Keinginan Ibu Untuk Memberi ASI Eksklusif Sarana Kesehatan

d. Keinginan Ibu Untuk Memberi ASI Eksklusif

Keberhasilan menyusui secara eksklusif dipengaruhi oleh banyak hal baik itu pengaruh yang berasal dari diri ibu sendiri maupun dari lingkungan. Salah satunya pengaruh dari dalam diri ibu adalah minat atau keinginan ibu untuk menyusui bayinya. Keinginan atau minat ibu untuk menyusui bayi juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga, terutama suami yang memegang peranan penting dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif. Sejak dari kehamilan informan ibu sudah mempersiapkan diri untuk memberi ASI secara eksklusif, setelah lahir walaupun ASI belum keluar selalu mencoba menyusui, walaupun ASI masih keluar sedikit ibu tidak mengiringi dengan pemberian susu formula. Berikut wawancara dengan informan tentang keinginannya memberi ASI secara eksklusif : “Begitu anak saya lahir langsung saya kasih nenen, tapi airnya keluar sedikit, tapi kemudian saya coba terus, hari ke dua baru mulai banyak dan saya tidak kasih susu kaleng”. tomi “Saat anak saya lahir langsung saya kasih ASI walaupun airnya belum keluar, tapi saya tidak putus asa, kemudian saya coba lagi sampai airnya keluar.” syamin Keinginan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi merupakan langkah awal keberhasilan dalam menyusui. Kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan dirinya untuk memberikan ASI akan merangsang hormon oksitosin untuk menghasilkan ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI.

e. Sarana Kesehatan

Dengan tersedianya sarana kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit, Polindes membuat informan memudahkan untuk berkonsultasi tentang masalah kesehatan, baik itu tentang menyusui, keluarga berencana dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. Ketersediaan sarana kesehatan tersebut harus didukung dengan pelayanan yang baik dari petugas kesehatan, sehingga ibu dapat merasakan kepuasan atas pelayanan yang didapatkan. Berikut wawancara dengan informan mengenai sarana kesehatan yang dapat mendukung pemberian ASI secara eksklusif: “Aku karena selama kasih nenen udah 5 bulan tidak datang haid langsung aku tanya Kepuskesmas, sekarang udah enak kalau kita ada masalah langsung pigi ke Pusksmas karena udah dekat ngak payah lagi harus pergi ke Rumah Sakit.” syamin “Waktu anak ku pilek susah minum nenen langsung kami bawa ke puskesmas pembantu yang dekat rumah kami.” dimas Dari hasil wawancara dengan informan tentang sarana kesehatan, ternyata sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang mendukung terhadap pemberian ASI secara eksklusif. Pelayanan yang diberikan oleh bidan terhadap persoalan yang dihadapi oleh informan tersebut juga ikut mendukung pemberian ASI secara eksklusif. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

5.2.2. Faktor Penghambat Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa banyak faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pemberian ASI secara eksklusif. Pelanggaran pemberian ASI banyak terjadi di berbagai bidang kehidupan, mulai di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat. Di lingkungan rumah tangga tanpa disadari bisa dilakukan oleh ibu, ayah, kakak atau nenek. Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama secara eksklusif sangat bervariasi. Padahal menurut bidan koordinator Puskesmas Johan Pahlawan, bidan-bidan yang betugas di Kecamatan Johan Pahlawan pada umumnya sudah dilatih menjadi konselor ASI. Akan tetapi masih ada masyarakat yang belum melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam terhadap informan, diketahui bahwa ada beberapa alasan yang sering dijumpai pada masyarakat Johan Pahlawan yakni : 1 ASI tidak cukup untuk bayi, sehingga perlu diberikan makanan lain; 2 tradisi pemberian pisang dan madu kepada bayi yang sudah turun-temurun; 3 dukungan petugas kesehatan yang masih rendah dalam memberikan pelayanan kesehatan seputar tentang ASI eksklusif; 4 dukungan keluarga yang masih rendah terhadap pemberian ASI eksklusif; 5 pengetahuan ibu masih sangat kurang tentang ASI eksklusif; 6 puting susu ibu tenggelam dan pecah sehingga sulit untuk menyusui secara eksklusif; 7 faktor kebudayaan yang cenderung kontradiktif terhadap pemberian ASI eksklusif; 8 posisi menyusui yang kurang sempurna, sehingga proses pengeluaran ASI tidak lancar; 9 pengaruh iklan susu Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 formula; dan 10 faktor estetika, dimana sang ibu berpandangan bahwa jika sering menyusui maka payudaranya akan kendur.

a. ASI Tidak Cukup