Obat Luka dalam Sejarah Iskandar Dzulqarnain

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Pembalut luka yang paling ideal adalah kulit alami sehingga dalam pengembangannya dalam pengembangannya penutup luka dibuat agar memiliki karakteristik yang mirir dengan kulit. Dengan demikian dapat tinggal lebih lama didaerah luka tanpa memberikan gangguan dan mampu mempercepat proses penyembuhan luka. Supaya memiliki karakteristik tersebut, maka suatu pembalut luka perlu memenuhi beberapa syarat berikut ini Lloyd et al., 1998 dalam Anggraeni, 2012 1. Mampu memelihara kelembaban yang tinggi pada antarmuka luka dan pembalut sekaligus mampu membuang eksudat luka berlebih dan senyawa- senyawa toksik melalui absorpsi. 2. Memungkinkan pertukaran udara sekaligus memelihara lapisan yang tidak permeabel terhadap mikroorganisme. 3. Dapat mengisolasi termal. 4. Bersifat biokompartibel dan tidak merangsang reaksi alergi selama kontak dengan jaringan. 5. Memiliki daya lekat yang minimal terhadap permukaan luka sehingga saat dilepaskan dari luka tidak memberikan rasa sakit. 6. Secara fisik kuat bahkan pada saat basah. 7. Dapat dibuat dalam bentuk steril. Jika kriteria ini dapat dipenuhi maka lingkungan penyembuhan luka yang optimum dapat dipelihara dan proses penyembuhan dapat dipercepat Lloyd et al., 1998 dalam Anggraeni, 2012

2.5 Hidrogel

Dressing hidrogel sebagaimana namanya, dirancang untuk melembabkan luka, rehidrasi bekas luka dan membantu dalam debridemen autolitik. Hidrogel adalah polimer larut yang mengembangkan dalam air dan tersedia dalam bentuk lembaran, gel berbentuk amorf atau lembaran hidrogel dressing penyerap Weller dan Summan, 2006 Dressing hidrogel memberikan lingkungan yang lembab untuk migrasi sel dan menyerap beberapa eksudat serta debridemen autolitik tanpa membahayakan granulasi atau sel-sel epitel adalah keuntungan lain dari dressing hidrogel. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Hidrogel telah dapat memberikan efek dingin dan efek menenangkan pada kulit, pp ini sangat penting pada luka bakar dan luka yang menyakitkan. Viskositas dressing hidrogel bervariasi Weller dan Summan, 2006. Hidrogel amorf diaplikasikan secara bebas ke atau ke dalam luka dan ditutupi dengan selaput sekunder seperti busa atau film.Hidrogel bisa tetap tinggal pada luka selama tiga hari hari.Dressing hidrogel mudah dihapus dari luka.Selain penggunaannya dalam luka hidrogel tipis membantu dalam pengelolaan lesi seperti cacar air dan herpes zoster Weller dan Summan, 2006.

2.6 PVA Polyvinyl alkohol

PVA adalah salah satu dari sedikit polimer yang bersifatdapat larut dalam air.Sifat kimia dan fisika dari polivinil alkohol membuat polimer ini memiliki andil penting dalam dunia perindustrian sehingga diproduksi secara luas di dunia.Polivinil alkohol pertama kali ditemukan oleh Haehnel dan Herrman melalui reaksi adisi alkali pada larutan bening alkohol polivinil asetat yang kemudian menghasilkan larutan berwarna cokelat muda yang kemudian diketahui merupakan polivinil alkohol. Polivinil alkohol kemudian diperkenalkan pertama kali secara komersial pada tahun 1927 Kirk dan Othmer, 1982. Berbeda dari senyawa polimer pada umumnya yang diproduksi melalui reaksi polimerisasi, PVA diproduksi secara komersial melalui hidrolisis PVA dengan alkohol karena monomer dari vinil alkohol tidak dapat dipolimerisasi secara alami menjadi PVA Kirk dan Othmer, 1982 Polyvinyl alcohol memiliki rumus kimia C 2 H 4 O n dengan berat molekul 20.000-200.00. polivinil alkohol merupakan polimer sintetik larut air. Polyvinyl alcohol tidak berbau, serbuk granul berwarna putih hingga cream. pH Polyvinyl alcohol 4.5-8.0, titik leleh 228 o C untuk nilai hidrolisis penuh. Polyvinyl alcohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95; tidak larut dalam pelarut organik. Pelarutan membutuhkan dispersi pembasahan dari bentuk padat dalam air pada suhu ruang diikuti dengan pemanasan pada saat mencampur pada suhu 90 o C sekitar 5 menit.Pencampuran kemudian dilanjutkan ketika larutan panas menjadi dingin pada suhu ruang Rowe et a.l, 2009. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Gambar 2.1 Rumus Struktur Polyvinyl alcohol Dalam aplikasinya polyvinyl alcohol digunakan dalam formulasi sediaan topikal2.5 wv dan optalmik. Polyvinyl alcohol digunakan sebagai agen penstabil untuk emulsi 0.5 wv. polyvinyl alcohol juga digunakan sebagaiagen peningkat viskositas untuk formulasi kental seperti produk optalmik 0.25-3.0 wv. polyvinyl alcohol juga digunakan sebagai airmata buatan dan sebagai lubrikan pada cairan kontak lens, dan digunakan dalam formulasi susteined-release untuk sediaan oral dan patch transdermal. Rowe et a.l, 2009

2.7 Natrium Alginat

Asam alginat tidak berasa, praktis tidak berbau, berwarna putih kekuningan, dan merupakan serbuk berserat Rowe et al, 2009. Alginat kalsium atau kalsiumnatrium bersifat sangat menyerap, merupakan dressing yang bersifat biodegradable yang berasal dari rumput laut coklat Phaeophyceae Weller dan Summan, 2006. Pertukaran ion aktif dari ion kalsium menjadi ion natrium pada luka membentuk natrium alginat larut gel yang menyediakan lingkungan lembab pada permukaan luka. Sehingga dressing kalsium membutuhkan kelembabaneksudat dari luka, karena itu mereka tidak cocok untuk kering luka atau luka dengan eschar mengeras Weller dan Summan, 2006. Molekul asam alginat berbentuk polisakarida anionik yang linier dan disusun oleh kurang lebih 700-1000 residu rantai asam 1,4-ß-D- manuronat M dan 1,4- α-L- guluronat G. Asam D-manuronat memiliki ikatan diekuatorial 4 C 1 sedangkan asam guluronat memiliki ikatan diaksial 1 C 4 Komoun, 2013 dan Wandrey, 2005. Rantai yang terdiri atas 3 segmen polimer yang berbeda. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Gambar 2.2 Struktur Alginat Sifat alginat yang berserat dapat meninggalkan serat sisa dalam luka apabila tidak terdapat cukup eksudat pada luka. Pp ini mungkin memicu reaksi inflamasi karena merangsang zat asing dan menghasilkan respon tubuh. Perlu diperhatikan apabila menggunakan dressing alginat pada luka di sinus yang sangat dalam atau sempit, maka penghapusan dapat sulit dilakukan Weller dan Summan, 2006. Alginat merupakan polimer yang bersifat biokompatibel dan biodegradable, polimerlarut dalam air, sifat mekanik lemah, kesulitan dalam penanganan, penyimpanandalam larutan, dan sterilisasi Kamoun, 2014 Telah banyak penelitian yang mempromosikan beberapa dressing alginat karena dapat membantu proses hemostasis dalam perdarahan luka yang disebabkan karena pelepasan aktif ion kalsium yang membantu mekanisme pembekuan. Dressing alginat tersedia dalam lembaran, pita atau bentuk tali dalam berbagai ukuran dan memerlukan selaput sekunder Weller dan Summan, 2006. Kegunaan alginat dan kemampuannya mengikat air bergantung pada jumlah ion karboksilat, berat molekul dan pH. Kemampuan mengikat air meningkat bila jumlah ion karboksilat semakin banyak dan jumlah residu kalsium alginat kurang dari 500, sedangkan pada pH dibawah 3 terjadi pengendapan. Secara umum, alginat dapat mengabsorpsi air dan dapat digunakan sebagai pengemulsi dengan viskositas yang rendah McHugh, 2003. Alginat tidak stabil terhadap panas, oksigen, ion logam dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, alginat akan mengalami degradasi. Selama penyimpanan alginat cepat mengalami degradasi dengan adanya oksigen terutama dengan naiknya kelembaban udara .Alginat komersial mudah terdegradasi oleh mikroorganisme yang terdapat diudara, karena bahan tersebut mengandung