Faktor Yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif

3. Faktor Yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif

Setiap ibu dapat menghasilkan air susu yang dibutuhkan oleh bayi sebagai makanan alami, pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia SDM yang berkualitas. ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil penelitian, terlaksananya pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh :

a. Pengetahuan suami dan istri terhadap ASI

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ibu Dimas menyatakan bahwa, mereka mengetahui tentang ASI eksklusif pada saat periksa hamil dengan bidan di rumah sakit, dengan cara membaca buku, dari teman sekantor, dan pada saat berkunjung ke posyandu. Setelah mereka mendapatkan pengetahua tentang ASI eksklusif, maka mereka berkeinginan untuk memberikan ASI secara eksklusif untuk bayinya. Pada saat bayinya lahir setelah selesai dibersihkan oleh bidan maka bayinya ditidurkan di samping ibunya. Sambil bidan mengatakan: “coba aja kasih nenennya biar air nenennya keluar dan jangan kasih pisang cukup nenen aja sampai umur 6 bulan”. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Orang tua dan mertua ibu Dimas pada saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh ibu bidan cuma tersenyum saja, begitu bidannya pulang langsung mereka berkata, apa dibilang sama ibu bidan dia dulu waktu kecil juga dikasih pisang. Tetapi ibu Dimas diam saja, karena ibu Dimas sudah berniat sejak hamil dia ingin memberikan ASI saja untuk bayinya Tetapi hal ini tidaklah mudah mereka hadapi, karena mereka masih tinggal bersama orang tua, yang masih sangat percaya kalau bayi sudah lahir harus diberikan pisang. Begitu bayinya menangis langsung neneknya bilang bahwa bayinya lapar tidak cukup dengan ASI saja, tapi ibu Dimas diam saja sambil menyatakan sama orang tuanya bahwa kalau bayi menangis belum tentu lapar barang kali popoknya basah. Juga omongan dari tetangga katanya mana cukup kalau ASI saja kapan bayi kita sehat, seperti kita lihat di TV bayi dikasih susu cepat besar dan sehat, tapi ibu Dimas diam saja sambil tersenyum. Pada saat diobservasi posisi ibu Dimas menyusui adalah sebagai berikut: “Ibu Dimas menyusui sambil duduk di lantai dengan posisi kaki lurus dan sedikit membungkuk serta meletakkan bantal di bawah badan bayi sebagai ganjalan, mulut bayi terbuka lebar, areola mamae tidak kelihatan, dagu dan pipi bayi menempel dengan payudara, perut bayi menempel dengan perut ibu.” Hal yang sama juga dialami oleh ibu syamin, ibu Syamin juga mengetahui tentang ASI eksklusif pada saat berkunjung ke posyandu, pada waktu periksa hamil dengan bidan dan dokter, juga dengan membaca majalah tentang ASI eksklusif, yang menyatakan bahwa di dalam ASI sudah mengandung semua unsur yang dibutuhkan Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 oleh bayi, dan apabila diberikan secara eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dapat mencegah terjadi kehamilan. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan informan: “ saya mengetahui tentang ASI eksklusif pada saat periksa hamil dengan bidan, sering berkunjung ke posyandu, dan juga dengan membaca buku yang berwarna merah jambu yang diberikan pada saat saya periksa hamil. Ternyata ASI itu sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.” Akan tetapi, nenek mengatakan pisang campur nasi juga diberikan karena kalau ASI saja tidak cukup. Tapi ibu Syamin tidak memperdulikan kata-kata nenek, akhirnya nenek marah karena tidak dituruti perkataannya, tapi ibu Syamin memberi penjelasan kepada nenek bahwa bayi cukup diberikan ASI saja sampai 6 bulan karena di dalam ASI sudah mengandung semua yang diperlukan oleh bayi, dan apabila bayi menangis belum tentu lapar mungkin popoknya basah. Dengan penuh kesabaran ibu Syamin menjelaskan kepada nenek, akhirnya si nenek memakluminya. Pada saat diobservasi posisi ibu Syamin pada saat menyusui sambil duduk bersandar didinding dengan badan tegak lurus, Hasil observasi tentang menyusui adalah sebagai berikut: “Kepala dan badan bayi kelihatan lurus, wajah bayi menghadap ke ibu, dan ibu memeluk bayinya. juga terlihat dari perlekatannya mulut bayi terbuka lebar, areola mamae tidak kelihatan karena semua masuk ke dalam mulut, dagu dan pipi bayi menempel pada payudara, perut bayi menempel dengan perut ibu.” Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009

b. Sikap Positif Ibu Terhadap ASI Eksklusif

Dari hasil wawancara dengan ibu Dimas dan ibu Tomi, pada saat melakukan pemeriksaan hamil di rumah sakit, menyatakan bahwa mereka terkesan dengan pemberian ASI eksklusif, pada saat melihat bayi yang diberi ASI secara eksklusif sangat lincah dan sehat, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI, maka timbul sikap mereka untuk memberikan ASI juga apabila bayinya lahir. Yang di dukung dengan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada saat berkunjung ke rumah sakit, membuat mereka bertambah yakin bahwa dengan memberi ASI bayi akan lebih sehat. Serta melihat gambar bayi yang ada dimajalah yang begitu sehat dan lucu, menambah keyakinan mereka terhadap ASI. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan mereka mengenai sikap positif terhadap ASI eksklusif: “Anak pertama dan kedua saya tidak saya berikan ASI saja sampai 6 bulan, karena begitu lahir sudah dikasih pisang sama mamak saya, tapi anak yang ini tidak saya kasih pisang cuma ASI saja sampai umur 6 bulan, karena saya pernah melihat anak yang diberi ASI saja sampai umur 6 bulan sangat lincah dan sehat, ternyata betul ASI sangat bagus.”tomi “Anak saya cuma ASI saja saya kasih , karena saya melihat gambar di majalah dan buku anaknya lucu-lucu dan sehat, saya kepingin seperti itu.”dimas

c. Sarana Kesehatan

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala puskesmas, bahwa Kecamatan Johan Pahlawan terdapat 2 puskesmas induk, 1 rumah sakit umum daerah, 4 puskesmas pembantu, 22 posyandu dan hampir semua Desa memiliki bidan Desa. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Masyarakat yang ingin berobat dan berkonsultasi mengenai kesehatan sangatlah mudah, karena sarana kesehatan dapat terjangkau dalam waktu dekat dan petugas kesehatan siap melayani. Puskesmas Johan Pahlawan merupakan puskesmas rawat nginap, karena letaknya berdekatan dengan rumah sakit, maka pelayanannya hanya diberlakukan sampai sore. Sedangkan untuk puskesmas pembantu pelayanan dibuka 24 jam karena petugasnya tinggal di tempat. Berikut cuplikan wawancara dengan informan tentang sarana kesehatan “ aku karena selama kasih nenen udah 5 bulan tidak datang haid langsung aku tanya ke puskesmas, sekarang udah enak kalau ada masalah langsung pigi ke puskesmas karena udah dekat ngak payah lagi harus ke rumah sakit.”syamin “waktu anak ku pilek susah minum nenen langsung kami bawa ke puskesmas pembantu yang dekat rumah kami.”dimas

d. Dukungan keluarga

suami Dari hasil wawancara dengan ibu Dimas, Syamin, dan Tomi menyatakan bahwa, suami mereka sangat mendukung untuk memberikan ASI untuk bayinya, karena mereka sudah mengetahui dan memahami bahwa ASI sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dukungan yang diberikan terhadap istri mereka seperti membantu mengantikan popok apabila basah, mencuci kain kencing, membantu memijat punggung istri apabila pegal pada saat menyusui, bergantian menjaga bayi dan menganjurkan istri untuk istirahat. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Berikut cuplikan hasil wawancara dengan para suami tentang dukungan terhadap pemberian ASI secara eksklusif: “Kalau bayi saya nangis saya membantu mengendong dan mendiamkannya, apabila malam hari terbangun saya yang menjaganya,kalau istri saya sudah pegal pada saat memberikan ASI saya pijitin, sebelum berangkat kerja saya bantu cuci popok.” syamin “Apabila istri saya udah tidur kalau bayi menangis saya yang gendong, kadang-kadang mengantikan popoknya apabila sudah basah, membawa jalan-jalan, sebelum saya berangkat kerja saya cuci kain kencing, memandikan sikecil.” dimas “Kalau sikecil udah nangis saya gendong, membantu cuci kain kencing, memandikan sikecil, kalau mamaknya tidur bila sikecil nangis saya yang gendong.” tomi Selain dukungan yang diberikan oleh suami, juga dilakukan oleh kakek dengan cara mengayunkan dan menjaga syamin apabila ibunya sudah mulai bekerja.

e. Keinginan Ibu Untuk Memberi ASI Eksklusif

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ibu syamin, devi, dan tomi, mereka menyatakan keinginannya untuk memberi ASI secara eksklusif dimulai sejak masa hamil, Setelah mendengar ceramah tentang ASI eksklusif yang disampaikan oleh bidan, maka mereka menyampaikan informasi tersebut kepada suami dan disambut baik oleh suaminya. karena di sertai dukungan suami maka mereka ingin mencoba memberikan ASI saja untuk bayinya. Setelah bayi lahir ibu syamin langsung mencoba memberikan ASI walaupun ASI-nya belum keluar. Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 Berikut cuplikan hasil wawancara dengan ibu Syamin tentang keinginannya untuk memberi ASI: “ begitu anak saya lahir langsung saya kasih nenen, tapi airnya keluar sedikit, tapi kemudian saya coba terus, hari ke dua baru mulai banyak dan saya tidak kasih susu kaleng” Menurut ibu Tomi dirinya memang sudah merencanakan dari sejak hamil untuk memberikan ASI saja kepada bayinya, mereka mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif pada saat memeriksakan kehamilannya sama bidan dan dokter, dengan membaca buku, dan kader posyandu. Berikut hasil wawancara dengan ibu Tomi tentang keinginannya untuk memberikan ASI kepada bayinya “saat anak saya lahir langsung saya kaasih ASI walaupun airnya belum keluar, tapi saya tidak putus asa, kemudian saya coba lagi sampai airnya keluar” Yang memudahkan rencana ibu Tomi ingin menyusui secara eksklusif, karena pada saat melahirkan nenek tidak bisa datang ke rumah mereka, barangkali kalau nenek ada sudah diberikan pisang. Karena pengalaman yang lalu begitu anak pertamanya lahir nenek langsung memberikan pisang, kalau dilarang nenek merajuk dan pulang kampung. Ibu Tomi tidak bekerja dan jarang berpergian jauh, sehingga semakin banyak waktu untuk bersama-sama dengan bayinya. Menurut pengalaman ibu Tomi selama anaknya diberikan ASI saja, anaknya jarang sakit, badannya kuat walaupun badannya kecil, anaknya lincah dan gesit, kalau Afifah : Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009 nanti saya punya anak lagi, katanya, saya akan berikan ASI saja sampai umur 6 bulan sama seperti anaknya sekarang biar anak pandai dan cerdas. Pada saat diobservasi posisi ibu Tomi menyusui duduk bersandar di korsi sambil meluruskan kakinya. Hasil observasi adalah: “Mulut bayi terbuka lebar, pipi bayi kelihatan penuh, perut bayi menempel dengan perut ibunya, kepala dan badan lurus, areola mamae tidak kelihatan.” Menurut ibu devi, beliau sudah berkeinginan untuk memberi ASI saja kepada bayinya. Mereka mendapatkan informasi tentang pentingya ASI untuk pertumbuhan bayi melalui kader posyandu, konselor ASI yang pernah datang kerumahnya, juga pada saat periksa hamil di rumah sakit, dari teman-teman sekantor, dan ada juga dari baca buku, yang menyatakan bahwa ASI sangat bagus untuk pertumbuhan bayi dan merupakan makanan yang ideal untuk bayi.

4. Faktor Yang Menghambat Pemberian ASI