membuat bayi belum terpenuhi kebutuhan ASI-nya. Sebab umum bayi tidak mendapatkan cukup ASI karena kadang ibu tidak merespon bayinya kala menangis, atau ibu melewatkan waktu-waktu menyusui, terlalu sibuk di tempat kerja, menyusui terlalu singkat waktu atau buru- buru sehingga bayi tidak cukup mendapatkan hindmilk yang kaya zat lemak., melepaskan bayi dari payudaranya setelah satu atau dua menit, kadang bayi berhenti Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 menyusui terlalu cepat jika bayi merasa sangat kegerahan karena di balut dengan pakaian terlalu banyak, perlekatan yang kurang efektif, dan bayi yang diberi botol susu atau menghisap kompeng. Ibu yang kurang percaya diri, stress, tidak senang menyusui dan kelelahan membuat bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup. Tanda-tanda bayi mungkin tidak cukup mendapatkan ASI antara lain pertambahan berat badan kurang kurang dari 500 grambulan, kurang dari berat lahir setelah 2 minggu, dan mengeluarkan air seni pekat dalam jumlah sedikit kurang dari 6 kali sehari, warnanya kuning dan baunya tajam.

2.8. Landasan Teori

Pelaksanaan IMD pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan tidaklah mudah, hal ini dapat diketahui dari cakupan IMD dan ASI eksklusif yang rendah serta pemberian makanan tambahan yang tinggi. Berdasarkan hasil survei awal yang telah dipaparkan, dapat diasumsikan bahwa pelaksanaan IMD dan pemberian ASI eksklusif serta pemberian makanan tambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor penghambat maupun faktor pendukung. Dengan menganalisis faktor-faktor tersebut akan dapat dilakukan peningkatan pelaksanaan IMD serta pemberian ASI eksklusif sehingga dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

2.9. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori dapat dirumuskan kerangka pikir penelitian, sebagai berikut: Faktor ffalalnnnnnnn,ff IMD Faktor pendukung Petugas kes sudah dilatih Bidan tinggal di desa Posyandu aktif Geografi Faktor penghambat Ibu kelelahan Bidan kurang paham Keluarga tidak mendukung Faktor pendukung Pengetahuan Sikap Sarana kesehatan Dukungan keluarga ASI Eksklusif Faktor penghambat Pengetahuan rendah Kebiasaan Budaya ASI tidak cukup Keluarga tidak mendukung Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi menaruh minat pada ‘dunia kehidupan life world’ pribadi individu dan kelompok, serta bagaimana life world tersebut mempengaruhi motif, tindakan, serta kommonikasi mereka daymon, 2001:218. Pendekatan fenomenologi akan membantu untuk memasuki sudut pandang orang lain, dan berupaya memahami bagaimana mereka menjalani hidupnya dengan cara tertentu, pemahaman bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda. Dalam penelitian ini, fenomena yang ingin digali adalah pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian air susu ibu secara eksklusif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, merupakan salah satu kecamatan yang paling parah dihantam gelombang tsunami pada tahun 2004, sehingga banyak masyarakat yang kehilangan anak, istri, suami, keluarga maupun harta benda. Oleh karena itu, orang-orang yang luput dari musibah tsunami yang keluarganya hilang. setelah kehidupannya stabil maka ada diantara mereka ingin membina rumah tangga, dengan harapan mendapatkan keturunan walaupun dilihat dari segi umur dan jumlah anak yang sudah dilahirkan merupakan 42 Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 risiko bagi seorang ibu untuk melahirkan, tapi mereka tidak peduli yang penting mereka punya keturunan. Selain itu Kecamatan Johan Pahlawan ini masih melaksanakan tradisi madeueng, yaitu setiap wanita yang melahirkan dilarang makan makanan tertentu selama 40 hari, dimulai pada hari ke tujuh sampai 44 hari. Dan masih juga ada tradisi setelah anak dilahirkan tidak boleh bawa keluar rumah kalau belum diadakan acara turun tanah yang biasanya dilaksanakan setelah 44 hari melahirkan, kemudian apabila anaknya dibawa bertandang ketempat keluarga, maka pihak keluarga menyulang gula kepada si kecil sebagai isyarat kelak nanti si bayi beranjak dewasa akan bertutur kata yang manis sebagaimana manisnya gula. Kecamatan Johan Pahlawan ini sangat dipahami oleh peneliti, karena tempat tugas dan tempat tinggal peneliti berada di kecamatan tersebut, sehingga sangat memudahkan untuk melakukan pengamatan observasi dan wawancara yang mendalam indepth interview mengenai pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian air susu ibu secara eksklusif. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009. Penelitian dimulai dengan survei pendahuluan, penelusuran pustaka, konsultasi, seminar proposal penelitian, perbaikan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan, seminar hasil penelitian, perbaikan tesis, dan komprehensif. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

3.3. Pemilihan Informan

Di Kecamatan Johan Pahlawan diketahui bahwa jumlah bayi 1262 orang, tidak semua bayi menjadi subjek penelitian hanya beberapa bayi yang berumur enam bulan yang menjadi subjek penelitian. Karena penelitian kualitatif menuntut suatu penggalian informasi yang mendalam berkaitan dengan objek atau permasalahan penelitian, oleh sebab itu tidak memungkinkan untuk mengambil subjek penelitian dengan jumlah banyak. Menurut Kanto 2003 dan Moleong 2006 bahwa teknik pengambilan sampel secara acak seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, dengan sendirinya tidak relevan untuk penelitian kualitatif. Untuk memilih sampel lebih tepat dilakukan secara sengaja purposive sampling. Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, dengan perkataan lain bahwa data yang dikumpulkan sudah mencukupi data yang dikumpulkan sudah cukup bervariasi dan sudah terjadi pengulangan informasi untuk menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari informan baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dalam pemilihan informan ada beberapa jenis informan yang digunakan diantaranya: informan kunci key informan, adalah informan yang pertama kali dijumpai untuk memperoleh data atau informasi tentang keberadaan dan jumlah bayi, serta bagaimana cara pemberian air susu ibu ASI secara eksklusif dan makanan yang telah diberikan, adapun yang menjadi informan kunci antara lain; kepala Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Puskesmas, bidan koordinator, bidan desa dan kader posyandu. Informan pokok adalah informan yang mengetahui dan melaksanakan pemberian ASI eksklusif serta melakukan inisiasi menyusu dini, adapun yang menjadi informan pokok adalah ibu bayi dan anggota keluarganya suami, ibu, ibu mertua, kakak, kakak ipar, serta kakek.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap informan, baik informan kunci maupun informan pokok. Wawancara yang dilakukan terhadap informan dengan mendatangi informan ketempat tinggal informan. Sedangkan observasi yang dilakukan terhadap subjek penelitian adalah berkaitan dengan tingkah laku dan segala tindakan ataupun perlakuan yang dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Data primer yang pertama ingin diketahui adalah data tentang pemberian ASI secara eksklusif walaupun tetap tidak mengesampingkan data-data yang lain. Metoda yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pemberian ASI secara eksklusif yaitu gabungan antara metoda wawancara dan observasi terhadap posisi menyusui, perlekatan dalam menyusui dan pemberian makanan bagi bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif. Observasi terhadap posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui yang dimaksud di sini adalah, peneliti melihat langsung bagaimana cara ibu Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 memberi ASI kepada bayinya baik terhadap posisi maupun perlekatannya, semua perlakuan ibu tersebut saya catat di dalam buku cacatan lapangan. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini berupa data mengenai jumlah ibu yang melaksanakan IMD dan ASI Ekslusif, serta data-data yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya penelitian. Data-data ini diperoleh dari dokumen laporan yang didapat melalui informan kunci. Alat bantu yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu alat tulis, ‘note book’ dan tape recorder. Data hasil observasi dan wawancara umumnya langsung saya tulis di tempat penelitian dalam bentuk tulisan-tulisan singkat. Tulisan- tulisan singkat ini kemudian dikembangkan ke dalam bentuk ‘field note’ yang lebih rinci dan lengkap. Ada juga yang ditulis setelah berlalu sekian lama, sehingga sangat rentan terhadap kemungkinan untuk terlupakan. Tidak dapat dipungkiri banyak data yang lolos dari pencatatan saya karena tidak semua pembicaraan didukung dengan rekaman. Terkadang informan yang tidak membolehkan saya menggunakan alat perekam sehingga saya tidak berani merekamnya. Atau karena kelemahan saya yang sering kali merasa lebih leluasa menggunakan catatan di tempat in-situ ketimbang alat perekam. Uji keabsahan dilakukan dengan tehnik triagulasi data Bugin, 200:252. Peneliti akan memastikan bahwa catatan harian wawancara dengan informan dan catatan harian observasi telah terhimpun. Kemudian dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian, untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. Jika ada Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 perbedaan informasi atau informasi tidak relevan, peneliti akan menelusuri sumber perbedaan tersebut dan mengonfirmasi perbedaan tersebut pada informan dan sumber-sumber lainnya. Proses triagulasi dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada inforrman.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Metode Perbandingan Tetap constant comparative method atau yang sering dikenal dengan Grounded Research. Menurut Moleong 2006 analisis dengan menggunakan metode Grounded Research mencakup : reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Menurut Moleong 2006 analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaanya sudah mulai dilaksanakan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. Analisis data kualitatif terletak pada tiga proses yang berkaitan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 yaitu : mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kecamatan Johan Pahlawan 4.1.1. Letak dan Geografis Kecamatan Johan Pahlawan luasnya lebih kurang 44,91 km 2 terdiri dari 21 Desa serta 84 dusun, 2 Puskesmas induk antara lain Puskesmas Johan Pahlawan dan Puskessmas Suak Ribee , 4 puskesmas pembantu dan 2 polindes. Kecamatan Johan Pahlawan merupakan derah pantai dengan ketinggian 1-3 meter dari permukaan laut. Adapun batas-batas kecamatan ini yaitu: Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Meureubo. Sebelah Barat : berbaasan dengan Kecamatan Samatiga. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Kway XIV. Sebelah Selatan : berbataasan dengan Lautan lepas. Daerah Kecamatan Johan Pahlawan beriklim sedang yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau, kedua musim ini dipengaruhi oleh kedua arah angin yang terdiri dari angin timur dan angin barat. Hujan merata sepanjang tahun dan curah hujan meningkat pada bulan Maret, April, Juli, Oktober sampai dengan Desember. Musim kemarau hanya pada bulan Januari, Februari dan Maret.

4.1.2. Gambaran Penduduk Kecamatan Johan Pahlawan

Berdasarkan data statistik Kabupaten Aceh Barat maka jumlah penduduk pada Kecamatan Johan Pahlawan adalah 66.350 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 49 sebesar 33.177 jiwa dan perempuan sebesar 33.173 jiwa. Adapun luas desa, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per Km 2 di Kecamatan Johan Pahlawan, seperti terlihat pada table 4.1: Tabel 4.1. Luas Desa, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johan Pahlawan No Nama Desa Jumlah Penduduk Luas Desa km 2 Kepadatan Penduduk jiwakm 2 1 Suak Indrapuri 2.995 0,20 14.975 2 Pasar Aceh 337 0,05 7.326 3 Padang Serahat 3.461 0,05 70.633 4 Panggong 1.741 0,08 21.763 5 Kampong Belakang 3.155 0,19 16.473 6 Kampong Pasir 548 0,02 36.533 7 Ujong Kalak 7.592 9,90 767 8 Ujong Baroh 6.714 7,50 895 9 Runding 4.747 0,22 21.577 10 Kuta Padang 6.685 12,00 557 11 Drien Rampak 7.646 1,20 6.372 12 Kampong Darat 676 0,63 1.073 13 Gampa 2.878 0,15 19.848 14 Seunebok 5.546 5,18 1.071 15 Suak Ribe 3.124 1,50 2.083 16 Suak Raya 1.082 5,00 216 17 Suak Nie 156 4,20 37 18 Lapang 3.270 1,27 2.569 19 Leuhan 1.520 3,60 422 20 Blang Berandang 2.097 7,50 280 21 Suak Sigadeng 420 3,00 140 Kecamatan Johan Pahlawan 66.350 63,43 1.046 Sumber : BPS Aceh Barat 2008 Pertumbuhan penduduk Kecamatan Johan Pahlawan sejak tahun 2002 terus menurun, bahkan sempat mengalami penurunan tajam pada tahun 2004 hingga 2005. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Hal tersebut dapat dimaklumi karena adanya bencana gempa dan gelombang tsunami pada tahun 2004. Bila dibandingkan dengan keadaan sebelum tsunami pertumbuhan penduduk Kecamatan Johan Pahlawan terus menurun bahkan sudah hampir mendekati Zero Growth, yaitu pertumbuhan penduduk sekitar 0 nol persen dimana angka kelahiran dan angka kematian seimbang jumlahnya sehingga pertambahan penduduk tiap tahunnya mendekati nol. Karena sebelum tsunani menghantam Aceh, sudah terjadi konflik yaitu pertikaian antara Tentara Nasional Indonesia dengan gerakan Aceh Merdeka yang berkepanjangan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan anak- anak juga menjadi korban serta harta benda juga menjadi sasaran, konflik ini terjadi sejak tahun 1998 sampai tahun 2005 Kecamatan Johan Pahlawan juga ikut merasakan akibatnya. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 2005 berlangsungnya Memorendum Of Understanding MOU yaitu kesepakatan damai antara pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka GAM yang disambut gembira oleh masyarakat Aceh karena mereka sudah lama merindukan kedamaian itu. Dari segi tingkat pendidikan, untuk Kecamatan Johan Pahlawan, angka buta huruf penduduk perempuan pada tahun 2008 sebesar 70,16, lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki 63,58. Hal ini dapat dimaklumi mengingat faktor sosial budaya yang agak diskriminasi gender, dimana dalam bidang pendidikan, orang tua akan lebih mengutamakan pendidikan anak laki-lakinya dari pada anak perempuannya. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Table 4.2. Presentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Johan Pahlawan Tahun 2008 Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Tidak tamat SD 11,64 10,62 22,26 Tamat SDsederajat 18,53 19,47 38 Tamat SMPsederajat 19,40 24,78 44,18 Tamat SMAsederajat 41,81 26,11 67,92 Diploma I,II,III 2,15 13,27 15,42 Diploma IV, S1,S2,S3 6,46 5,75 12,21 1. Sumber : Data Susenas 2008 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa pada tingkat pendidikan yang rendah jumlah perempuan lebih besar dari pada laki-laki. Sebaliknya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi jumlah laki-laki justru lebih banyak. Hal itu menggambarkan bahwa pengetahuan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan perempuan, karena pada tabel terlihat bahwa presentase laki-laki memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi tamat SMA sederajat sebesar 41,81, Diploma IIIII sebesar 2,15, dan Diploma IV,SI,S2,S3 sebesar 6,46 dibandingkan perempuan tamat SMA sederajat sebesar 26,11, Diploma IIIIII sebesar 13,27, dan Diploma IVSIS2S3 sebesar 5,75.

4.2. Pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif

Inisiasi menyusu dini tidak hanya menyukseskan pemberian ASI eksklusi,. akan tetapi dengan melakukan IMD dapat menyelamatkan nyawa bayi. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan juga sudah dibuktikan secara ilmiah yang Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 bahwasanya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. ASI memang sudah disiapkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi manusia. Justru oleh sebab itu masalah terebut harus menjadi tanggung jawab dari semua praktisi kesehatan, terutama tenaga bidan, karena bidan bertugas untuk memberi pelayanan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi dan anak balita Depkes R.I, 1996.

4.2.1. Pendapat Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator KIA tentang

Pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari kepala Puskesmas Johan Pahlawan menyatakan bahwa, tenaga bidan yang bertugas di wilayah kerja puskesmas berjumlah 25 orang, yang terdiri 1 orang bidan koordinator, 4 orang bidan PTT, sedangkan jumlah Desa yang termasuk binaan puskesmas sebanyak 21 Desa. Untuk setiap Desa memiliki seorang tenga bidan yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan Desa, walaupun bidan tidak tinggal di Desa. Dari hasil wawancara dengan Bidan Koodinator KIA diketahui bahwa, target yang ditetapkan oleh pemerintah untuk puskesmas Johan pahlawan di tahun 2009, tentang persalinan yang ditolong oleh tenaga bidan sebanyak 80, hasil yang sudah dicapai sampai dengan bulan Mai 2009 sebanyak 28,7. Jumlah bayi sampai bulan Mai sudah mencapai sebanyak 1262 orang, sementara bayi yang dilakukan IMD sebanyak 290 orang, sedangkan bayi yang mendapat kesempatan menyusui secara eksklusif hanya 112 orang, akan tetapi sebagian besar bayi sudah mendapatkan makanan di samping pemberian ASI. Makanan yang diberikan bervariasi antara lain Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 pisang dicampur dengan nasi, bubur susu, milna dan lain-lain. Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas sebanyak 34 buah, dan semua aktif. Puskesmas Johan Pahlawan belum membentuk kelompok pendukung ASI, akan tetapi apabila masyarakat ada keluhan tentang menyusui maka mereka akan berkonsultasi dengan petugas kesehatan dan kader posyandu. Tenaga bidan yang bertugas di puskesmas Johan Pahlawan sudah semuanya mengikuti pelatihan konselor ASI, sedangkan pelatihan asuhan persalinan normal APN hanya baru diikuti oleh 18 bidan, dan pelatihan Insiasi menyusu Dini IMD baru diikuti oleh 15 bidan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala Puskesmas dan bidan koordinator Puskesmas Johan Pahlawan dapat dikatakan bahwa masih ada tenaga bidan yang belum mendapatkan pelatihan baik pelatihan asuhan persalinan normal APN, maupun pelatihan inisiasi menyusu dini IMD. Dan baru 30 bayi yang dilakukan IMD, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif hanya 35.

4.2.2. Gambaran Pelaksanaan IMD dan Pemberian ASI Eksklusif.

Berdasarkan wawancara yang mendalam terhadap informan yang mempunyai bayi berumur 6 bulan, yaitu tentang umur bayi, jumlah saudara, pendidikan dan pekerjaan ibu, serta tentang pelaksanaan IMD dan pemberian ASI secara eksklusif, dapat diperoleh gambaran seperti dilihat pada table 4.3 Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Tabel 4.3. Gambaran bayi yang mendapatkan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI secara eksklusif serta yang tidak mendapatkan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI secara eksklusif Nama Bayi Umur Jumlah Saudara Pendi dikan Ibu Pekerjaa n Ibu ASI eksklusif IMD Proses persali nan Syifa Nurma Mega Dimas Dekcut Cici Syamin Devi Tomi Nisah 6 bln 10 hr 6 bln 20 hr 6 bln 18 hr 6 bln 15 hr 6 bln 12 hr 6 bln 25 hr 6 bln 23 hr 6 bln 16 hr 6 bln 25 hr 6 bln 28 hr 1 orang 4 orang 2 orang 1 orang 4 orang 1 orang 2 orang 3 orang 3 orang 2 orang SD SMP SMP D,3 SMP SD D.3 SMA SD SMA IRT Swasta IRT IRT IRT IRT pegawai Pegawai IRT Pegawai tidak tidak tidak ya tidak tidak ya tidak ya tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya tidak tidak normal cesar normal normal normal normal normal normal normal normal Dari hasil penelitian yang terdapat di dalam tabel 4.3, menunjukan bahwa, bayi yang dilakukan IMD maka akan berlangsung pemberian ASI secara eksklusif. Akan tetapi ada bayi yang dilakukan IMD tapi tidak mendapatkan ASI secara eksklusif, dan bayi yang tidak IMD namun menyusui secara eksklusif. Agar pemahamam tentang pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif dari subjek penelitian ini lebih jelas, maka di sini akan diuraikan ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan IMD dan pemberian ASI secara eksklusif:

1. Faktor Yang Mendukung Pelaksanaan IMD

Terlaksananya IMD pada saat bayi baru lahir tidak terlepas dari peran serta petugas kesehatan, dalam hal ini bidan, karena bidan merupakan orang yang paling berperan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak KIA, serta keluarga yang ikut Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 mendukung terlaksananya IMD. Dengan pelaksanaan IMD secara tepat maka dapat memotivasi ibu dan bayi untuk pemberian ASI selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Motivasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :

a. Petugas kesehatan Telah Mengikuti Pelatihan Tentang IMD

Dari hasil wawancara denga orang tua mega, menyatakan, bayi pada saat lahir ditolong oleh bidan senior yang cukup sibuk dan banyak pasiennya, pada waktu itu melahirkan di rumah mereka sendiri. Setelah bayi lahir bidan langsung meletakkan bayinya di atas perut, tapi informan tidak terkejut karena waktu lahir anak pertama juga dilakukan IMD dan suaminya juga tidak heran karena sudah pernah melihat, malahan mau membantu memegang bayinya supaya tidak jatuh. Tapi cuma sebentar diletakkan di atas perut lebih kurang 15 menit bayinya hanya diam saja, karena ibu bidan mau cepat-cepat kebetulan ada pasien lain yang mau melahirkan, maka bayinya langsung dipindahkan. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan bidan yang menolong persalinan, alasan dilakukan IMD: “Karena saya sudah mendapatkan ilmu dan pelatihan dtentang IMD maka pada setiap pasien yang saya tolong selalu saya lakukan IMD, dan menjelaskan apa manfaat IMD sehingga keluarga ikut membantu dalam pelaksanaan IMD. Sebenarnya IMD dilakukan selama 1 jam dibiarkan di atas dada si ibu, tapi karena saya buru-buru ada pasien lagi yang mau melahirkan, maka saya hanya melakukan cuma 15 ment.” Hal yang sama dirasakan oleh ibu dimas, dekcut, cici, dan ibu syamin, berikut hasil wawancara: Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Bayi lahir ditolong oleh bidan di rumahnya sendiri, dan kebetulan rumah mereka tidak jauh dengan tempat tinggal bidan tersebut. waktu itu setelah bayi lahir langsung diletakkan di atas perut oleh ibu bidan selama tiga puluh menit, dan ibu bidan menjelaskan tentang tindakan tersebut. Ibu melihat bayinya merangkak di atas perutnya yang dipegang oleh suaminya supaya tidak jatuh, kemudian setelah 30 menit bayi mulai bergerak mencari payudara. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bidan yang menolong informan ibu dimas, pada saat melahirkan, menyatakan alasan dilakukan IMD karena: “Saya sudah biasa melakukan IMD, karena saya sudah pernah mengikuti pelatihan IMD, dan IMD tersebut sangat bermanfaat untuk bayi, juga ibunya.” Begitu bayi lahir dengan segera menangis, langsung diletakkan di atas perut selama 30 menit, tapi bidan tidak menjelaskan tujuan dan manfaatnya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bidan yang membantu proses persalinan ibu dekcut, menyatakan alasan dilakukan IMD karena: “saya sudah biasa malakukan IMD pada saat menolong diruang bersalin, karena IMD itu sangat berguna bagi ibu dan bayi. Dan saya juga sudah pernah mendapatkan pelatihan.” Menurut informasi yang di dapatkan dari ibu cici, setelah bayi lahir langsung diletakkan di atas perut ibu, sambil nenek dukun menjelaskan tujuanya. Berdasarkan keterangan nenek, menyatakan, dukun melakukan tindakan IMD tersebut karena sudah diajari dan bekerja sama dengan bidan puskesmas. Menurut informasi yang didapatkan dari ibu devi,.Pada saat beliau melahirkan yang di tolong oleh bidan di klinik bersalin. Setelah bayinya lahir langsung di Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 letakkan di atas perut si ibu, ibu devi merasa senang dan gembira melihat anaknya sudah lahir dan tidak cacat, begitu juga dengan suaminya ikut gembira menyambut kehadiran putrinya. Setelah diletakkan bayinya di atas perut ibu selama 30 menit, bayinya mulai bergerak mencari payudara, merupakan suatu pemandangan yang indah bagi informan melihat bayinya bergerak yang selama ini tidak pernah dilihat, karena biasanya begitu bayi lahir langsung dibedung, bidan yang menolong juga menjelaskan kenapa bayi sekarang harus diletakkan di atas perut ibu. Hasil wawancara dengan bidan yang menolong ibu devi melahirkan menyatakan: ”Di klinik saya setiap ada yang melahirkan selalu dilakukan IMD, karena saya sudah pernah mengikuti pelatihan IMD, bahkan sudah menjadi fasilitator APN”

b. Bidan Tinggal di Desa

Hanya beberapa bidan yang tinggal di Desa tempat mereka bertugas, akan tetapi walaupun bidan tidak tinggal di Desa, bidan tetap hadir ke Desa setiap hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis, hari Jumat wajib hadir ke puskesmas. Dari hasil wawancara dengan informan ibu dimas, dekcut dan ibu tomi, menyatakan, “ selama ada bidan di Desa kami sangat mudah untuk berkonsultasi dan kalau kami memerlukan pertolongan cepat datang” Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Menurut ibu dimas pada saat melahirkan ditolong oleh bidan di rumahnya sendiri, dan kebetulan rumah mereka tidak jauh dengan tempat tinggal bidan. Bidan Desa tersebut sudah lama tinggal di Desa, ibu dimas sejak hamil selalu memeriksakan diri dengan bidan, karena menurut ibu dimas selama bidan bertugas dan tinggal di Desa sangat memudahkan untuk berkonsultasi tentang kesehatan. Menurut ibu dekcut pada waktu melahirkan ditolong oleh bidan, yang rumah nya tidak jauh dari tempat tinggal ibu bidan tersebut. Sebelum bidan datang nenek sudah memanggil dukun untuk menolong ibu dekcut, ternyata tidak berhasil, kemudian nenek menganjurkan suaminya untuk memanggil bidan rumah sakit.yang tinggal satu Desa dengan mereka. Menurut ibu dekcut dengan adanya bidan tinggal di Desa sangat memudahkan untuk mendapatkan pertolongan Menurut ibu tomi, Pada saat melahirkan beliau ditolong oleh bidan, yang tinggalnya di depan toko mereka. Menurut ibu tomi dengan adanya bidan di Desa sangat membantu informan untuk mendapatkan pelayanan dan informasi tentang kesehatan.

c. Posyandu Aktif

Posyandu yang ada di Kecamatan Johan pahlawan yang berjumlah 34 buah, yang terdapat di setiap Desa, ada dalam satu Desa 3 posyandu, satu Desa 2 posyandu dan satu Desa 1 posyandu. Posyandu yang ada semua aktif, disertai dengan kader yang sangat antusias dalam melaksanakan tugasnya. Pada umumnya kader yang ada Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dikecamatan Johan pahlawan sudah pernah mengikuti pelatihan diantaranya pelatihan tentang IMD, konselor ASI,menu makanan bayi dan ibu hamil. Posyandu beserta kader yang aktif dapat memberikan informasi terhadap ibu- ibu yang mengalami ganguan masalah kesehatan terutama menyangkut masalah ASI, IMD dan makanan bayi maupun ibu hamil, apabil masalah kesehatan yang dihadapi oleh ibu-ibu tidak dapat diatasi oleh kader, maka kader akan merujuk ke bidan Desa yang ada di Desa tersebut. Apabila ibu-ibu menyusui mempunyai masalah tentang kesehatannya di luar jadwal posyandu, maka kader posyandu akan mendatangi ibu- ibu tersebut. Kader posyandu setiap 3 bulan mendapatkan honor yang diberikan oleh puskesmas sebanyak Rp 30.000orang. Beikut cuplikan hasil wawancara dengan informan 4 dan 7.tentang keaktifan posyandu. “ saya mendapatkan informasi tentang IMD pada saat periksa hamil di posyandu”informan 4 “ saya mengetahui tentang IMD dari kader posyandu yang datang berkunjung ke rumah saya pada saat saya mau melahirkan”informan 7

d. Keadaan Geografis

Letak Kecamatan Johan Pahlawan berada di pusat kota, dengan dataran yang rendah, jalan yang dilalui oleh masyarakat sudah diaspal, transportasi lancar, sarana kesehatan yang mudah terjangkau disetiap Desa memiliki sarana kesehatan, baik puskesmas atau puskesmas pembantu dan polindes. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan sangat memuaskan masyarakat, membuat Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 masyarakat tidak enggan berkunjung kesarana kesehatan, baik untuk berobat maupun hanya sekedar berkonsultasi tentang masalah kesehatan. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan informan ”Saya sangat senang dengan keadaan sekarang, karena kalau saya ada masalah dengan menyusui saya bisa langsung menanyakan sama ibu bidan, karena Puskesmas dengan rumah saya tidak jauh bisa dengan jalan kaki, dengan jalan kakipun sudah enak karena jalannya udah diaspal.”informan 3 ”Saya senang karena sekarang kalau ada apa-apa dengan bayiku dan kesehatan aku cepat kita menghubungi ibu bidan, karena di desa kami udah ada puskesmas pembantu, dan petugasnya selalu ada sampai siang, bidan yang bertugas juga sering memberi informasi tentang IMD dan menyusui kepada kami yang berkunjung kepuskesmas.”jnforman 4 ”Saya senang karena pada saat saya berobat dan berkonsultasi masalah kehamilan dengan bidan dan dokter cepat dilayani, kemudian banyak informasi yang diberikan tentang persalinan, menyusui sampai 6 bulan, dan habis lahir anak tarok dida. Dan rumah sakit mudah dijangkau, naik becak tidak sampai lima menit udah sampai, becakpun tidak payah dicari karena udah banyak lewat dijalan depan rumah, kalau dimusim hujan juga tidak menjadi masalah karena jalan tidak becek lagi udah diaspal”informan 8

2. Faktor yang Menghambat Pelaksanaan IMD