Implementasi Pelaksanaan Putusan Tentang Nafkah Iddah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan
memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi istri”.
10
Suami yang mentalak raj’i istrinya wajib memberikan nafkah pada istrinya selama masa iddah, meliputi makanan, pakaian, dan tempat tinggal, dengan
pertimbangan istri dapat dirujuk kembali selama masa iddahnya belum habis. Hal ini dipertegas dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 81 yang berbunyi: “Suami
wajib menyediakan tempat tinggal bagi istri dan anak-anaknya atau bekas istrinya yang masih dalam iddah dan tempat kediaman adalah tempat tinggal”.
Dengan demikian pada dasarnya antara mantan suami dengan mantan istri masih mempunyai hubungan hukum dan masih dalam tanggungannya, oleh karena itu
nafkah mantan istri masih jadi tanggungan mantan suami sebelum masa iddanya habis.
Dengan merujuk pada kepentingan nafkah bagi istri yang sedang menjalani masa iddah, maka tepat kiranya dalam sistem hukum perkawinan di
Indonesia, pemberian nafkah iddah ini diwajibkan dengan atau tanpa adanya permintaan dari pihak istri.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa upaya hakim untuk memberikan perlindungan kepada istri terhadap kewajiban pembayaran nafkah
iddah oleh suami yaitu dengan cara pembayaran nafkah iddah dilakukan di depan persidangan, yaitu pada saat pembacaan sidang ikrar talak di hadapan Majelis
Hakim. Sebelum suami mengucapkan ikrar talaknya di depan sidang pengadilan,
10
Arso Sastroatmodjo, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1981, h. 95.
suami terlebih dahulu harus memenuhi kewajibannya membayar nafkah iddah bagi istri yang ditalaknya. Tetapi dalam praktiknya kewajiban pemohon tersebut
ada yang ditunaikan sebelum atau sesaat setelah sidang pengucapan ikrar talak. Apabila setelah sidang ikrar talak suami atau pemohon tidak menjalankan
kewajiban membayar nafkah iddah maka pihak istri bisa mengajukan permohonan eksekusi kepada pihak Pengadilan. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut hakim
melakukan upaya bahwa suami harus membayar kepada istri pada saat pembacaan sidang ikrar talak. Hal ini dilakukan untuk menjamin kepastian
pembayaran nafkah iddah yang merupakan hak istri yang diceraikan oleh suaminya.
Namun pada kenyataannya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan setiap kasus cerai talak tidak semua pihak suami yang menceraikan istrinya memberikan
nafkah iddah tersebut di hadapan Majelis Hakim saat sidang ikrar talak tetapi juga ada yang memberikan nafkah iddah di luar Pengadilan Agama setelah pembacaan
ikrar talak dan sudah adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap. Apa yang dapat kita ketahui bahwa banyak mantan istri yang tidak
mendapatkan haknya sesuai aturan Al- Qur’an dan Undang-undang perkawinan
serta tidak sesuai keputusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan. Suami seringkali mengabaikan tanggung jawabnya untuk memenuhi apa yang menjadi hak istri
yang diceraikan. Oleh karena itu sayogyanya ada kebijakan yang dapat menjamin terpenuhinya hak-hak istri setelah perceraian.