Wound Dressing Pembalut Luka
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Gambar 2.2 Struktur Alginat
Sifat alginat yang berserat dapat meninggalkan serat sisa dalam luka apabila tidak terdapat cukup eksudat pada luka. Pp ini mungkin memicu reaksi
inflamasi karena merangsang zat asing dan menghasilkan respon tubuh. Perlu diperhatikan apabila menggunakan dressing alginat pada luka di sinus yang sangat
dalam atau sempit, maka penghapusan dapat sulit dilakukan Weller dan Summan, 2006.
Alginat merupakan
polimer yang
bersifat biokompatibel
dan biodegradable, polimerlarut dalam air, sifat mekanik lemah, kesulitan dalam
penanganan, penyimpanandalam larutan, dan sterilisasi Kamoun, 2014 Telah banyak penelitian yang mempromosikan beberapa dressing alginat
karena dapat membantu proses hemostasis dalam perdarahan luka yang disebabkan karena pelepasan aktif ion kalsium yang membantu mekanisme
pembekuan. Dressing alginat tersedia dalam lembaran, pita atau bentuk tali dalam berbagai ukuran dan memerlukan selaput sekunder Weller dan Summan, 2006.
Kegunaan alginat dan kemampuannya mengikat air bergantung pada jumlah ion karboksilat, berat molekul dan pH. Kemampuan mengikat air
meningkat bila jumlah ion karboksilat semakin banyak dan jumlah residu kalsium alginat kurang dari 500, sedangkan pada pH dibawah 3 terjadi pengendapan.
Secara umum, alginat dapat mengabsorpsi air dan dapat digunakan sebagai pengemulsi dengan viskositas yang rendah McHugh, 2003.
Alginat tidak stabil terhadap panas, oksigen, ion logam dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, alginat akan mengalami degradasi. Selama
penyimpanan alginat cepat mengalami degradasi dengan adanya oksigen terutama dengan naiknya kelembaban udara .Alginat komersial mudah terdegradasi oleh
mikroorganisme yang terdapat diudara, karena bahan tersebut mengandung
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
partikel alga dan zat bernitrogen. Semua larutan alginat akan mengalami depolimerisasi dengan kenaikan suhu Zhanjiang ,1990.