UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
4.2 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film 4.2.1 Evaluasi Organoleptis
Pengamatan secara visual terhadap organoleptis CPF menunjukkan bahwa terdapat adanya NA di dalam formula menyebabkan perbedaan yang signifikan
pada penampakan visual CPF. CPF A PVAA-NA merupakan koloid yang homogen, keruh, berwarna putih kekuningan, dan sedikit berbau amis, sedangkan
CPF B PVA merupakan koloid yang homogen, jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Perbedaan ini disebabkan karena CPF A membentuk koloidal yang lebih
besar karena polimer PVA dikombinasi dengan NA.
Gambar 4.1 Larutan CPF PVA-NA A, Larutan CPF PVA B
4.2.2 Evaluasi Viskositas
Uji viskositas cairan pembentuk film CPF menggunakan alat viskotester HAAKE 6R spindel R2 pada kecepatan 30 rpm. Kedua CPF memiliki perbedaan
viskositas yang cukup besar. Berdasarkan hasil pengukuran viskositas CPF A memiliki nilai viskositas 1077 cPs dan CPF B memiliki nilai viskositas 265 cPs.
Hal ini disebabkan karena NA jika didispersikan dari dalam air membentuk koloid yang lebih kental dibandingkan PVA yang kemudian mempengaruhi nilai
viskositas CPF PVA-NA menjadi lebih besar.
A B
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
4.3 Karaktersasi Film
4.3.1 Evaluasi Organoleptis
Berdasarkan pengamatan secara visual film A berwarna putih kekuningan, sedikit berbau amis, bengkok, dan lebih tebal dibandingkan dengan film yang lain.
Film B berwarna putih, tidak berbau, dan bengkok. Film C berwarna putih kuningan, sedikit berbau amis, dan permukaan film kasar. Film D berwarna putih,
mengkilap seperti plastik dan tidak berbau.
Gambar 4.2 Gambar Makroskopik Keempat Formula Film A A, Film B B,
Film C C, dan Film D D Film A dan B pada saat di sambung silang mengalami pengkerutan seperti
gambar diatas. Diduga Hal ini terjadi karena pada saat proses sambung silang freeze thawing CPF mengalami sineresis yaitu proses keluarnya cairan dari dalam
gel yang menyebabkan gel menjadi mengkerut. Sineresis diperkirakan terjadi akibat struktur serabut gel yang terus-menerus mengasar pada proses pembekuan
sehingga menimbulkan suatu efek penekanan keluar. Martin et al., 2011. Film C dan D tidak mengalami proses sambung silang sehingga film yang terbentuk tetap
mengikuti bentuk cetakannya.
A B
C
A
D
A