Jenis-Jenis Madu Landasan Teori
3,2 -4,5. Derajat keasaman ini sendiri akan mencegah sebagian besar bakteri patogen.
20
C. Substrat InhibitorAntibakteri
Beberapa senyawa yang dilaporkan sebagai antibakteri dalam madu antara lain : inhibine peroksida, pinosembrin,
senyawa terpen, benzyl alcohol, asam siringat asam 3,5- dimetoksi-4-hidroksibenzoat,
metil 3,5-dimetoksi-4-
hidroksibenzoat metil
siringat, asam
3,4,5- trimetitoksibenzoat, asam 2-hidroksi-3-fenilpropionat, asam 2-
hidroksibenzoat,dan 1,4-dihidroksibenzena.
29
Terdapat dua sorotan utama terhadap bahan antibakteri pada madu yang sering disebut, yaitu inhibine dan non-
inhibine. Senyawa pertama sensitif terhadap panas dan cahaya yang berasal dari peroksida H2O2 yang dihasilkan oleh enzim
glukosa oksidase.
2,20
Senyawa inhibine ini diyakini oleh beberapa
ilmuwan sebagai
senyawa utama penyebab antibakteri pada madu.
2
Beberapa peneliti lain menemukan bahwa senyawa non- peroksidalah yang lebih berperan terhadap antibakteri dalam
madu. Aktivitas antibakteri non-peroksida dapat tahan terhadap panas dan cahaya dan tetap ada setelah penyimpanan dalam
waktu yang lama.
30
Bogdanov 1989 melaporkan senyawa antibakteri madu berasal dari flavonoid.
31
Jenis-jenis flavonoid yang terdapat dalam madu diantaranya adalah myricetin, tricetin, quercetin,
luteolin, quercetin-3-methyl ether, kaempferol, pinobankins, genkwanin, isorhamnetin, benzoic acid, ferulic acid, galangin,
pinocembrin, protocatechuic, dan lain-lain.
32
Flavonoid dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis makromolekul.
33
Flavonoid juga dapat mendepolarisasi membran sel dan menghambat sistesis DNA.
RNA. maupun protein yang sudah diobservasi pada S.aureus.
33
Selain itu flavonoid juga dapat menghambat fungsi membran sitoplasma dan menghambat metabolisme energi pada
bakteri.
34