Pemilihan Informan Metode Pengumpulan Data

3.3. Pemilihan Informan

Di Kecamatan Johan Pahlawan diketahui bahwa jumlah bayi 1262 orang, tidak semua bayi menjadi subjek penelitian hanya beberapa bayi yang berumur enam bulan yang menjadi subjek penelitian. Karena penelitian kualitatif menuntut suatu penggalian informasi yang mendalam berkaitan dengan objek atau permasalahan penelitian, oleh sebab itu tidak memungkinkan untuk mengambil subjek penelitian dengan jumlah banyak. Menurut Kanto 2003 dan Moleong 2006 bahwa teknik pengambilan sampel secara acak seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, dengan sendirinya tidak relevan untuk penelitian kualitatif. Untuk memilih sampel lebih tepat dilakukan secara sengaja purposive sampling. Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, dengan perkataan lain bahwa data yang dikumpulkan sudah mencukupi data yang dikumpulkan sudah cukup bervariasi dan sudah terjadi pengulangan informasi untuk menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari informan baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dalam pemilihan informan ada beberapa jenis informan yang digunakan diantaranya: informan kunci key informan, adalah informan yang pertama kali dijumpai untuk memperoleh data atau informasi tentang keberadaan dan jumlah bayi, serta bagaimana cara pemberian air susu ibu ASI secara eksklusif dan makanan yang telah diberikan, adapun yang menjadi informan kunci antara lain; kepala Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Puskesmas, bidan koordinator, bidan desa dan kader posyandu. Informan pokok adalah informan yang mengetahui dan melaksanakan pemberian ASI eksklusif serta melakukan inisiasi menyusu dini, adapun yang menjadi informan pokok adalah ibu bayi dan anggota keluarganya suami, ibu, ibu mertua, kakak, kakak ipar, serta kakek.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap informan, baik informan kunci maupun informan pokok. Wawancara yang dilakukan terhadap informan dengan mendatangi informan ketempat tinggal informan. Sedangkan observasi yang dilakukan terhadap subjek penelitian adalah berkaitan dengan tingkah laku dan segala tindakan ataupun perlakuan yang dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Data primer yang pertama ingin diketahui adalah data tentang pemberian ASI secara eksklusif walaupun tetap tidak mengesampingkan data-data yang lain. Metoda yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pemberian ASI secara eksklusif yaitu gabungan antara metoda wawancara dan observasi terhadap posisi menyusui, perlekatan dalam menyusui dan pemberian makanan bagi bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif. Observasi terhadap posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui yang dimaksud di sini adalah, peneliti melihat langsung bagaimana cara ibu Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 memberi ASI kepada bayinya baik terhadap posisi maupun perlekatannya, semua perlakuan ibu tersebut saya catat di dalam buku cacatan lapangan. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini berupa data mengenai jumlah ibu yang melaksanakan IMD dan ASI Ekslusif, serta data-data yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya penelitian. Data-data ini diperoleh dari dokumen laporan yang didapat melalui informan kunci. Alat bantu yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu alat tulis, ‘note book’ dan tape recorder. Data hasil observasi dan wawancara umumnya langsung saya tulis di tempat penelitian dalam bentuk tulisan-tulisan singkat. Tulisan- tulisan singkat ini kemudian dikembangkan ke dalam bentuk ‘field note’ yang lebih rinci dan lengkap. Ada juga yang ditulis setelah berlalu sekian lama, sehingga sangat rentan terhadap kemungkinan untuk terlupakan. Tidak dapat dipungkiri banyak data yang lolos dari pencatatan saya karena tidak semua pembicaraan didukung dengan rekaman. Terkadang informan yang tidak membolehkan saya menggunakan alat perekam sehingga saya tidak berani merekamnya. Atau karena kelemahan saya yang sering kali merasa lebih leluasa menggunakan catatan di tempat in-situ ketimbang alat perekam. Uji keabsahan dilakukan dengan tehnik triagulasi data Bugin, 200:252. Peneliti akan memastikan bahwa catatan harian wawancara dengan informan dan catatan harian observasi telah terhimpun. Kemudian dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian, untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. Jika ada Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 perbedaan informasi atau informasi tidak relevan, peneliti akan menelusuri sumber perbedaan tersebut dan mengonfirmasi perbedaan tersebut pada informan dan sumber-sumber lainnya. Proses triagulasi dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada inforrman.

3.5. Metode Analisis Data