UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
selama 24 jam kemudian dikeringkan dalam oven 50
o
C selama 24 jam. Film yang dihasilkan kemudian diamati karakteristiknya, dimana film yang memenuhi
karakteristik kemudian dipilih sebagai formula yang akan dievaluasi.
3.3.2 Preparasi Film Sambung Silang
Berdasarkan hasil optimasi film yang diambil sebagai formula akhir yaitu F2. Film yang dibuat terdiri dari 2 jenis CPF yang berbeda yaitu CPF yang terdiri
dari kombinasi PVA-NA CPF A dan CPF yang hanya terdiri dari PVA CPF B. Kedua CPF masing-masing akan dibagi menjadi dua jenis film yang dibedakan
berdasarkan film yang disambung silang dan film yang tidak disambung silang, berikut tabel variasi jenis film yang akan dibuat :
Tabel 3.2 Variasi Jenis Film
Kode Formula
Formula Metode
PVA NA
Gliserin Metronidazol
A 6
0,9 2
0,75 Sambung Silang
B 6
2 0,75
Sambung Silang C
6 0,9
2 075,
Tidak Sambung Silang D
6 2
0,75 Tidak Sambung Silang
Film A terdiri dari PVA dan NA yang disambung silang; Film B terdiri dari PVA yang disambung silang; Film C terdiri dari PVA dan NA yang dibentuk dengan pemanasan biasa
tanpa disambung silang; Film D terdiri dari PVA yang dibentuk dengan pemanasan biasa tanpa disambung silang.
Film hidrogel dibuat dengan cara mendispersikan 6 PVA dalam aquades 1 bagian PVA dalam 5 bagian air5, pendispersian dilakukan dengan pemanasan
pada suhu 90
o
C selama 5 menit diatas pengaduk magnetik dan diaduk hingga homogen. Natrium alginat sebanyak 0,9 didispersikan dalam aquades 1 bagian
NA dalam 5 bagian air dengan menggunakan lumpang yang dihangatkan lalu digerus hingga terbentuk koloid yang homogen. Kemudian 0,075 metronidazol
didispersikan dalam aquades 1 bagian metronidazol dalam 50 bagian air diaduk hingga homogen. Larutan natrium alginat dan larutan metronidazol dicampurkan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
sedikit demi sedikit kedalam wadah berisi larutan PVA dan digenapkan menjadi 100, kemudian campuran diaduk dengan menggunakan stand up stirrer dengan
kecepatan 800 rpm selama 1 jam. Gliserin sebanyak 2 dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam CPF.CPF dibiarkan selama 24 jam dalam suhu ruang.
CPF ditimbang seksama sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam cetakan akrilik ukuran 8x4x4 cm. Film A dan B disiapkan sebagai film sambung silang
dengan metode freeze-thawing dengan cara membekukan film pada suhu -20
o
C selama 8 jam kemudian dileburkan pada suhu 25
o
C selama 6 jam, proses ini dlakukan berulang selama 3 siklus kemudian dikeringkan bersama dengan film C
dan D dalam oven pada suhu 50
o
C selama 24 jam. Film yang sudah kering kemudian dikeluarkan dari dalam oven untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi
dan evaluasi pada film Kamoun et al., 2013 dengan modifikasi.
3.3.3 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film 3.3.3.1 Evaluasi Organoleptis
Pengamatan makroskopik secara visual fisik CPF meliputi warna, kekeruhan, jenis CPF, dan permukaan J. Balasubramanian et al., 2012
3.3.3.2 Evaluasi Viskositas
Pengujian dilakukan menggunakan viskotester HAAKE 6R terhadap setiap CPF sesuai formula menggunakan spindel R2 dengan kecepatan putar 30
rpm pada suhu ruang R. Yogananda Bulugondla, 2012 dalam Ginting, 2014 dengan modifikasi
3.3.4 Karakterisasi Film 3.3.4.1 Evaluasi Organoleptis
Pengamatan makroskopik secara visual fisik film meliputi warna dan tekstur permukaan J. Balasubramanian et al., 2012
3.3.4.2 Pengukuran Ketebalan Film
Ketebalan film diukur dengan mikrometer digital Mitutoyo, Jepang di 9 titik berbeda pada masing-masing film, kemudian dihitung rata-rata ketebalannya
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dan dinyatakan dalam satuan mikrometer μm Satesh et al, 2010 dengan modifikasi.
3.3.4.3 Analisa Daya Mengembang
Untuk menghitung daya mengembang dari film PVA-NA, sampel film dipotong menjadi 2 cm x 2 cm dan direndam dalam aquades 25 ml. Bobot awal
sediaan ditimbang W
e
. Sampel kering kemudian direndam dengan aquades, bobot sampel ditimbang pada interval waktu tertentu hingga bobot sampel
konstan. Waktu yang diambil yaitu pada menit ke 1, 5, 10, 30, 60, 90, dan 120. Bobot sampel basah ditimbang W
s
. Ambilan air dari sampel dihitung menggunakan persamaan Kamoun et al, 2013 dengan modifikasi
Daya Mengembang =
3.3.4.4 Analisa Kadar Air
Analisis kadar
air dilakukan
dengan menggunakan
metode thermogravimetri. Film dipotong menjadi 2 cm x 2 cm dan ditimbang terlebih
dahulu Wo. Film diletakkan di dalam cawan penguap dan dioven pada suhu 105
o
C selama 1 jam.Film kemudian didinginkan dalam deksikator selama 15 menit dan ditimbang Wt.Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan
AOAC, 2005 dalam Eskha, 2015. Kadar Air =
3.3.4.5 Uji Sifat Mekanik Film
Kekuatan tarikan dan elongasi maksimum dianalisa menggunakan tensile tester Strograph-R1 Toyoseiki, Jepang dengan gaya 100 kg. Film dipotong
dengan alat dumb bell Astm-D-1822-L Crosshead kecepatan 25 mmmin. Kekuatan tarik dan elongasi diukur sampai film sobek. Data yang dihasilkan
kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 Kamoun et al, 2013 dengan modifikasi