Pengolahan dan Analisis Data

Pada ekstrak madu menggunakan pelarut n-heksan dihasilkan fasa residucair berwarna bening dan endapansedimen berwarna coklat. Lalu fasa residucair dan fasa sedimenendapan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam gelas beker yang berbeda. Kemudian gelas beker dimasukkan kedalam oven untuk menguapkan pelarut sehingga fasa tersebut menjadi lebih pekat. Selanjutnya diencerkan untuk mendapatkan variasi konsentrasi yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri.

4.3 Uji Statistik Data

Pada penelitian ini digunakan program SPSS untuk uji statistik data. Hal pertama yang dilakukan adalah uji normalitas untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi 0.000 p0.05 yang mengindikasikan bahwa distribusi data tidak normal. Oleh karena itu. untuk melakukan uji hipotesis digunakan metode uji Kruskal-Wallis. Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Parameter Mean SD Madu Multiflora 100 10.5000 0.57735 Madu Multiflora 50 8.2500 0.50000 Sedimen Madu Multiflora + Aseton 100 10.2500 0.50000 Sedimen Madu Multiflora + Aseton 50 8.7500 0.50000 Residu Madu Multiflora + Aseton 100 7.7500 0.50000 Residu Madu Multiflora + Aseton 50 7.0000 0.00000 Sedimen Madu Multiflora + n- Heksan 100 9.0000 1.00000 Sedimen Madu Multiflora + n- Heksan 50 7.6667 0.57735 Kloramfenikol 30ug Madu Multiflora 30.0000 0.00000 Kloramfenikol 30ug Sedimen Madu Multiflora + Aseton 29.5000 0.57735 Kloramfenikol 30ug Residu Madu Multiflora + Aseton 29.5000 0.57735 Kloramfenikol 30ug Sedimen Madu Multiflora + n-Heksan 29.333 0.57735 Uji Kruskal-Wallis menghasilkan nilai signifikansi 0.000 p0.05 yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan signifikanbermakna pada tiap jenis ektrak dan konsentrasi terhadap zona hambat yang terbentuk. Hasil uji Post Hocuji lanjutan dengan menggunakan uji Mann- Whitney menunjukkan bahwa kelompok madu multiflora dengan konsentrasi 100 memiliki peran lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi daripada kelompok yang lain.

4.4 Hasil Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Madu terhadap Salmonella

typhi Uji efektivitas antibakteri ekstrak madu dilakukan terhadap bakteri Salmonella typhi yang bersifat Gram negatif secara in vitro menggunakan metode disc diffusion. Terbentuknya zona bening di sekitar cakram mengindikasikan adanya hambatan terhadap pertumbuhan koloni bakteri Salmonella typhi. Kemudian diameter zona beninghambat tersebut di ukur menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam satuan ukur millimeter mm. Semakin besarluas zona beninghambat yang terbentuk mengindikasikan bahwa semakin besar pula aktivitas antibakteri madu. Diameter zona hambatbening yang dibentuk oleh variasi konsentrasi ekstrak madu pada koloni bakteri dibandingkan dengan zona beninghambat disekitar cakram yang berisi kontrol positif kloramfenikol 30ug dan kontrol negatif baik aseton maupun n-heksan. Jika zona hambatbening yang dihasilkan oleh ekstrak madu lebih besar daripada