Pelayanan Kesehatan dan Petugas Kesehatan yang Belum Sepenuhnya

jont-jont usus yang di dalamnya berisi enzim dengan fungsi mengolah makanan yang masuk ke dalam saluran usus. Bayi usia kurang enam bulan biasanya masih sedikit enzimnya, jonjotnya belum sempurna, alhasil makanan yang masuk tidak diolah cuma memberi rasa kenyang tapi tidak diserap, karena enzim yang bertugas mencerna masih kurang. Kalau keadaanya parah bisa terjadi perforasi atau kebocoran, bahkan bisa pecah karena makanan padat menumpuk dan tidak bisa hancur di usus.

c. Pelayanan Kesehatan dan Petugas Kesehatan yang Belum Sepenuhnya

Mendukung ASI Eksklusif Rumah sakit merupakan tempat yang paling potensial untuk terjadi penyimpangan. Seharusnya penyediaan susu formula untuk bayi baru lahir tidak harus rutin disediakan oleh rumah sakit. Bidan yang dianggap paling bertanggung jawab dalam keberhasilan penggalakan ASI, kadang kala tidak disadari ikut berprilaku negatif, di ruang kebidanan maupun di ruang rawat bayi, dengan waktu yang terbatas karena banyak pasien sering tidak sempat memotivasi si ibu dalam pemberian ASI, bahkan masih saja ada beberapa bidan yang mendekorasi klinik bersalin dengan berbagai poster susu formula tertentu. Berikut kutipan dari hasil wawancara dengan informan mengenai pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung ASI eksklusif : “Pada saat saya melahirkan di rumah sakit dengan cara operasi, setelah selesai operasi, saya dipindahkan ke ruang kebidanan untuk dirawat dalam keadaan sadar, akan tetapi bayi saya terpaksa harus dirawat di ruang bayi. Pada hari ketiga baru saya bertemu dengan bayi saya, tapi sudah diberikan susu SGM I, tidak ada petugas yang menganjurkan saya untuk memberikan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 ASI, bahkan pada saat itu payudara saya sudah mulai membengkak, tidak ada petugas yang membantu saya untuk mengatasi masalah ini.” Hal ini mengambarkan bahwa ibu-ibu yang baru melahirkan butuh bimbingan dan bantuan dari bidan, baik yang berada di ruang kebidanan maupun yang merawat bayi. Akan tetapi karena di ruang kebidanan dan ruang bayi tidak mempunyai waktu untuk membantu ibu dalam hal menyusui, karena terlalu disibukkan dengan pekerjaan yang begitu banyak. Hal ini menyebabkan sang ibu dan keluarga kebingungan dalam menghadapi masalah tersebut dan mengakibatkan tidak terlaksana pemberian ASI secara eksklusif. Keberhasilan menyusui secara eksklusif perlu didukung dengan adanya persiapan dengan cara membuat suatu pertemuan yang mengikutsertakan pimpinan rumah sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter anastesi, bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bersalin, kamar operasi, kamar bayi, dan kamar perawatan ibu bersalin untuk mensosialisasi tentang pemberian ASI secara eksklusif. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui, dan menolong IMD yang benar. Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan ibu hamil, setidaknya dua kali dalam satu bulan membahas tentang ASI eksklusif dan IMD. Informasi yang salah karena bidan praktek swasta atau rumah sakit yang buru- buru menyarankan memberi susu formula atau bahkan langsung memberikan susu formula pada bayi baru lahir. Hal ini bukan sekedar merampas hak ibu untuk memberi ASI secara eksklusif, tetapi sudah melanggar etika. Ini menimbulkan dugaan bahwa klinik telah dimanfaatkan oleh produser susu. Posisi dokter, bidan, Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 atau tenaga kesehatan lain yang menjadi kepercayaan ibu telah dimanfaatkan untuk penjualan susu formula. Perlu dipertimbangkan bahwa ibu-ibu akan lebih mudah menolak jika saran menggunakan susu formula diberikan oleh sales produk susu, tapi bagaimana jika saran itu diberikan oleh dokter dan bidan, umumnya ibu akan menurut, sekalipun ibu masih ragu., ini sudah melanggar etika. Mungkin hari pertama pasca kelahiran, saat ASI belum keluar atau masih sedikit dimanfaatkan oleh sebagian tenaga kesehatan yang kurang bijak. Untuk itu, ada baiknya ibu mempercayakan diri kepada rumah sakit yang sayang bayi, yang mengutamakan ASI eksklusif bagi bayi. Di negara-negara maju, pemberian ASI eksklusif sudah menjadi kebijakan pemerintah. Di Swedia, ada lembaga yang bernama Swedish Breastfeeding institute, sebuah lembaga pemberdayaan ASI yang menjadi lembaga paling penting dalam masyarakat ASI eksklusif. Semua rumah sakit wajib melatih dan bahkan “memaksa” ibu menyusui bayinya. Para perawat sangat gigih membujuk dan mendorong ibu yang baru melahirkan, jika ASI belum lancar dan ibu mulai kendor semangatnya untu menyusui, jadi, bukan malah memberi susu formula. Kesimpulannya, susu formula itu bukan lambang kemajuan atau hidup modren.

d. Dukungan Keluarga Yang Rendah