PVA Polyvinyl alkohol TINJAUAN PUSTAKA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.9 Sambung Silang PVA

Peppas dan Merrill 1977 mengungkapkan upaya awal dalam mempertimbangkan hidrogel PVA sebagai polimer biomaterial. Biasanya, hidrogel diperoleh dengan proses sambung silang dari polimer, yang mungkin dilakukan oleh reaksi kimia misalnya polimerisasi radikal bebas, reaksi kimia dari kelompok pelengkap, menggunakan iradiasi energi tinggi, ataureaksi enzimatik atau denganreaksi fisikmisalnya kristalisasi ion interaksi rantai polimer, hidrogen ikatan antara rantai, interaksi protein, atau desain kopolimer graft Kamoun et al., 2014. Dalam beberapa dekade terakhir, kebutuhandari gel sambung silang secara fisik mengalami peningkatan untuk menghindari penggunaan zat pengikat kimia tradisional dan reagen. Bahan kimia ini tidak hanya merupakan senyawaberacun dimana dapat terlepas atau sering diisolasi dari penyiapan gel sebelum diaplikasikan, tetapi juga dapat mempengaruhi substansi alami yang terjerap misalnya protein, obat-obatan, dansel-sel. Oleh karena itu, metode sambung silang fisik lebih dipilih dan disukai dibandingkan dengan ikatan silang kimia Kamoun et al., 2014. [Sumber : Hassan dan Peppas, 2000] Gambar 2.3 Struktur Jaringan Tiga Dimensi PVA yang Disambung Silang dengan Metode Freeze Thawing Beberapa upaya telah dilakukan oleh peniliti telah untuk penyiapan sambung silang PVA-basis hidrogel diantaranya yaitu radiation crosslinking oleh Park and Chang, 2003, chemical reaction with glyoxal oleh Teramoto et al., 2001, bifunctional reagents with glutaraldehyde oleh Dai and Barbari, 1999, juga UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA reaction with borates oleh Korsmeyer and Peppas, 1981. Meskipun, larutan hidrogel PVA dapat terbentuk dengan kekuatan rendah setelah terpapar penyimpanan dalam waktu yang sangat panjang pada suhu kamar, tetapi metode ini tidak memenuhi persyaratan aplikasi, di mana sifat mekanik adalah karakter yang paling penting dalam hidrogel, jauh lebih lemah Kamoun et al., 2014.

2.10 Gliserin

Gliserin dalam pemeriannya berbentuk cairan jernih yang kental tidak berwarna, tidak berbau, memiliki rasa manis dan besifat higroskopis Rowe et a.l, 2009. Dalam penggunanya, gliserin banyak digunakan pada sediaan farmasi antara lain sebagai humektan, emolien, kosolven dan pelarut pada sediaan cair dan setengah padat. Sedangkan pada produksi kapsul gelatin lunak biasanya gliserin digunakan sebagai zat pemberi sifat plastis plastisizer Rowe et a.l, 2009. Berdasarkan sifat gliserin sebagai pemberi sifat plastis, maka akan digunakan glisein akan digunakan dalam penelitian ini untuk membantu meningkatkan sifat plastis dari film yang akan dibentuk sehingga akan meningkatkan penampilan film secara fisik.

2.11 Metronidazol

[Sumber : www.dailymed.nlm.nih.gov ] Gambar 2.4 Rumus Struktur Metronidazol Nama kimia : 2-metil-5-nitroimidazol-1-etanol Rumus molekul : C6H9N3O3 Berat molekul : 171,16 P