62
pengadilan perdata, karena tidak dapat dikirim ke Mataram, menjadi wewenang Pengadilan Agama. Pengadilan Agama ini mengadili dan memutus
perkara atas dasar hukum Islam dan berpedoman kepada hukum-hukum yang ditetapkan.
Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang menjadi kompetensi absolut Peradilan Agama yaitu:
13
1. Perkawinan
2. Kewarisan, Wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
3. Wakaf dan Sedekah
Sejalan dengan bertambahnya kompetensi Peradilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan
Undanng-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan telah dirubah kedua kalinya memperluas kewenangan Pengadilan Agama. Dalam Pasal 49 kewenangan
tersebut ditambah dengan penanganan perkara zakat, infaq dan ekonomi syari’ah.
Kewenangan baru lainnya dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 ini adalah dalam hal penyelesaian sengketa hak milik antara sesama orang
Islam dan pemberian itsbat kesaksian rukyatul hilal dalam penentuan awal
13
Undang-undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 49 ayat 1.
63
bulan pada tahun hijriyah, serta pemberian keterangan atau nasihat mengenai perbedaan penentuan waktu shalat.
14
Selain itu sejak adanya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, jika muncul sengketa hak milik dan hak keperdataan lainnya pada perkara-perkara
yang ditangani seperti kewarisan,wakaf, harta bersama, dan lain-lain sepanjang sengketa hak itu dikalangan orang Islam sendiri, sengketa itu tidak
perlu ditunda karena telah menjadi kewenangan Peradilan Agama. Pada bidang perkawinan terdapat kewenangan baru, yakni soal “penetapan
pengangkatan anak”. Kewenanagan Peradilan Agama juga tidak dibatasi pada perkara perdata.
Dengan demikian adanya amandemen terhadap Undang-undang Peradilan Agama, menjadikan Pengadilan Agama mempunyai kewenangan
yang semakin luas. Dengan kata lain eksistensi Pengadilan Agama semakin kokoh dalam sistem hukum Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15
Dalam kaitannya dengan Pengadilan yang berada di bawah lingkungan Peradilan Agama, kewenangan absolut berarti Pengadilan yang berada di
bawah lingkungan Peradilan Agama tersebut memiliki kekuasaan memeriksa,
14
Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006, h. 161.
15
Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, h. 348.
64
memutus dan menyelesaikan perkara perdata tertentu di kalangan atau golongan rakyat tertentu, yaitu orang-orang yang beragama Islam.
16
16
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Ke-4, h. 220.
65
BAB IV REALISASI PELAKSANAAN NAFKAH IDDAH DALAM KASUS
PERCERAIAN A.
Data Perceraian Tahun 2012
Pada Pembahasan ini akan dikemukakan data-data perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2012.
Tabel. 1 PERKARA YANG DITERIMA
No Bulan
Cerai Talak Cerai Gugat
Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 Janu
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Agst Sep
Okt Nop
Des 74
70 80
74 68
67 53
44 89
98 70
71 167
176 181
168 188
182 133
105 218
208 192
160 241
246 261
242 256
249 186
149 307
306 262
231
Jumlah 858
2078 2936
Sumber: Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2012 Dari data yang ada pada tabel di atas dapat kita lihat jumlah perkara yang
diterima pada tahun 2012 perceraian yang paling banyak adalah cerai gugat dengan jumlah sebesar 2078 dua ribu tujuh puluh delapan atau 70,7,
sedangkan cerai talak sebesar 858 delapan ratus lima puluh delapan atau 29,2.
Sehingga jumlah perkara perceraian yang diterima oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Tahun 2012 adalah sebanyak 2939.
Tabel.2 PERKARA YANG DIPUTUS
No Bulan
Cerai Talak Cerai Gugat
Dicabut Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Agst
Sept Okt
Nop Des
61 50
74 50
62 65
57 29
42 60
68 66
170 164
164 143
143 137
157 119
119 164
197 147
23 24
14
9 20
17 22
22 21
23 23
14 254
238 252
213 225
219 236
170 182
247 288
227
Jumlah 684
1824 232
2751
Sumber: Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2012 Data di atas menunjukkan bahwa perkara perceraian dapat kita lihat
jumlah perkara cerai talak yang diterima pada tahun 2012 adalah sebesar 858, sedangkan yang diputus sebesar 684. Dari jumlah
– jumlah tersebut dapat dilihat besarnya angka perkara cerai talak yang diputus. Perkara cerai talak yang diputus
pada tahun 2012 adalah sebesar 79, 72 dari perkara keseluruhan. Dan dari data yang diputus tersebut tidak semua perkara cerai talak terkait dengan adanya
pemberian nafkah iddah itu dilaksanakan di hadapan Majelis Hakim saat pembacaan sidang ikrar talak, jadi dapat dikatakan keberhasilan untuk
mendapatkan hak-hak mantan istri masih belum sepenuhnya terealisasikan karena masih ada yang dilaksanakan atau dibayarkan di luar Pengadilan Agama.
Sedangkan sebagai seorang istri yang telah diceraikan tetap memiliki hak- hak yang perlu dipenuhi oleh mantan suaminya. Antaranya seperti hak untuk
mendapatkan mas kawin jika belum dibayar, mut’ah dan nafkah iddah. Dan dari data di atas tersebut tidak ditemukannya data mengenai permohonan eksekusi
terkait tuntutan nafkah iddah. Hal ini dikarenakan biaya eksekusi yang mahal dibandingkan dengan tuntutan nafkah iddahnya, oleh karena itu istri enggan untuk
menuntut hak-hak yang harus diterimanya.
1
Tabel. 3 DATA PENYEBAB PERCERIAN TAHUN 2012
No Bulan
PENYEBAB PERCERAIAN Cemburu
dan Krisis
Akhlak Ekonomi
dan Poligami
Tidak Sehat
Tidak ada
tanggung jawab
Gangguan Pihak
Ketiga Tidak ada
keharmonisan dan
Kekejaman Jasmani
Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Ags Sep
Okt Nop
Des 1 -
- - 1 3
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - 45 -
47 - 59 1
49 - 58 -
59 - 56 -
35 - 35 -
43 - 56 -
41 - 58
59 63
63 53
47 52
42 48
68 78
67 29
22 22
24 29
24 37
28 25
29 34
25 97 1
86 - 87 2
57 - 65 -
72 - 69 -
43 - 53 -
84 - 97 -
80 - 231
214 238
193 205
202 214
148 161
224 265
213
Jumlah 2 3 582 1
698 328
890 3 2508
1
Dra. Hj. Ida Nur Sa’adah, Wawancara Pribadi, Hakim Pengadilan Agama Kelas 1 A Jakarta Selatan, Pada Tanggal 28 Maret 2014.