BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
Stadium
Permeabilitas r
Histopatologi Sekresi
protease Migrasi
Progresivitas Proliferasi
Metastase Anti
apoptosis Prognosis
KNF
Hypoxia
Faktor Proangiogenik
VEGF
Pembuluh Darah
EGFR, HER-2 COX-2, BCR-ABL
c-src ,
ras , p53
Angiogenesis
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan studi potong lintang cross sectional study
yang bersifat deskriptif analitik.
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita KNF berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan THT-KL dan hasil biopsi histopatologi yang berobat ke
RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh penderita KNF berdasarkan anamnesis, pemeriksaan THT serta hasil biopsi histopatologi yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi sebagai berikut : KRITERIA INKLUSI
1. Penderita KNF yang ditegakkan berdasarkan hasil biopsi histopatologi, baik laki- laki maupun perempuan pada semua kelompok usia, yang belum pernah
mendapat pengobatan dengan radiasi atau kemoterapi. 2. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
KRITERIA EKSKLUSI 1. Penderita KNF yang ditegakkan berdasarkan hasil biopsi histopatologi, yang
sudah pernah mendapat pengobatan dengan radiasi atau kemoterapi. 2. Penderita diduga KNF dengan hasil histopatologi meragukan. Jika hasil
histopatologi biopsi ulang tetap meragukan masuk kriteria eksklusi.
4.2.3 Besar sampel
Penentuan jumlah minimal sampel berdasarkan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan rumus :
n Z
2
g . P 1- P
d
2
n 1,96
2
. 0,8.0,2 0,15
2
n 27,3 -- 28 n : jumlah sampel
Z : nilai standar distribusi statistik pada kesalahan tertentu g Error 0,05 = 1,96
P : Proporsi VEGF pada penderita KNF = 80 Guang-Wu, 2000 d : tingkat akurasi nilai estimasi dengan nilai sebenarnya = 15
Besar sampel yang didapat minimal 28 orang.
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan subjek penelitian secara non probability consecutive sampling.
Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
4.3.1.1 Variabel tergantung dependent : VEGF 4.3.1.2 Variabel bebas independent : jenis histopatologi, stadium.
4.3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Karsinoma Nasofaring KNF : tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi nasofaring.
2. Biopsi nasofaring : tindakan biopsi terhadap massa di nasofaring melalui kavum nasi dengan menggunakan
Blakesley nasal forcep lurusbengkok, dengan tuntunan
endoskopi kaku, 4 mm, 0 û.
3. Bentuk KNF : berdasarkan histopatologi biopsi tumor menurut kriteria WHO : Tipe 1 :
keratinizing squamous cell carcinoma Tipe 2 :
differentiated non keratinizing carcinoma Tipe 3 :
undifferentiated carcinoma 4. Pemeriksaan immunohistokimia : suatu cara mendeteksi antigen dalam jaringan
dengan menggunakan antibodi tertentu. 5. Ekspresi VEGF : kadar VEGF dalam sitoplasma sel danatau membran sel sesuai
hasil pemeriksaan imunohistokimia : 0 : negatif
1 : lemah 10 ekspresi pada sel-sel tumor 2 : sedang 10-50 ekspresi pada sel-sel tumor
3 : kuat 50 ekspresi pada sel-sel tumor Nilai 2-3 dianggap overekspresi VEGF
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
6. Stadium tumor : penentuan stadium penyakit berdasarkan klasifikasi AJCCUICC 2002.
4.4 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah jaringan dari nasofaring penderita KNF yang diambil dengan biopsi. Tindakan biopsi terhadap massa di
nasofaring melalui kavum nasi dengan menggunakan Blakesley nasal forcep
lurusbengkok, dengan tuntunan endoskopi kaku, 4 mm, 0 û.
4.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini membutuhkan beberapa bahan, reagen dan peralatan sebagai berikut :
a. Bahan untuk pemeriksaan histopatologi Formalin 10, blok parafin, aqua destillata, hematoxyllin-eosin.
b. Bahan untuk pemeriksaan immunohistokimia Xylol, alkohol absolut, alkohol 95, alkohol 80, alkohol 70, H2O2 0,5 dalam
methanol, phosphat buffer saline PBS, antibodi VEGF, antibodi sekunder, Envision, chromogen diamino benzidine DAB, Lithium Carbonat jenuh, tris EDTA, hematoxyllin,
aqua destillata. c. Alat untuk biopsi
Blakesley nasal forcep lurusbengkok, endoskopi kaku, 4 mm, 0
û.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
d. Alat untuk pemeriksaan immunohistokimia Sistem visualisasi immunohistokimia Envision kit, mesin pemotong jaringan
microtome, silanized slide. Prosedur kerja imunohistokimia pada blok parafin :
1. Preparasi setelah potong jaringan sediaanslide : sediaan dipanaskan di microwave high level selama 5 menit.
2. Selanjutnya sediaan dideparafinisasi dengan xylol I – II – III masing-masing selama 5 menit, cuci dalam air mengalir selama 5 menit.
3. Bloking peroksidase endogen H2O2 0,5 dalam metanol selama 30 menit. 4. Selanjutnya cuci dengan air mengalir selama 5 menit.
5. Beri Tris EDTA untuk pretreatment dalam microwave : Cook I : power level tinggi selama 5 menit.
Cook II : power level medium selama 5 menit. Lalu didinginkan kurang lebih 45 menit.
6. Cuci dengan PBS pH 7,4, selanjutnya batasi jaringan dengan Pap-Pen. 7. Bloking aktivitas non spesifik dengan serum normal selama 20’.
8. Inkubasi sediaan dengan antibodi primer VEGF selama satu malam dalam suhu 4° dalam kulkas.
9. Cuci dengan PBS pH 7,4. 10. Selanjutnya inkubasi dengan Envision selama 30 menit.
11. Cuci dengan PBS pH 7,4 - Twin 20 lalu PBS masing-masing selama 5 menit. 12.
Selanjutnya sediaan diberi chromogen agar berwarna dengan DAB Diamino Benzidin selama kurang lebih 5 menit.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
13. Cuci dengan air mengalir. 14. Counterstain dengan Hematoxyllin Lilie Mayers.
15. Cuci dengan air mengalir. 16. Lithium Carbonat jenuh 5 dalam aquadest selama 1-2 menit.
17. Cuci dengan air mengalir. 18. Selanjutnya lakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat alkohol 80, alkohol 96,
alkohol absolut I dan II masing-masing selama 5 menit. 19. Clearing dengan xylol I, II dan III masing-masing selama 5 menit.
20. Tutup dengan Entellan dan cover glass. 21. Bisa langsung dibaca.
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan.
Pemeriksaan histopatologi jaringan hasil biopsi nasofaring dilakukan di Departemen Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan.
Pemeriksaan imunohistokimia untuk VEGF dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU.
Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2008 hingga jumlah sampel terpenuhi.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
4.7 Kerangka Kerja
Dug KNF
Dugaan KNF
Bi Biopsi
Po Negatif
Positif
Eksklusi Immunohistokimia
Ekspresi VEGF
Ekspresi VEGF
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
4.8 Pelaksanaan Penelitian
Penderita yang diduga KNF yang akan diikutkan sebagai sampel subjek penelitian akan menjalani pemeriksaan dan tindakan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan THT rutin oleh peneliti. Dilakukan anamnesa dan data dasar penderita dicatat.
2. Dilakukan biopsi nasofaring dengan panduan endoskopi di Departemen THT-KL RSUP HAM. Jaringan nasofaring dikirim ke Departemen Patologi Anatomi RSUP
HAM untuk pemeriksaan histopatologi. 3. Hasil histopatologi yang menyokong suatu KNF dicatat tipenya sesuai kriteria WHO.
4. Jaringan nasofaring penderita KNF dikirim ke Departemen Patologi Anatomi FK USU untuk pemeriksaan imunohistokimia ekspresi VEGF.
5. Hasil data ekspresi VEGF yang didapat dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel untuk dianalisa.
4.9 Cara Analisa Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik untuk menilai persentase ekspresi VEGF pada
penderita KNF secara imunohistokimia. Untuk menilai hubungan kebermaknaan dilakukan uji chi square dan uji korelasi Spearman.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Maret 2008
hingga bulan September 2008. Sampel dikumpulkan sebanyak 28 orang yang memenuhi kriteria dari penderita Karsinoma Nasofaring yang datang berobat ke RSUP
H. Adam Malik Medan.
Tabel 5.1 Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Umur
Usia tahun n
20 – 29 2
7,1 30 – 39
6 21,4
40 – 49 10
35,8 50
– 59
4 14,3
60 –
69 4
14,3 70
2 7,1
Total
28 100,0
Dari tabel di atas diketahui penderita KNF terbanyak pada kelompok umur 40 – 49 tahun yaitu 10 kasus 35,8 diikuti kelompok umur 30 – 39 tahun yaitu 6 kasus
21,4. Usia termuda 25 tahun dan usia tertua 88 tahun.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.2 Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
n
Laki-laki 20
71,4 Perempuan
8 28,6
Total
28 100,0
Dari tabel di atas diperoleh penderita KNF terbanyak pada laki-laki sebanyak 20 kasus 71,4 sementara perempuan 8 kasus 28,6. Perbandingan antara laki-laki
dan perempuan 2,5 : 1.
Tabel 5.3 Distribusi Penderita KNF Menurut Suku Bangsa
Suku Bangsa n
Batak 12
42,9 Jawa
8 28,6
Melayu 4
14,2 Minang
2 7,1
Aceh 1
3,6 Banjar
1 3,6
Total 28
100,0 Dari tabel di atas didapati penderita KNF yang paling banyak dari suku Batak
sebanyak 12 kasus 42,9 diikuti suku Jawa sebanyak 8 kasus 28,6.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.4 Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Jenis Histopatologi WHO
Jenis Histopatologi n
WHO Tipe 1 9
32,1 WHO Tipe 2
14 50,0
WHO Tipe 3 5
17,9
Total 28
100,0 Dari tabel di atas dijumpai jenis histopatologi terbanyak pada penderita KNF
adalah WHO tipe 2 differentiated non keratinizing carcinoma
sebanyak 14 kasus 50 .
Tabel 5.5 Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Stadium
Stadium n
I II
3 10,7
III 4
14,3 IV
21 75,0
Total 28
100,0 Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar pasien datang pada stadium
lanjut stadium III dan IV sebanyak 25 kasus 89,3, dimana stadium IV paling banyak dijumpai yaitu 21 kasus 75,0. Stadium dini stadium I dan II hanya dijumpai 3 kasus
10,7, seluruhnya pada stadium II.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.6 Distribusi Penderita KNF Berdasarkan Ekspresi VEGF
Ekspresi VEGF
n
7 25,0
1 11
39,3 2
6 21,4
3 4
14,3
Total
28 100,0
Dari tabel di atas dijumpai 21 kasus 75,0 penderita KNF menunjukkan ekspresi VEGF yang positif. Dari kasus yang positif tersebut dijumpai overekspresi
VEGF derajat 2 dan 3 pada penderita KNF sebanyak 10 kasus 35,7.
Tabel 5.7 Korelasi Stadium KNF dengan Ekspresi VEGF VEGF
Stadium
n 1
n 2
n 3
n Total
II III
IV 1
6 2
4 5
6 4
3 4
21
Total
7 11
6 4
28
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
Korelasi r p
Stadium – VEGF 0,220 0,261
Spearman’s rho Dari tabel di atas dapat dilihat nilai r = 0,220, dimana nilai p = 0,261 p 0,05.
Tidak dijumpai korelasi yang bermakna antara stadium KNF dengan derajat ekspresi VEGF.
Tabel 5.8 Ekspresi VEGF Berdasarkan Stadium KNF
VEGF Stadium
n 1
n 2
n 3
n Total
n
II III
IV 1 14,3
6 85,7 2 18,2
4 36,4 5 45,5
6 100,0 4 100,0
3 10,7 4 14,3
21 75,0
Total 7 100,0
11 100,0 6 100,0
4 100,0 28 100,0
Dari tabel di atas tampak bahwa ekspresi VEGF positif derajat 1, 2 dan 3 terbanyak pada stadium lanjut stadium III dan IV sebanyak 19 kasus 67,9, dimana
pada stadium IV dijumpai 15 kasus 53,6. Overekspresi VEGF derajat 2 dan 3 seluruhnya dijumpai pada stadium IV sebanyak 10 kasus 35,7. Pada stadium IV
dijumpai juga ekspresi VEGF negatif derajat 0 sebanyak 6 kasus 21,4. Pada stadium dini tidak dijumpai overekspresi VEGF.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.9 Hubungan Jenis Histopatologi Dengan Ekspresi VEGF
VEGF Jenis
Histopatologi n
1 n
2 n
3 n
Total
n x
2
p
WHO Tipe 1 WHO Tipe 2
WHO Tipe 3 114,3
4 57,1 2 28,6
4 36,4 5 45,5
2 18,2 3 50,0
3 50,0 1 25,0
2 50,0 1 25,0
9 32,1 14 50,0
5 17,9 3,167 0,788
Total
7100,0 11100,0 6100,0
4100,0 28100,0
Dari tabel di atas terlihat bahwa WHO tipe 2 differentiated non keratinizing
carcinoma merupakan jenis histopatologi terbanyak dijumpai ekspresi VEGF positif
derajat 1, 2 dan 3, yaitu 10 kasus 35,8, diikuti WHO tipe 1 keratinizing squamous
cell carcinoma sebanyak 8 kasus 28,6. Overekspresi VEGF derajat 2 dan 3
terbanyak dijumpai pada WHO tipe 2 sebanyak 5 kasus 17,9 diikuti WHO tipe 1 sebanyak 4 kasus 14,3. Dengan uji chi square didapat nilai x
2
= 3,167, dimana nilai p = 0,778 p 0,05. Tidak didapati hubungan yang bermakna antara jenis histopatologi
dengan derajat ekspresi VEGF.
M. Pahala Hanafi Harahap : Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Pada Karsinoma Nasofaring, 2009 USU Repository © 2008
BAB 6 PEMBAHASAN