Apakah boleh seorang muslim memilih pemimpin non-muslim?

memilih pemimpin non-muslim. Berikut adalah pengkategorisasian jawaban informan dalam penelitian ini 1. Boleh Seorang Muslim Memilih Pemimpin Non-Muslim Mengenai pertanyaan ini, dari delpan informan sebagian besar informan menyataan boleh bagi seorang muslim memilih pemimpin non-muslim dengan pertimbangan dapat memimpin 189 , tidak masalah karena pemimpim itu diatur oleh UU dan itu tidak diluar Islam 190 , visi misi yang baik dan adil 191 , selama tidak menghalangi umat Islam menjalankan Syariat Islam dan berdakwah 192 . Berikut adalah pendapat yang menyatakan bahwa boleh seorang muslim memilih non- muslim. ROS menyatakan bahwa. “Boleh juga gak apa-apa apa lagi kalau kita lihat pendapatnya ibnu khaldun pemimpin non muslim yang adil itu lebih baik daripada pemimpn muslim yang yang tidak adil. Itukan salah satu refleksi yang kemudian harus di transformasikan dalam konteks kekinian yang serba komplit termasuk dalam konteks kepemimpinan. Yang penting itu tidak mengancam pada keyakinan kita misalkan pemimpin non-muslim menerapkan aturan-aturan main yang ada dalam aturan kristen justru itu yang harus di wasoadai tapi selama pemimpin itu mempunyai visi misi yang baik dan adil bisa saja kita memilih itu. Kalau tidak adil itu juga harus di tolak itu yang harus kita pertimbangkan” 193 . Senada dengan ROS, IHM memiliki pertimbangan yang sedikit berbeda. Menurutnya boleh seorang muslim memilih non-muslim dengan pertimbangan dikalangan muslim sudah tidak ada figur yang bagus memimpin. “Prinsipnya sama dalam memilih pemimpin perempuan ketika memang sudah tidak ada lagi laki-laki yang memimpin pada akhirnya kan 189 Wawancara Pribadi Dengan SHI. Jakarta, 10 September 2012 190 Wawancara Pribadi Dengan IHN. Jakarta 11 September 2012 191 Wawancara Pribadi Dengan ROS. Jakarta, 14 September 2012 192 Wawancara Pribadi Dengan IHM. Jakarta, 15 September 2012 193 Wawancara Pribadi Dengan ROS. Jakarta, 14 September 2012 perempuan naik sama seperti dengan pemimpin non muslim kalau memang sudah tidak ada kriteria yang bagus dikalangan muslim yang gak jadi masalah, yang jelas selama dia tidak serta merta menghalangi umat Islam untuk menjalankan syariat Islam, untuk berdakwah dan apabila itu dilarang itu baru bahaya. Tapi ketika ada yang islam milih yang Islam saja” 194 . 2. Tidak Boleh Seorang Muslim Memilih Pemimpin Non-Muslim Berbeda denga tujuh informan lain, DNU menyatakan bahwa tidak boleh sorang muslim memilih pemimpin non-muslim. “Gak gak boleh masih banyak koq pemimpin non muslim hidayat nur wahid itu bagus loh mas tapi masyarakat kita kan ya gitu belum mengerti ya mau apa lagi. Wawlahuallambisohab” 195 . Dari pemaparan pendapat informan mahasiswa UIN Syahid Jakarta dalam penelitian diatas, kita dapat melihat bahwa, sebagian besar informan dalam penelitian ini, cenderung bersifat modernis karena memandang positif terhadap keanekaragaman dengan menyatakan bahwa boleh seorang muslim memilih pemimpin non-muslim. Sedangkan sebagian kecil informan dalam penelitian ini, cenderung bersifat fundamentalis, karena memandang negatif pluralisme, hal ini dapat dilihat dari ketidaksetujuan seorang muslim memilih pemimpin non- muslim.

c. Apakah boleh seorang muslim dan non-muslim bersama-sama

melakukan gotong royong atau bakti sosial? Mengenai pertanyaan ini, dari delapan informan semuanya menyatakan bahwa melaukan gotong royong atau bakti sosial boleh, dengan alasan yang 194 Wawancara Pribadi Dengan IHM. Jakarta, 15 September 2012 195 Wawancara Pribadi Dengan DNU. Jakarta 11 September 2012 penulis rangkum sebagai berikut tolong menolong 196 , baik 197 , fardu ain 198 . Menurut IHM hal tersebut boleh selama tidak keluar dari batas-batas yang ditetapan oleh Al- Qur‟an dan hadis. “Gak apa-apa ibrohnya soalnya banyak yang terkandung dalam gotong royong dan kerja bakti itu. dan rasulullah memang menyuruh kita untuk melakukan itu, asal itu tadi tidak keluar dari batas-batas yang ditetapkan oleh Quran dan hadis” 199 . Senada dengan IHM, DNU mengatakan bahwa hal itu memang dicontohkan oleh Rasulullah ketika di Madinah. “Kalau gotong royong ya boleh lah kita kan memang harus saling tolong menolong antar sesaman manusia kan. Nabi juga mencontohkan itu ketika di Madinah” 200 . Dari pemaparan pendapat informan mahasiswa UIN Syahid Jakarta dalam penelitian diatas, kita dapat melihat bahwa, semua informan dalam penelitian ini, cenderung bersifat modernis karena memandang positif terhadap keanekaragaman pluralisme dengan menyatakan bahwa boleh seorang muslim dan non-muslim bersama-sama melakukan gotong royong atau baktu sosial.

5. Hikmah

Seperti telah disebutkan sebelumnya, menurut Yusril Ihza Mahendra ada dua pandangan modernis dan fundamentalis Islam yang saling berhubungan dengan pandangan-pandangan diatas yaitu dalam memaknai masalah pluralisme dan hikmah. Modernisme Islam cenderung melihat hikmah secar terbuka untuk 196 Wawancara Pribadi Dengan DNU. Jakarta 11 September 2012 197 Wawancara Pribadi Dengan ISN. Jakarta 12 September 2012 198 Wawancara Pribadi Dengan SHI. Jakarta 10 September 2012 199 Wawancara Pribadi Dengan IHM. Jakarta 15 September 2012 200 Wawancara Pribadi Dengan DNU. Jakarta 11 September 2012