Persepsi Masyarakat tentang Faktor Resiko Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan

Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010. wanita hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan dampak kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan.

1. Persepsi Masyarakat tentang Faktor Resiko Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan

Dari hasil penelitian didapat bahwa sebanyak 53 masyarakat 66,2 menyatakan setuju dengan pernyataan wanita hamil kemungkinan dapat mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Sebanyak 46 masyarakat 57,5 responden setuju bahwa kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Mayoritas masyarakat yaitu 40 orang 50 setuju bahwa kekerasan dalam rumah tangga pasti akan berhenti jika seorang wanita dalam keadaan hamil. Sebanyak 55 masyarakat 68,8 setuju bahwa kehamilan yang tidak diharapkantidak direncanakan dapat memicu terjadinya kekerasan selama kehamilan, sebanyak 61 masyarakat 76,2 setuju bahwa stres pada suami akibat kehamilan istri dapat memicu terjadinya kekerasan selama kehamilan, sebanyak 58 masyarakat 72,5 setuju bahwa kekerasan selama kehamilan beresiko terjadi pada wanita dengan jumlah anak yang banyak, 49 masyarakat 61,2 setuju bahwa penggunaan alkohol oleh pasangan suami dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri selama kehamilan. Mayoritas masyarakat yaitu 53 orang 66,2 setuju bahwa ibu muda di bawah 17 tahun berisiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan, 49 masyarakat 61,2 setuju bahwa masalah sosial ekonomi pendapatan rendah, Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010. pendidikan rendah, pengangguran dapat meningkatkan resiko terjadinya kekerasan selama kehamilan. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Masyarakat tentang Faktor Resiko Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan 2009 n=80 No Pernyataan Kategori Penilaian SS S TS STS f f f f 1. Wanita hamil kemungkinan dapat mengalami kekerasan dalam rumah tangga. 1 1,2 53 66,2 23 28,8 3 3,8 2. Kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. 46 57,5 33 41,2 1 1,2 3. Kekerasan dalam rumah tangga pasti akan berhenti jika seorang wanita dalam keadaan hamil. 40 50 39 48,8 1 1,2 4. Kehamilan yang tidak diharapkantidak direncanakan dapat memicu terjadinya kekerasan selama kehamilan. 7 8,8 55 68,8 18 22,5 5. Stres pada suami akibat kehamilan istri dapat memicu terjadinya kekerasan selama kehamilan. 11 13,8 61 76,2 8 10 6. Kekerasan selama kehamilan berisiko terjadi pada wanita dengan jumlah anak yang banyak. 1 1,2 58 72,5 17 21,2 4 5 7. Penggunaan alkohol oleh pasangan suami dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah 30 37,5 49 61,2 1 1,2 Sondang Marisi Widyawati Sagala : Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan, 2010. tangga terhadap istri selama kehamilan. 8. Ibu muda di bawah 17 tahun berisiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan. 8 10 53 66,2 16 20 3 3,8 Lanjutan tabel 5.2 No Pernyataan Kategori Penilaian SS S TS STS f f f f 9. Masalah sosial ekonomi pendapatan rendah, pendidikan rendah, pengangguran dapat meningkatkan resiko terjadinya kekerasan selama kehamilan. 24 30 49 61,2 7 8,8 Dari 80 responden yang diteliti, diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap faktor resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan adalah positif sebanyak 74 orang 92,5 dan negatif sebanyak 6 orang 7,5.

2. Persepsi Masyarakat tentang Jenis-jenis Kekerasan dalam Rumah