Faktor yang Menghambat Pelaksanaan IMD

masyarakat tidak enggan berkunjung kesarana kesehatan, baik untuk berobat maupun hanya sekedar berkonsultasi tentang masalah kesehatan. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan informan ”Saya sangat senang dengan keadaan sekarang, karena kalau saya ada masalah dengan menyusui saya bisa langsung menanyakan sama ibu bidan, karena Puskesmas dengan rumah saya tidak jauh bisa dengan jalan kaki, dengan jalan kakipun sudah enak karena jalannya udah diaspal.”informan 3 ”Saya senang karena sekarang kalau ada apa-apa dengan bayiku dan kesehatan aku cepat kita menghubungi ibu bidan, karena di desa kami udah ada puskesmas pembantu, dan petugasnya selalu ada sampai siang, bidan yang bertugas juga sering memberi informasi tentang IMD dan menyusui kepada kami yang berkunjung kepuskesmas.”jnforman 4 ”Saya senang karena pada saat saya berobat dan berkonsultasi masalah kehamilan dengan bidan dan dokter cepat dilayani, kemudian banyak informasi yang diberikan tentang persalinan, menyusui sampai 6 bulan, dan habis lahir anak tarok dida. Dan rumah sakit mudah dijangkau, naik becak tidak sampai lima menit udah sampai, becakpun tidak payah dicari karena udah banyak lewat dijalan depan rumah, kalau dimusim hujan juga tidak menjadi masalah karena jalan tidak becek lagi udah diaspal”informan 8

2. Faktor yang Menghambat Pelaksanaan IMD

Ada beberapa hal yang dapat mengganggu atau menghambat kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya atau IMD. Di antaranya obat kimiawi yang diberikan sewaktu ibu melahirkan dan mungkin bisa sampai ke janin melalui placenta, sehingga menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibunya. Kelahiran dengan tindakan dan obat-obatan seperti operasi, vakum, forcep, bahkan perasaan lelah dan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dapat Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 pula mengganggu pelaksanaan IMD. Adapun hal-hal yang mempengaruhi tidak terlaksananya IMD berdasarkan hasil penelitian antara lain :

a. Kelelahan

Menurut informasi yang diperoleh dari ibu Nisa bahwa, pada waktu melahirkan ibu Nisa ditolong oleh perawat yang sudah senior, begitu bayinya lahir tidak diletakkan di atas perut ibu langsung dibungkus dan ditidurkan di tempat yang lain, karena ibu Nisa tidak mau kalau bayinya diletakkan di atas perut, tidak sanggup menahan dan masih lelah setelah melahirkan. Selama proses persalinan ibu Nisa mengalami masa persalinan yang panjang, yang membuat dirinya kelelahan dan dehidrasi. Perawat yang menolong persalinan menganjurkan untuk memasang infus tapi ibu Nisa tidak bersedia, setelah melahirkan ibu Nisa mengalami perdarahan sehingga membuat dirinya kelelahan. Berikut cuplikan wawancara dengan ibu Nisa: “ saya tidak mau diletakkan anak saya di atas dada karena saya capek dan lemas” Akan tetapi tidak terlaksananya IMD, juga dipengaruhi oleh karena perawat yang membantu proses persalinan belum pernah melakukan IMD, sehingga perawat tidak memberi motivasi terhadap informan untuk melakukan IMD. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan perawat yang membatu proses kelahiran: Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 “belum pernah saya melakukan IMD hanya mendengarkan saja, dan belum dilatih tentang tatacara IMD, ibu Nisah juga tidak mau dilakukan IMD.”

b. Bidan Tidak Paham Tentang IMD

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ibu syifa, menyatakan, pada saat setelah bayinya lahir tidak dilakukan IMD, dan ibu Nisa tidak pernah mendengar tentang IMD, baik pada saat periksa hamil dengan bidan di puskesmas maupun pada saat periksa hamil dengan bidan praktek swasta BPS. Menurut informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan bidan yang membantu proses persalinan ibu Nisa menyatakan alasan tidak dilakukannya IMD: “Saya tidak melakukan IMD karena saya belum pernah melihat dan mengetahui prosudur tentang IMD, dan saya belum pernah mengikuti pelatihan.” Menurut informasi yang diperoleh dari ibu Syamin. Pada saat melahirkan ditolong oleh bidan, setelah bayi lahir tidak dilakukan IMD. Akan tetapi dibersihkan kemudian dimandikan dan ditidurkan di samping ibunya, bidan menganjurkan untuk memberi ASI, tanpa memberikan penjelasan dan mengatakan jangan diberikan pisang karena dapat mengganggu usus. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bidan yang menolong proses persalinan ibu Syamin, menyatakan alasan tidak dilakukan IMD karena: “Belum pernah saya lakukan IMD pada saat saya menolong persalinan, tapi saya sudah pernah mengikuti pelatihan tentang IMD, Cuma saya belum berani melakukan IMD. Lagi pula pada saat ibu Syamin melahirkan ramai saudaranya yang menemani sehingga membuat suasana sedikit terganggu.” Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Menurut ibu Tomi pada saat melahirkan ditolong oleh bidan, yang tinggalnya di depan toko mereka. Pada saat melahirkan tidak diletakkan bayi di atas perut ibunya langsung dimandikan dan dibedong. setelah itu baru diberikan sama ibunya. Ibu Nisa tidak pernah melihat kalau anak baru lahir diletakkan di atas perut dan bidannya pun tidak pernah cerita, dirinya hanya tau kalau bayi setelah lahir harus diberikan air susu ibunya sampai umur enam bulan Berdasarkan informasi bidan yang membantu proses persalinan ibu Nisa menyatakan: “Saya belum pernah mengikuti pelatihan IMD, dan saya tidak paham bagaimana tata cara pelaksanaan IMD karena belum pernah lihat.”

c. KeluargaTidak Mendukung

Dari hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa ada beberapa suami informan diantaranya ayah dekcut, tomi, dan nisa, menyatakan bahwa masalah proses melahirkan adalah urusan orang tua, kami sebagai suami hanya menuruti kehendak atau kemauan orang tua. Apabila menurut orang tua itu baik dilakukan maka bagi kami juga tidak keberatan, karena kami tidak mengeathui apa maksud dan tujuan dilakukan IMD. Selama ini kami belum pernah melihat dan mendengar tentang IMD, sehingga pada saat istri melahirkan kami tidak menganjunjurkan dan mengizinkan, karena belum memahami apa itu IMD. Menurut nenek dekcut, pada saat setelah bayi lahir, bidan melakukan IMD maka nenek melarang untuk dilakukan, karena menurut nenek bayi belum Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dibersihkan masih berlepotan dengan darah dan lemak, biasanya yang sering dilihat oleh nenek bayi setelah lahir dibersihkan dan dimandikan baru diberikan pada ibunya, tidak seperti sekarang bayi masih dalam keadaan kotor sudah diletakkan di atas dada si ibu, sehingga menimbulkan kesan bahwa bayi belum suci dari kotoran kalau belum di mandikan. Berikut hasil wawancara dengan nenek alasan tidak menganjurkan untuk IMD: “ karena bayi masih kotor dengan darah dan lemak, kalau menurut agama belum suci dari hadast.”

d. Melahirkan Secara Operasi

Berdasarkan informasi dari ibu Nurma, pada saat melahirkan beliau harus dioperasi, karena menurut bidan yang membantu proses persalinan, setelah ditunggu beberapa jam tapi tidak ada pembukaan dan kepala janin belum masuk pintu bawah panggul PAP. Ibu Nurma menyatakan bahwa dirinya dioperasi barangkali ada hubungan dengan umur, karena waktu melahirkan sudah umur 38 tahun. Setelah bayi dilahirkan dengan cara operasi bayi segera menangis dan tidak dilakukan IMD, langsung dibawa ke ruang bayi dimasukkan ke dalam incubator. Menurut perawat yang ikut dalam tim operasi menyatakan alasan tidak dilakukan IMD karena: “pada saat dioperasi kondisi ibu lemah, karena perdarahan maka dokter anak menganjurkan bayinya segera dirawat dalam incubator” Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

3. Faktor Yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif