memiliki ribosom 70S yang terdiri dari 2 sub unit, yaitu 30S dan 50S. Gangguan pada sub unit ribosom tersebut dapat
mengganggu proses sintesis protein. Contoh antibakteri dengan mekanisme ini adalah eritromisin, linkomisin, aminoglikosida,
dan kloramfenikol. D.
Menghambat sintesis asam nukleat Contoh obat yang bekerja dengan mekanisme ini adalah
kuinolon, primetamin, rifampin, sulfonamid, trimethoprim, dan trimetrexate. Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri
dengan berikatan kuat dengan RNA polimerase bakteri sehingga menghambat sintesis RNA bakteri. Golongan
kuinolon dan fluorokuinolon menghambat sintesis DNA bakteri dengan
menghambat DNA
girase. Untuk
banyak mikroorganisme, p-aminobenzoic acid PABA merupakan
metabolit yang esensial. PABA merupakan prekursor untuk sintesis asam nukleat. Sulfonamid merupakan struktur analog
dari PABA dan menghambat dihydropteroate synthetase.
2.1.12 Metode Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode : A.
Metode difusi Metode difusi merupakan metode yang paling sering
digunakan. Metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu metode silider, metode lubangsumur, dan metode cakram
kertasdisc diffusion. Metode sumur yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi bakteri. Kemudian lubang
diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah itu di inkubasi, lalu pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada
tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang.
47
Disc diffusion dilakukan dengan mengukur diameter zona bening clear zone
yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak.
48
B. Metode pengencerandilusi
Prinsip metode pengenceran adalah senyawa antibakteri diencerkan hingga diperoleh beberapa macam konsentrasi.
Kemudian masing-masing konsentrasi ditambahkan suspense bakteri uji dalam media cair. Lalu diinkubasi dan diamati ada
atau tidaknya pertumbuhan bakteri, yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan. Larutan uji senyawa antibakteri pada
kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa ada pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai kadar hambat minimum KHM.
Selanjutnya KHM tersebut dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri uji ataupun senyawa antibakteri, dan
diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai kadar bunuh
minimum KBM.
49
2.2 Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep