2.1.3 Etiologi
KNF kemungkinan merupakan hasil interaksi kompleks faktor-faktor genetik, virus dan lingkungan Ganguly
et al . 2003. Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh
terhadap KNF : 1. Infeksi virus Epstein-Barr
Terdapat peningkatan antibodi IgA terhadap viral capsid antigen VCA dan early antigen compleks EA dan ditemukannya genom virus pada sel tumor McDermott
et al.
2001 Ahmad, 2002; Cottrill dan Nutting; 2003. Lutzky
et al . 2008. Virus Epstein-
Barr VEB terdeteksi secara konsisten pada pasien KNF di daerah dengan insidensi tinggi dan daerah dengan insidensi rendah. Sinyal RNA yang dikode VEB dengan
metode hibridisasi in situ dijumpai pada hampir seluruh sel tumor, dimana RNA yang dikode VEB tidak dijumpai pada jaringan normal di sekitar tumor, kecuali pada
jaringan limfoid yang terbatas. Lesi premaligna di epitel nasofaring telah menunjukkan kandungan VEB, yang menunjukkan infeksi terjadi pada fase awal
karsinogenesis. Terdeteksinya bentuk tunggal DNA viral menyarankan bahwa tumor merupakan proliferasi klonal dari sel tunggal yang pada awalnya terinfeksi VEB.
Gen-gen laten spesifik VEB secara konsisten diekspresikan pada karsinoma nasofaring pada lesi awal dan lesi displastik. Protein viral laten
latent membrane protein
1 dan 2 memiliki efek yang substansial pada ekspresi gen selular dan pertumbuhan selular, menghasilkan pertumbuhan yang sangat invasif serta
pertumbuhan yang ganas dari karsinoma McDermott et al.
2001; Cottrill dan Nutting, 2003; Wei dan Sham, 2005; Lutzky
et al . 2008 .
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
2. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamin Beberapa penelitian epidemiologik dan laboratorium menyokong hipotesa yang
menyebutkan bahwa konsumsi dini ikan asin menyebabkan KNF di Cina Selatan dan Hongkong. Suatu studi kasus kontrol menunjukkan bahwa hanya konsumsi ikan asin
yang sering sebelum usia 10 tahun yang berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya KNF Ahmad, 2002; Ganguly
et al. 2003; Cottrill dan Nutting, 2003; Wei,
2006. Selain ikan asin, uap nitrosamin tingkat tinggi juga ditemukan pada berbagai bahan
makanan yang diawetkan di China, Tunisia dan Greenland, dimana beberapa bahan makanan tersebut mengandung prekursor nitrosamin tingkat tinggi yang
menghasilkan uap nitrosamin setelah dicerna di lambung Chew, 1997. 3. Sosial ekonomi, lingkungan dan kebiasaan hidup.
Udara yang penuh asap dan uap di rumah-rumah dengan ventilasi kurang baik di Cina, Indonesia dan Kenya juga meningkatkan insiden KNF. Pembakaran dupa di
rumah-rumah juga dianggap berperan dalam menimbulkan KNF di Hongkong Chew, 1997; McDermott
et al. 2001; Ahmad, 2002. Perokok berat meningkatkan resiko
KNF pada daerah endemik Cottrill dan Nutting, 2003; Ganguly et al.
2003. 4.
Sering kontak dengan bahan karsinogen antara lain : benzopyren, benzo anthracene, gas kimia, asap industri, asap kayu, debu kayu, formaldehid, asap
rokok, dan beberapa ekstrak tumbuhan. Penelitian di Swedia menunjukkan pembuat gelas, pembuat sepatu, pembuat buku serta pekerja di pembakaran tanaman
mempunyai risiko tinggi untuk KNF. Di Selandia Baru peningkatan resiko KNF terjadi pada pekerja kayu, penggergaji kayu dan pegawai kehutanan. Di China Selatan
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
suatu studi kasus kontrol menunjukkan resiko tinggi KNF pada pekerja yang terpapar bahan-bahan hasil pembakaran batu bara, arang, pengelasan serta bahan bakar cair
Chew, 1997; McDermott et al.
2001; Ganguly et al.
2003. 5. Ras dan keturunan.
Insiden tertinggi di dunia ternyata terdapat pada ras Cina, baik di daerah asal ataupun di perantauan. Insiden tertinggi terutama di Provinsi Guangdong dan
Daerah Otonom Guangxi Roezin, 1995; Chew, 1997; Ahmad, 2002. Insiden KNF tetap tinggi pada penduduk Cina yang berimigrasi ke Asia Tenggara atau Amerika
Utara, tapi lebih rendah pada penduduk Cina yang lahir di Amerika Utara daripada yang lahir di Cina Selatan Chew, 1997; Ahmad, 2002; Wei dan Sham, 2005.
Insiden sedang dijumpai pada ras Asia Tenggara Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Eskimo Kanada, Alaska, Greenland dan Afrika Utara. Insiden
yang jauh lebih rendah daripada insiden di Asia dijumpai di Malta, Tunisia, Aljazair, Maroko dan Sudan, tetapi insiden tetap lebih tinggi daripada di Amerika dan Eropa
Chew, 1997; Cottrill dan Nutting, 2003. 6. Radang kronis di nasofaring
Dengan adanya peradangan menahun di nasofaring, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen penyebab KNF McDermott,
et al. 2001; Ahmad,
2002. Proses peradangan dan kondisi-kondisi benigna di telinga, hidung dan tenggorokan merupakan faktor predisposisi terjadinya transformasi pada mukosa
nasofaring yang meningkatkan resiko terjadinya keganasan McDermott, et al.
2001.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
7. Profil HLA. Hubungan antara profil HLA dan KNF ditemukan pada pasien KNF di berbagai
negara. Pada etnik Cina, KNF dihubungkan dengan ditemukannya HLA tipe A2 dan Bw46 Chew, 1997; Cottrill dan Nutting, 2003. Penelitian di bagian THT FKUIRSCM
tahun 1997 didapatkan fenotip antigen HLA kelas 1, HLA-A24 dan HLA-B63 untuk kemungkinan faktor penyebab bagi orang Indonesia asli Roezin, 1996; Ahmad,
2002. Penelitian di Medan menemukan alel gen paling tinggi pada penderita KNF suku Batak adalah alel gen HLA-DRB112 dan HLA-DQB0301 dimana alel gen
yang potensial sebagai penyebab kerentanan timbulnya KNF pada suku Batak adalah alel gen HLA-DRB108 Delfitri M, 2007
2.1.4 Gejala Klinik