melalui duktus torasikus bakteri yang terdapat dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah.
38
Ketika bakteri ini terus bermultiplikasi dan mencapai densitas kritikal, bakteri ini memicu
makrofag untuk apoptosis, lalu keluar ke aliran darah untuk kemudian menginvasi organ-organ tubuh.
42
Bakteri kemudian menginfeksi kantung empedu. Hasilnya adalah organisme masuk
kembali ke saluran gastrointestinal dalam empedu dan menginfeksi kembali plakat peyer. Bakteri yang tidak menginfeksi host
pejamu kembali biasanya berada dalam tinja dan bisa menginfeksi host pejamu lain.
42, 43
Orang yang membawa bakteri namun tidak menimbulkan gejala asimtomatik disebut karier. Karier kronis bertanggung
jawab terhadap
banyaknya transmisi
organisme. Ketika
asimtomatik, mereka dapat terus mengeluarkan bakteri dalam tinja mereka selama beberapa dekade. Organisme tersebut mengisolir
sequestrasi diri mereka dalam batu empedu atau epitel kantung empedu atau mungkin intraseluler, dalam epitel itu sendiri.
44
Bakteri yang diekskresikan oleh karier sendiri dapat memiliki berbagai genotipe, sehingga sulit untuk melacak wabah asalnya.
45
2.1.10 Gejala Klinis Demam Tifoid
12
Kumpulan gejala-gejala klinis demam tifoid disebut sindrom demam tifoid. Beberapa gejala klinis pada demam tifoid
yang sering muncul diantaranya : a. Demam
Demam merupakan gejala utama demam tifoid. Pada awal sakit demam kebanyakan samar-samar, selanjutnya suhu tubuh
sering naik turun. Pagi lebih rendah atau normal, sore dan malam lebih tinggi demam intermitten. Dari hari ke hari demam semakin
tinggi yang disertai banyak gejala lain seperti sakit kepala yang sering dirasakan di daerah frontal, nyeri otot, pegal-pegal,
insomnia, anoreksia, mual dan muntah. Pada minggu kedua intensitas demam makin tinggi, kadang-kadang terus menerus
Gambar 2.3 Patogenesis Salmonella typhi
Sumber : http:emedicine.medscape.com
demam kontinyu. Bila pasien membaik maka pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal pada akhir minggu
ketiga. Pada anak khususnya balita, demam tinggi dapat menimbulkan kejang.
b. Gangguan Saluran Pencernaan Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap akibat
demam yang lama. Bibir kering dan kadang pecah-pecah. Lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput putih coated tongue atau
selaput putih, ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor, dan pada penderita anak jarang ditemukan. Umumnya penderita sering
mengeluhkan nyeri perut, khususnya di daerah epigastrium nyeri ulu hati, disertai mual dan muntah. Pada awal sakit sering
meteorismus dan konstipasi. Pada minggu selanjutnya kadang- kadang timbul diare.
c. Gangguan Kesadaran Umumnya terdapat gangguan kesadaran yang kebanyakan
berupa penurunan kesadaran ringan. Sering ditemukan kesadaran apatis dengan kesadaran seperti berkabut tifoid. Bila klinis berat,
tak jarang penderita sampai somnolen dengan koma atau gejala- gejala psikosis Organic Brain Syndrome. Pada penderita dengan
toksisk, gejala delirium lebih menonjol. d. Hepatosplenomegali
Hati dan limpa, sering ditemukan membesar. Hati teraba kenyal dan nyeri tekan.
e. Bradikardia relatif dan gejala lain Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak
diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi. Patokan yang sering
dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1°C tidak diikuti
peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif
tidak sering
ditemukan, mungkin
karena teknis
pemeriksaaan yang sulit dilakukan. Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan adalah rose spot yang biasanya ditemukan di regio