ASI Tidak Cukup PEMBAHASAN

formula; dan 10 faktor estetika, dimana sang ibu berpandangan bahwa jika sering menyusui maka payudaranya akan kendur.

a. ASI Tidak Cukup

Ibu sering mengalami rasa tidak percaya diri ketika bayinya menangis terus, karena tidak mempunyai motivasi atau keinginan yang kuat untuk memberikan ASI, sehingga merasa ASI tidak cukup, karena setiap kali ibu memberi ASI kepada bayinya, bayi merasa tidak kenyang dan selalu menangis. Posisi menyusui yang kurang sempurna, karena merasa tidak tahan mendengarkan tangisan bayinya yang kadang-kadang bisa terganggu tetangga maka ibu mencoba memberikan makanan supaya bayinya diam. Berikut wawancara dengan informan mengenai ASI tidak cukup : “Kalau ASI saja nggak cukup, karena anak saya sering menangis apalagi di malam hari sampai tergangu tetangga, makanya saya coba kasih makan yang saya buat dari kacang hijau, kacang merah, kacang kuning, dan beras merah. Saya campur dan di rebus, digiling halus baru saya berikan. ” nurma “Syifa sering menangis, kalau dikasih nenen juga menangis, makanya saya berikan milna supaya kenyang, karena nenen aja tidak cukup , tapi kadang- kadang syifa nangis juga waluapun udah kasih milna.” syifa Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai ASI tidak cukup, terlihat bahwa walupun ibunya sudah memberikan makanan kepada bayinya, namun bayinya tetap juga masih menangis, padahal makanan yang diberikan adalah makanan yang mengenyangkan, berarti bukan makanan yang membuat mereka diam. Menurut peneliti, ada faktor yang lain yang menyebabkan bayinya menangis, kemungkinan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 dari posisi menyusui, ibu dalam keadaan tidak nyaman begitu juga dengan posisi bayi yang sebentar-bentar melepaskan payudara ibunya. Keadaan ini membuat bayi menolak menyusui sehingga tidak puas dan menangis. Hal ini juga mungkinkan karena frekuensi pemberian ASI yang tidak teratur membuat bayi tidak kenyang dan menangis. Pendapat Roesli 2008 yang menyatakan bahwa walaupun banyak ibu-ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali 2-5 yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya, selebihnya 95-98 ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya. Ketentraman jiwa dan pikiran pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Hal ini dikarenakan pada ibu ada dua macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah: 1 Refleks prolaktin, refleks ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu. Terjadi rangsangan neoro hormonal pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan merangsang untuk menghasilkan ASI. 2 Let-down reflex reflex milk ejection yang membuat ASI memancar keluar. Bila bayi didekatkan dengan payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 payudara ibu yang disebut rooting reflex refleks menoleh, bayi secara otomatis menghisap puting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran yang mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tubuh ibu akan membuat ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya. Seorang ibu yang mempunyai bayi kembar dua atau tiga seklaipun dapat menyusui kedua bahkan ketiga bayinya. Jadi semakin sering bayi menghisap maka semakin banyak ASI diproduksi. Menurut Warno 1990 yang menyatakan hampir 80 dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama.

b. Tradisi Pemberian Pisang dan Madu