Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010.
2. Persepsi negatif
5.2 Pembahasan
Persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh panca indera sehingga merupakan sesuatu yang berarti
Walgito, 2002. Persepsi masyarakat yang positif tentang aspek-aspek kekerasan dalam rumah tangga akan mempermudah wanita hamil untuk terlepas dari siklus
kekerasan dan mendorong peran serta masyarakat dalam mengatasi kekerasan yang terjadi Luhulima, 2000.
Menurut Walgito 2002 persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam
persepsi sehingga hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Pada penelitian ini, persepsi masyarakat terhadap kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan dinilai dalam empat aspek yaitu faktor resiko terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan, jenis-jenis kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan, dukungan sosial kepada wanita hamil yang
mengalami kekerasan, dan dampak kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan.
5.2.1 Persepsi Masyarakat terhadap Faktor Resiko Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan
Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 74 masyarakat 92,5 memiliki persepsi yang positif terhadap faktor resiko kekerasan dalam rumah
tangga selama kehamilan. Peneliti mengasumsikan bahwa hal ini terkait dengan maraknya fenomena kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di lingkungan
masyarakat dan maraknya pemberitaan tentang kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini mendorong timbulnya perhatian yang lebih dari masyarakat sehingga
mempermudah masyarakat dalam mempersepsikannya Ginting, 2008. Peneliti mengasumsikan persepsi masyarakat ini dibentuk oleh adanya
pengalaman masyarakat melihatmengalami kejadian kekerasan dalam rumah tangga selama masa kehamilan di lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rakhmat 2005 yang mengatakan bahwa persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman yang terdahulu.
Persepsi masyarakat yang sudah positif dapat dilihat dari sebanyak 53 masyarakat 66,2 setuju dengan pernyataan wanita hamil kemungkinan dapat
mengalami kekerasan dalam rumah tangga, bahkan 46 masyarakat 57,5 setuju bahwa kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Persepsi ini dapat timbul dikarenakan masyarakat memiliki pandangan bahwa kehamilan mungkin dianggap sebagai periode lemah seorang wanita mudah
diserang, dan pada beberapa wanita ditandai dengan kehilangan otonomi finansial dan emosional. Perubahan fisik, emosi, finansial yang disebabkan
kehamilan dapat dijadikan kesempatan oleh pelaku kekerasan suami untuk menguasai wanita secara berlebihan Saunders, 2000.
Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010.
Walaupun persepsi masyarakat positif terhadap faktor resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan, namun terdapat sebanyak 40
masyarakat 50 setuju dengan pernyataan kekerasan dalam rumah tangga pasti akan berhenti jika seorang wanita dalam keadaan hamil. Dapat disimpulkan
bahwa masyarakat cenderung setuju kekerasan akan berhenti selama kehamilan jika kekerasan telah terjadi sebelum wanita dalam keadaan hamil, berbeda dengan
pernyataan sebelumnya yang mengindikasikan kekerasan terjadi pada saat wanita sedang hamil. Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar masyarakat menganggap
kehamilan sebagai waktu perayaan dan sukacita bagi keluarga Depkes, 2005. Namun, sebanyak 39 masyarakat 48,8 tidak setuju bahwa kekerasan dalam
rumah tangga pasti akan berhenti jika seorang wanita dalam keadaan hamil. Persepsi ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
kekerasan tidak berakhir ketika wanita hamil. Bahkan banyak penelitian mengatakan bahwa kehamilan dapat memperburuk tingkat kekerasan Jennifer,
2008. Bahkan CDC 2004 mengatakan bahwa komplikasi kehamilan akibat kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan lebih umum didapat dari pada
diabetes gestasional, neural tube defects, dan preeklampsia.
5.2.2 Persepsi Masyarakat tentang Jenis-jenis Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan