BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur Modal dan Leverage Keuangan
”Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya” Sawir, 2004:2
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan
agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini
disebut struktur modal optimal. Warsono, 2003:235 Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk
meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya ini secara potensial akan mengurangi pembayaran dividen tunai kepada para pemegang
saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan akan meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga
saham. Penentuan struktur modal, yang menyangkut bauran pendanaan yang
berasal dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahan pada akhirnya menyangkut penentuan berapa banyak utang leverage keuangan yang
akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Menurut Warsono
Listyarini Widyaningrum : Hubungan Antara Leverage Keuangan Dengan Tingkat Aktivitas Investasi Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
USU Repository © 2008
2003:204, ”Leverage pengungit adalah setiap penggunaan dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap”. Jika perusahaan menggunakan
utang, berarti memiliki kewajiban tetap untuk membayar bunga atas utang yang diambil dalam rangka pendanaan perusahaan.
Menurut Sawir 2004:2, ”Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajeman perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu
tingkat pengembalian return dan risiko risk”. Keputusan keuangan yang berkaitan dengan leverage, seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan
membawa konsekuensi pada peningkatan resiko pemegang saham biasa. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan atau pemegang saham biasa ini dibagi menjadi
dua macam, yaitu risiko bisnis business risk- berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, dan risiko
keuangan financial risk- terjadi karena adanya penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban
tetap secara periodik berupa beban bunga. Warsono, 2003:204. Risiko keuangan financial risk adalah tambahan risiko yang dibebankan
kepada para pemegang saham biasa sebagai akibat dari pengambilan keputusan pendanaan dengan utang. Risiko ini terjadi karena para pemberi pinjaman utang
yang menerima pembayaran bunga secara tetap, dianggap tidak menanggung risiko bisnis. Pada dasarnya, pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi, tetapi di sisi lain, pendanaan melalui utang juga menaikkan tingkat risiko atas investasi.
Listyarini Widyaningrum : Hubungan Antara Leverage Keuangan Dengan Tingkat Aktivitas Investasi Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Brigham dan Houston 2006:6, Kebijakan strukur modal melibatkan adanya suatu pertukaran
antara resiko dan pengembalian : •
Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemegang saham.
• Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan
menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi.
Menurut Agnes Sawir 2004:2 ”Leverage keuangan dapat diukur berdasarkan nilai buku yaitu dengan rasio seluruh buku dengan nilai utang Debt
to Aset Ratio – DAR. Pengukuran manfaat penggunaan utang atau analisis leverage keuangan dapat dilakukan dengan memperbandingkan tingkat
pengembalian aktiva Sawir, 2004:4. Menurut Alwi 1994:301 Leverage keuangan dapat diukur dengan
membandingkan total hutang dengan seluruh aktiva dalam perusahaan yang disebut juga dengan leverage factor. Leverage factor 80 berarti perusahaan
menggunakan 80 utang dan 20 modal sendiri.
Listyarini Widyaningrum : Hubungan Antara Leverage Keuangan Dengan Tingkat Aktivitas Investasi Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
USU Repository © 2008
B. Teori Struktur Modal