Teknik Analisis Data Sistematika Penelitian

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: skripsi, tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang termuat dalam buku panduan akademik program strata 1 20112012. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi kajian modernisme dan

fundamentalisme Islam yang terdiri dari kontroversi istilah, landasan historis modernisme dan fundamentalisme dan pandangan keagamaan modernisme dan fundamentalisme Islam

Bab III Merupakan gambaran umum lokasi penelitian Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tinjau dari sejarah berdiri, Visi-misi dan tujuan, motto dan arah pengembangan, kerja sama dan pengembangan jaringan.

Bab IV Merupakan hal yang beruhubungan dengan hasil penelitian

mengenai pernyataan pandangan keagamaan mahasiswa dalam hal, ijtihad, preseden tradisi zaman awal Islam, ijma, pluralisme dan hikmah.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Istilah Modernisme dan Fundamentalisme Islam

Membicarakan istilah modernisme dan fundamentalisme di dalam Islam terasa lebih sulit daripada di dalam Protestan, apalagi kedua istilah ini memang selalu dikaitkan dengan tradisi Kristen Protestan. Menurut Asep Syamsul M Romli: “Dalam tradisi Kristen, Fundamentalisme sering dilawankan dengan “modernisme”, yakni aliran pemikiran yang mengutamakan setiap yang baru dari hal lama. Fundamentalisme merupakan oposan dari gerejawan ortodoks terhadap sains modern, manakala sains modern dianggap bertentangan dengan cerita atau ajaran bibble. Para aktivisnya menamakan diri “fundamentalis”. Mereka adalah kaum oposisi yang menentang liberalisme dan modernisme. Pihak fundamentalis menuduh kaum modernis sebagai perusak agama Kristen dan mengorbankan bibble demi kepentingan sains modern 23 ”. Mengenai hal ini hemat penulis penting untuk menyimak pendapat dari Yusril Ihza Mahendra: “Modernisme dan fundamentalisme bukanlah istilah yang berasal dari perbendaharaan kata dalam bahasa masyarakat-masyarakat muslim. Kedua istilah itu dimunculkan oleh kalangan akademisi barat dalam konteks sejarah keagamaan dalam masyarakat mereka sendiri. Modernisme pada awalnya diartikan sebagai aliran keagamaan yang melakukan penafsiran terhadap doktrin agama kristen untuk menyesuaikannya dengan perkembangan modern. Fundamentalisme diartikan sebagai reaksi terhadap modernisme. Fundamentalisme dianggap sebagai aliran yang 23 Asep Syansul M. Romli, Demonologi Islam: Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam Jakarta,Gema Insani Press, 2000, h. 30