Alur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Kloramfenikol 30ug Madu Multiflora 30.0000 0.00000 Kloramfenikol 30ug Sedimen Madu Multiflora + Aseton 29.5000 0.57735 Kloramfenikol 30ug Residu Madu Multiflora + Aseton 29.5000 0.57735 Kloramfenikol 30ug Sedimen Madu Multiflora + n-Heksan 29.333 0.57735 Uji Kruskal-Wallis menghasilkan nilai signifikansi 0.000 p0.05 yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan signifikanbermakna pada tiap jenis ektrak dan konsentrasi terhadap zona hambat yang terbentuk. Hasil uji Post Hocuji lanjutan dengan menggunakan uji Mann- Whitney menunjukkan bahwa kelompok madu multiflora dengan konsentrasi 100 memiliki peran lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi daripada kelompok yang lain.

4.4 Hasil Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Madu terhadap Salmonella

typhi Uji efektivitas antibakteri ekstrak madu dilakukan terhadap bakteri Salmonella typhi yang bersifat Gram negatif secara in vitro menggunakan metode disc diffusion. Terbentuknya zona bening di sekitar cakram mengindikasikan adanya hambatan terhadap pertumbuhan koloni bakteri Salmonella typhi. Kemudian diameter zona beninghambat tersebut di ukur menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam satuan ukur millimeter mm. Semakin besarluas zona beninghambat yang terbentuk mengindikasikan bahwa semakin besar pula aktivitas antibakteri madu. Diameter zona hambatbening yang dibentuk oleh variasi konsentrasi ekstrak madu pada koloni bakteri dibandingkan dengan zona beninghambat disekitar cakram yang berisi kontrol positif kloramfenikol 30ug dan kontrol negatif baik aseton maupun n-heksan. Jika zona hambatbening yang dihasilkan oleh ekstrak madu lebih besar daripada kontrol positif maka ekstrak madu tersebut sangat efektif sebagai antibakteri. Sebaliknya jika zona hambatbening yang dihasilkan oleh ekstrak madu lebih kecil daripada kontrol positif maka ekstrak madu tersebut kurang efektif sebagai antibakteri. Dari hasil pengukuran zona hambat dapat dilihat bahwa zona hambat yang dibentuk oleh madu multiflora 10.50 mm jauh lebih kecil dibandingkan dengan zona hambat yang dibentuk oleh kontrol positif kloramfenikol 30 ug 30 mm. Hal ini mengindikasikan bahwa madu multiflora kurang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Tujuan digunakannya kontrol negatif adalah untuk memastikan bahwa tidak ada pengaruh dari pelarut terhadap zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak madu. Jika kontrol negatif menghasilkan zona hambatbening maka efek antibakteri pada ekstrak madu akan berkurang validitasnya. Hasil uji aktifitas antibakteri pada madu multiflora terdapat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Zona Hambat No Sampel Zona hambat dengan Satuan Ukur mm I II III IV Rata-rata 1 Madu Multiflora 100 11 10 10 11 10.50 50 9 8 8 8 8.25 25 20 Kontrol Positif Kloramfenikol 30 ug 30 30 30 30 30 2 Residucairan Madu Multiflora + Aseton 100 8 8 7 8 7.75 50 7 7 7 7 7 25 20 Kontrol Positif Kloramfenikol 30 ug 29 30 29 30 29.50 Kontrol Negatif Aseton 3 Sedimen Madu Multiflora + Aseton