E. Word of Mouth Marketing dan Periklanan Konvensional
Berbeda dengan endorser dalam periklanan yang biasanya mendapat imbalan finansial, dalam word of mouth marketing para pemimpin pendapat
opinion leader memperoleh kepuasan dari kemampuannya dalam memberi informasi kepada teman-temannya dan juga orang lain. Dalam periklanan
konvensional yang menggunakan media massa seringkali informasi yang disampaikan tidak langsung ditangkap oleh target. Lain halnya dengan word of
mouth, informasi yang disampaikan bisa langsung diterima target karena mereka pada umumnya lebih menghiraukan informasi tersebut.
Saluran pesan periklanan konvensional dan word of mouth juga berbeda. Dalam word of mouth sangat sulit menentukan saluran pesan karena media yang
akan digunakan tidak bisa dibeli dan prosesnya berlangsung secara informal sehingga murah. Sebaliknya dalam periklanan konvensional, saluran pesan bisa
ditentukan karena pemasar dapat membeli saluran pesan yang ingin digunakan, misalnya media massa tertentu.
F. Inovasi
Menurut Best et al, inovasi adalah suatu ide, praktek, atau produk yang dianggap baru oleh individu atau grup yang relevan. Tingkat kebaruan suatu
inovasi tidak ditentukan oleh kompleksitas atau kecanggihan teknologi suatu inovasi. Tingkat perubahan perilaku atau gaya hidup yang disebabkan oleh suatu
inovasilah yang menjadi ukuran kebaruan inovasi tersebut Simamora, 2003:235. Proses adopsi inovasi menurut Rogers dalam Simamora 2003:236
mengikuti lima tahapan antara lain:
1. Kesadaran : konsumen sadar akan adanya inovasi walaupun belum memiliki
informasi lengkap mengenai hal tersebut. 2.
Minat : konsumen terstimulasi untuk mencari informasi mengenai inovasi. 3.
Evaluasi : konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi. 4.
Trial : konsumen mencoba inovasi untuk bisa memperkirakan nilainya. 5.
Adopsi : konsumen memutuskan untuk memakai inovasi secara teratur. Adopsi ide atau produk baru adalah hasil dari interaksi manusia dalam
sistem sosial. Dalam proses adopsi inovasi, sumber informasi pribadi lebih penting daripada sumber nonpribadi. Dalam tahap ini percakapan dari mulut ke
mulut word of mouth menjadi kekuatan membujuk utama yang efektif mempengaruhi keputusan konsumen Keegan, 2003:165.
Odelio Denny Pranata Sembiring : Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Marketing Pada Film Laskar Pelangi Studi Kasus Mahasiswai S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara Medan, 2009.
BAB III FILM LASKAR PELANGI DAN KARAKTERISTIKNYA