Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

Keterangan : k = jumlah kelompok perlakuan n = jumlah sampel dalam tiap kelompok Dalam penelitian ini, k = 7, sehingga didapatkan : 7-1.n-1 ≥ 15 6.n-1 ≥ 15 6n - 6 ≥ 15 6n ≥ 21 n ≥ 216 n ≥ 4 hasil pembulatan

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Madu multiflora tanpa perlakuan ekstraksi dan hasil ekstraksi madu multiflora yang berasal dari lebah Apis mellifera berupa sedimen dari pelarut aseton dan n-heksan dengan berbagai variasi konsentrasi 20 , 25 , 50 , 100, kontrol positif menggunakan antibiotik kloramfenikol 30 ug serta kontrol negatif menggunakan pelarut aseton dan n-heksan.

3.4.2 Variabel Terikat

Zona hambat zona bening pada pertumbuhan bakteri Salmonella typhi di media nutrient agar yang diukur diameternya menggunakan penggaris dengan satuan milimeter mm.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

Labu ukur, corong pisah, shaker, oven, inkubator, autoclave, spatula, timbangan elektronik, gelas kimia, cawan petri, tabung reaksi, rak tabing, pipet, mikropipet, pinset, baki, labu k-1.n- 1 ≥ 15 Erlenmeyer, ose, penggaris, korek api, bunsen, kertas, alat tulis, label, kapas swab, laminar air flow, pengukur waktu, tisue, vortex, kamera.

3.5.2 Bahan Penelitian

Madu multiflora, aseton, n-heksan, larutan NaCl, nutrient agar, blank disc, antibiotic disc kloramfenkol.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Sterilisasi Alat

Seluruh peralatan yang akan digunakan dicuci bersih terlebih dahulu lalu dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150°C selama 15 menit.

3.6.2 Pembuatan Media Nutrient Agar

Larutkan 10 gram nutrient agar ke dalam 500 ml akuades di dalam labu erlenmeyer lalu di aduk menggunakan stirrer dan dipanaskan sampai mendidih selama ± 10 menit. Setelah itu disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Setelah itu tuangkan nutrient agar tersebut ke dalam cawan petri sebanyak 10-20 ml.

3.6.3 Kultur Bateri

Biakan murni bakteri Salmonella typhi digoreskan dengan ose pada nutrient agar secara aseptis lalu cawan petri ditutup. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. 3.6.4 Prosedur Ekstraksi Proses ekstrasi madu multiflora menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan perbandingan madu : pelarut = 1 : 1. Masukkan madu multiflora sebanyak 150 ml ke dalam corong pisah A dan B. Lalu ditambahkan pelarut 150 ml aseton pada corong pisah A dan 150 mL n-heksan pada corong pisah B sehingga didapat hasil A=Campuran madu multiflora+aseton dan B=Campuran madu multiflora+n-heksan. Kemudian masing- masing corong pisah dikocok dengan soker selama 3 jam. Lalu pindahkan masing-masing larutan dari corong pisah ke gelas beker yang berbeda C=hasil ekstrak madu multiflora+aseton dan D=hasil ekstrak madu multiflora+n-heksan dan didiamkan selama 12-24 jam untuk untuk memisahkan fase organik dengan residu secara sempurna. Kemudian pisahkan fase organik dengan residu ke gelas beker yang berbeda menggunakan pipet sehingga didapat hasil C=Sedimenendapan hasil ekstrak madu multiflora+aseton, D= Sedimenendapan hasil ekstrak madu multiflora+n-heksan, E= Residucairan hasil ekstrak madu multiflora+aseton dan F=Residucairan hasil ekstrak madu multiflora+n-heksan. Kemudian dipekatkan menggunakan oven dengan suhu 80 o C. 3.6.5 Pembuatan Variabel Konsentrasi Untuk membuat konsentrasi madu multiflora tanpa perlakuan ekstraksi maupun ekstrak madu multiflora sebesar 20, 25, 50, dan 100 maka digunakan rumus : Semua konsentrasi ekstrak madu dibuat dalam 5 ml. Sehingga volume zat terlarut yang digunakan saat konsentrasi 20, 25, 50, dan 100 berturut-turut yaitu 1 ml, 1,25 ml, 2,5 ml, dan 5 ml.

3.6.6 Uji Efektivitas Madu terhadap Salmonella typhi

Ambil bakteri Salmonella typhi sebanyak satu ose lalu masukkan ke dalam tabung reaksi berisi NaCl. Kemudian di aduk menggunakan vortex dan disamakan kejernihannya dengan 0,5 Mc farland. Kemudian celupkan swab kapas ke dalam larutan biakan bakteri Salmonella typhi tersebut lalu digoreskan secara merata ke nutrient agar yang telah berada di cawan petri. Blank disc direndam di dalam wadah yang berisi fase organik maupun residu ekstrak asetonn-heksan dan juga madu Konsentrasi Volume zat terlarut Volume zat terlarut + volume pelarut 100 X =