Terapi Radioterapi Karsinoma Nasofaring .1 Anatomi Nasofaring

2.1.7 Terapi Radioterapi

Radioterapi masih tetap merupakan modalitas terapi primer untuk KNF dan kelenjar regional yang membesar Cottrill dan Nutting, 2003; Wei dan Sham, 2005. Ini disebabkan lokasi nasofaring berdekatan dengan struktur yang penting, serta sifat infiltrasi KNF, sehingga pembedahan sulit dilakukan. Selain itu KNF memiliki sensitivitas tinggi terhadap radiasi maupun kemoterapi dibandingkan kanker kepala dan leher lainnya Wei, 2006; Lin, 2006; Guigay et al . 2006. Pada pasien KNF stadium dini stadium I dan II, terapi pilihan adalah radioterapi definitif. Pada KNF stadium lanjut stadium III dan IV pemberian kemoterapi dikombinasikan dengan radioterapi merupakan pilihan, walau masih kontroversial sebab masih didapati perbedaan-perbedaan dalam laporan studi di literatur Licitra et al . 2003; Lin, 2006 Dosis radiasi untuk tumor primer biasanya diberikan 65-75 Gy dan pada kelenjar leher 65-70 Gy. Dosis untuk terapi profilaktik pada leher dengan kelenjar negatif adalah 50-60 Gy Wei dan Sham, 2005. Dosis radiasi perfraksi yang diberikan adalah 200 cGy DT dosis tumor diberikan 5 kali seminggu untuk tumor primer maupun kelenjar. Setelah itu radiasi dilanjutkan untuk tumor primer sehingga dosis total adalah 6000-7000 cGy pada tumor Marzaini, 2002; Mould dan Tai, 2002; Licitra et al . 2003. Dengan pemberian radioterapi saja telah berhasil mengontrol tumor T1 dan T2 pada 75-90 kasus dan tumor T3 dan T4 pada 50-75 kasus. Kontrol kelenjar leher mencapai 90 pada kasus N0 dan N1, tapi tingkat kontrol berkurang menjadi 70 pada kasus N2 dan N3 Licitra et al . 2003; Lee, 2003; Wei, 2006. M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008 Kemoterapi Pemberian kemoterapi pada KNF diindikasikan pada kasus penyebaran ke kelenjar getah bening leher, metastasis jauh dan kasus-kasus residif. Pemberian kemoterapi terutama diberikan pada KNF dengan penyakit lokoregional tingkat lanjut dikombinasikan dengan radioterapi. Kemoterapi dapat diberikan sebelum neoadjuvan, selama concurrent atau setelah adjuvan pemberian kemoterapi. Regimen kemoterapi aktif antara lain : cisplatin, 5-fluorouracil 5-FU, doxorubicin, epirubicin, bleomycin, mitoxantron, methotrexate dan alkaloid vinca Zakifman, 2002; Cottrill dan Nutting, 2003; Lin, 2006. Sebanyak 70 pasien yang baru terdiagnosa KNF datang pada stadium III dan IV, dengan penyakit lokal lanjut tanpa metastase. Standar pengobatan adalah radioterapi dikombinasikan dengan kemoterapi. Akan tetapi, waktu pemberian, dosis, durasi dan regimen obat kemoterapi yang optimal masih tetap kontroversial sebab masih didapati perbedaan-perbedaan dalam laporan studi di literatur Agulnik dan Siu, 2005; Lin, 2006. Dasar pemberian kemoterapi neoadjuvaninduksi kemoterapi dengan radioterapi ada 2. Pertama : reduksi sitotoksik tumor primer dan kelenjar dapat meningkatkan kontrol lokoregional. Kedua : eradikasi mikrometastase sistemik pada stadium dini dapat mengurangi relaps metastase jauh. Pemberian kemoterapi saat siklus radioterapi concomitant menawarkan potensi sensitisasi tumor terhadap radiasi dan juga kemungkinan eradikasi mikrometastase. Akan tetapi juga menawarkan peningkatan resiko toksisitas. Tujuan kemoterapi adjuvan yang diberikan setelah radioterapi adalah untuk mengurangi tingginya tingkat kegagalan terhadap metastase jauh. Tetapi hal ini M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008 tidak berperan secara signifikan terhadap kontrol lokoregional Mould dan Tai, 2002; Cottrill dan Nutting, 2003. Berdasarkan berbagai uji random yang telah dipublikasikan dengan tujuan menilai penambahan kemoterapi pada radioterapi pada KNF lokal stadium lanjut, telah diambil persetujuan umum bahwa kemoradioterapi concurrent sangat berguna, secara konsisten menghasilkan keuntungan survival dibandingkan pemberian radioterapi saja, mencapai tingkat overall survival OS 5 tahun sebesar 70 Agulnik dan Siu, 2005; Wei, 2006; Guigay et al . 2006. Pemberian kemoterapi lanjutan terhadap kemoradioterapi concurrent, baik sebagai neoadjuvan ataupun adjuvan, diperkirakan akan memperkuat kontrol penyakit. Berdasarkan laporan-laporan terakhir, dipertimbangkan kombinasi kemoterapi induksineoadjuvan diikuti terapi concurrent. Penggabungan bahan-bahan antikanker terbaru yang kurang toksik dan lebih efektif seperti gemcitabine, taxane dan bahan- bahan target molekular sebagai kombinasi regimen modalitas memerlukan eksplorasi lebih lanjut dalam terapi KNF lokal stadium lanjut Agulnik dan Siu, 2005 Sampai sekarang, regimen dengan dasar platinum merupakan standar kemoterapi pada pasien KNF dengan metastase, dan terapi lini pertama yang paling banyak digunakan adalah kombinasi cisplatin dan 5-FU, yang mencapai ratio respon 66-76 Guigay et al. 2006; Wei, 2006. Kombinasi platinum dengan bahan baru seperti gemcitabine atau paclitaxel telah menunjukkan respon yang baik Guigay et al . 2006. M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008 Pembedahan Pembedahan hanya sedikit berperan dalam penatalaksanaan KNF. Terbatas pada diseksi leher radikal untuk mengontrol kelenjar yang radioresisten dan metastase leher setelah radioterapi, pada pasien tertentu pembedahan penyelamatan salvage treatment dilakukan pada kasus rekurensi di nasofaring atau kelenjar leher tanpa metastase jauh Chew, 1997; Wei, 2003; Wei, 2006; Lutzky et al . 2008. Terapi Target Molekuler Dengan tujuan untuk meningkatkan proporsi survival jangka panjang pada pasien KNF yang rekuren atau dengan metastase jauh, bahan sistemik yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan respon komplet. Dengan potensi indeks terapetik yang lebih tinggi, bahan-bahan target melokuler menampilkan senyawa-senyawa yang dapat melengkapi penggunaan kemoterapi konvensional Agulnik dan Siu, 2005. Beberapa target molekuler telah diidentifikasi dalam spesimen tumor penderita KNF. Ekspresi atau overekspresi reseptor-reseptor berikut telah dievaluasi pada KNF yaitu : EGFR, cKIT c-erbB-2 HER-2 dan VEGF Vascular Endothelial Growth Factor, yang merupakan faktor proangiogenik, yang berperan dalam angiogenesis untuk pertumbuhan tumor, invasi dan metastase tumor Agulnik dan Siu, 2005. Saat ini target terapi dengan cetuximab antibodi monoklonal EGFR sedang dalam perkembangan untuk pasien KNF rekuren atau dengan metastase Agulnik dan Siu, 2005; Guigay et al . 2006; Licitra et al. 2006. Terapi multitarget inhibitor tyrosine kinase VEGF untuk KNF dengan metastase telah menunjukkan aktivitas pada studi fase I Guigay et al . 2006 M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008 Manajemen Pada KNF Persisten atau Rekuren Komplikasi lambat dapat timbul pada pasien yang bertahan hidup lama sebagai akibat radiasi pada daerah sekitar nasofaring dan kelenjar leher. Komplikasi yang dapat timbul yaitu pada neuroendokrin dan otologi, xerostomia, fibrosis jaringan lunak, stenosis arteri karotid. Komplikasi neurologi yang menyulitkan seperti nekrosis lobus temporal dan kelumpuhan syaraf kranial. Kemoterapi dengan cisplatin akan meningkatkan efek samping otologi Cottrill dan Nutting, 2003; Wei, 2006. Remisi komplet KNF setelah terapi dapat dimonitor dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan endoskopi dengan atau tanpa biopsi, dan pencitraan. Pemeriksaan dengan PET lebih baik dibandingkan dengan CT atau MRI untuk mendeteksi tumor yang persisten atau rekuren. Deteksi dini adanya relaps lokoregional sangat penting karena tumor ini masih dapat ditolong jika dideteksi dini. Pada kasus persisten, baik pada nasofaring ataupun kelenjar leher 10 minggu setelah terapi inisial telah komplet, dapat dipertimbangkan terapi penyelamatan salvage treatment Wei, 2006. Walau kemoradioterapi concomitant cukup efektif pada terapi KNF, kegagalan lokal atau regional sebagai tumor yang persisten atau rekuren dapat terjadi. Untuk mempertahankan tingkat survival yang tinggi dibutuhkan deteksi dan terapi dini. Berikut terapi yang dapat diberikan : 1. Tumor persisten atau rekuren pada kelenjar limfe leher : diseksi leher radikal, dapat ditambahkan dengan brakiterapi bila tumor telah menyebar keluar batas kelenjar leher. 2. Tumor persisten atau rekuren di nasofaring : radioterapi eksternal siklus kedua dengan dosis lebih besar, radioterapi stereotaktik, brakiterapi, nasofaringektomi, M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008 radioterapi eksternal siklus kedua dikombinasi dengan kemoterapi concurrent Cottrill dan Nutting, 2003; Wei, 2003; Wei, 2006. 2.2 Vascular Endothelial Growth Factor 2.2.1 Angiogenesis

Dokumen yang terkait

Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) Pada Karsinoma Hidung Dan Sinus Paranasal

3 55 106

Vascular Endothelial Growth Factor pada Karsinoma Nasofaring

0 47 7

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 18

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 2

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 5

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 23

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 3

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dengan Tipe Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring

0 0 13

Hubungan antara Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dengan Karakteristik Klinikopatologik Karsinoma Payudara Duktal Invasif

0 1 6

Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor dan Peningkatan Microvessel Density pada Karsinoma Nasofaring Tidak

0 0 6