Kerja Sama dan Pengembangan Jaringan

Hidayatullah Jakarta. Hal inilah yang membuat petinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selalu berusaha memperluas kerja sama dan jaringan dengan berbagai institusi yang dipandang dapat memberikan dukungan terhadap kemajuan peningkatan kulitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut adalah MOU kerja sama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan beberapa lembaga-lembaga: a. Pergururan Tinggi Dalam Negeri 1. Universitas Indonesia UI 2. Universitas Gadjah Mada UGM 3. Universitas Negeri Jakarta UNJ 4. Universitas Pendidikan Indonesia UPI 5. Universitas Muhammadiyah 6. Institut Pertanian Bogor IPB 7. Institut Teknologi Bandung ITB 8. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 9. IAIN Sultan Syarif Qasim Pekanbaru 10. IAIN Ar-Raniry Banda Aceh 11. IAIN Sumatera Medan 12. IAIN Alaudin Makassar 13. IAIN Raden Intan Lampung 14. STAIN Ternate 15. STAIN Manado 16. Perguruan Tinggi Swasta PTIS Kopertais Wilayah I Jakarta. 105 b. Pergururan Tinggi Dalam Negeri 1. Al-Azhar University, Cairo, Mesir 2. Universitas Leiden, Belanda 3. McGill University, Montreal, Kanada 4. Univesitas Sains malaysia USM Penang Malaysia 5. Ohio University, Athens, Ohio, Amerika Serikat. 6. Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat. 7. Emory Univesity, Atalanta, Amerika Serikat. 8. Duke Univesity, Amerika Serikat. 9. University of Melbourne, Australia. 10. Australia National University, Australia 11. Griffith University, Australia 12. Sun Moon University, Korea 13. Kolej University Islam Malaysia KUIM, Malaysia 14. Institut Agama Islam Negeri Insaniah Alor Setar Kedah, Malaysia 15. Carrol College, Montana, Amerika Serikat 105 Ibid., h. 28-29 16. St. Mary‟s College Of Maryland, Amerika Serikat 17. Islamitische Universitiet Van Europa, Rotterdam, The Netherlands 18. Prince of Songkla University, Thailand 19. Hadramout University Of Science And Technology, Yaman 20. Universitas Umum Al-Qurra 21. King Abdul al-Aziz Univesity 22. Cairo University 23. „Ains Shams University di Mesir 24. Umdurman University Sudan 25. Ulumal-Qur‟an Sudan 26. Universitas Santo Tomas, Manila Fhilipina 106 c. Lembaga-lembaga luar negeri 1. CIDA The Canadian International Development Agency, Kanada 2. TAF The Asia Foundation 3. The Ford Foundation 4. USAID The United States Agency For International Development 5. AMNEF America Indonesia Exchange Foundation, IIEF The Indonesian International Education Foundation, Amerika Serikat 6. Japan Foundation Association, Jepang 7. JFPR The Japan Fund For Poverty Reduction, Jepang 8. Toyota Foundation, Jepang 9. Japanese Government Mombusho Scholarship, Jepang 10. Konrad-Adenauer-Stiftung, Jerman 11. DAAD Deuthcher Akademinscher Austausch Dienst, Jerman 12. AusAID, The Australia Government‟s Overseas Aid Program, Australia 13. INIS The Indonesia-Netherland Cooperation In Islamic Studies 14. ISIM International Institute For The Study Of Islam In The Modern World, Belanda 15. EFEO Ecole Francaise d‟Extreme Oreint, Perancis 16. Islamic Cultural Center Iranian Embassy 107 106 Ibid., h. 29 107 Ibid., h. 30

BAB IV ANALISIS DATA MODERNISME DAN FUNDAMENTALISME

MAHASISWA UIN SYAHID JAKARTA

A. Acuan Atau Dasar Dalam Membangun Masyarakat.

Pembahasan ini secara keseluruhan merupakan penelitian, untuk melihat kecenderungan pemikiran keagaamaan mahasiswa UIN Syahid Jakarta dalam kerangka modernisme dan fundamentalisme Islam. Modernisme dan fundamentalisme adalah aliran pemikiran keagamaan dalam religio-kultural Islam, yang berusaha merumuskan, mengaplikasikan, dan mensinergikan Islam dalam alam modernitas. Keduanya modernisme dan fundamentalisme Islam dapat dibedakan karena kecenderungan penafsirannya yang berbeda ketika berhadapan dengan doktrin agama Al-Quran dan hadis yang dijadikan landasan dalam membangun masyarakat. Modernisme Islam cenderung elastic dan fleksibel dalam menafsirkan doktrin agama, sedaangkan fundamentalisme Islam cenderung rigid dan literalis. Perbedaan kecenderungan ini kemudian membuat keduanya berbeda dalam memahami berbagai masalah, khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan a ijtihad, b preseden teladan zaman awal Islam, c ijma, d pluralisme dan e hikmah. Kelima hal inilah yang akan penulis gunakan sebagai indikator dalam melihat kecenderungan pemikiran keagamaan mahasiswa UIN Syahid Jakarta apakah cenderung bersifat modernis atau fundamentalis. Menurut penulis sebelum membahas kelima hal diatas, ada baiknya membahas tentang kesatuan pandangan modernisme dan fundamentalisme bahwa Al-Quran dan hadis dapat dijadikan acuan dalam membangun tatanan masyarakat Pembahsan yang ini penting untuk melihat apakah informan mempunyai kecenderungan yang sama dengan modernisme dan fundamentalisme Islam bahwa Al-Quran dan hadis dapat dijadikan landasan dalam membangun tatanan masyarakat, atau sebaliknya. Menurut Yusril Ihza Mahendra dalam bukunya “Modernisme Dan Fundamentalisme Dalam Politik Islam”, tidak ada perbedaan acuan atau dasar antara modernisme dan fundamentalisme dalam permasalahan “Apa” yang harus dijadikan acuan dalam membangun masyarakat. Menurut Yusril Ihza Mahendra: “Keduanya modernisme dan fundamentalisme Islam sama-sama berdasarkan kepada Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi. Dan bertujuan untuk membangun suatu tatanan masyarakat Islam, sesuai dengan maksud doktrin yang termaktub dalam Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi itu” 108 . Dari pemaparan diatas, kita dapat melihat bahwa keduanya aliran pemikiran modernis dan fundamentalis, bersepakat bahwa Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi dapat digunakan sebagai basis dalam pengorganiasian dan perngembangan masyarakat muslim. Berdasarkan hasil penelitian, terhadap delapan mahasiswa UIN Syahid Jakarta, sebagian besar bersepakat bahwa Al-Quran dan Sunnah Nabi bisa dijadikan pedoman dalam membangun tatanan masyarakat. Sedangkan sebagian kecil, mengatakan bahwa Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi bisa dijadikan acuan atau dasar dalam membangun masyarakat, akan tetapi dengan pertimbangan. Sedangkan sebagian kecil lainnya, mengatakakan tidak bisa dengan alasan. Dan yang lainnya mengatakan masih dilematis. Berikut adalah pengkategorisasian jawaban informan dalam penelitian ini. 108 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Dan Fundamentalisme Dalam Politik Islam, Jakarta: Paramadina, 1999, hal. 29