Perumusan Masalah Metode Penelitian

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 15

B. Perumusan Masalah

Adapun beberapa hal yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pemakai jasa seperti biro perjalanan secara umum jika terjadi hal – hal yang merugikan konsumen? 2. Apakah terjadi pembatasan tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen? 3. Bagaimana pelaksanaan tanggung jawab pelaku jasausaha yakni PT. Winaya Travel terhadap pemakai jasa biro perjalanan jika terjadi hal yang merugikan konsumen?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum bagi pemakai jasa biro perjalanan jika terjadi hal – hal yang merugikan konsumen. b. Untuk mengetahui adakah terjadi pembatasan tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen. c. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan tanggung jawab pelaku usaha jasa yakni PT.Winaya Travel terhadap pemakai jasa biro perjalanan jika terjadi hal – hal yang merugikan konsumen. Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 16

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan memiliki manfaat antara lain : a. Secara Teorietis Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata, 1 b. Secara Praktis khususnya mengenai pelaksanaan perlindungan hukum bagi pemakai jasa Biro Perjalanan pada PT. Winaya Travel setelah berlakunya ketentuan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. 1 Agar PT. Winaya Travel mengetahui sejauh manakah pelaksanaan dalam memberikan perlindungan hukum bagi pemakai jasa biro perjalanan. 2 Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat memberikan gambaran tentang berlakunya UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen khususnya tentang perlindungan konsumen pemakai jasa biro perjalanan. D. Keaslian Penulisan Adapun judul tulisan ini adalah Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama khususnya di PT. Winaya Travel, sehingga tulisan ini 1 Peter Mahmud Marzuki, Metode Penelitian Hukum, Guru besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Edisi pertama, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Surabaya. 2006, hal 76 Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 17 asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. E. Tinjauan Kepustakaan Biro jasa perjalanan atau travel biro merupakan suatu badan hukum dimana mempunyai kegiatan usaha dalam perencanaan perjalanan. Biro jasa perjalanan ini dapat berbentuk badan usaha maupun badan hukum Perseroan TerbatasPT atau dapat berbentuk badan hukum CV. Meningkatnya perekonomian nasional dan meningkatnya permintaan akan jasa perencanaan perjalanan memacu perkembangan pembukaan biro jasa perjalanan yang baru. Semakin menjamurnya kegiatan usaha ini para pelaku usaha berlomba – lomba untuk untuk menarik konsumen untuk mempergunakan jasa mereka. Jasa atau produk yang ditawarkan biro jasa perjalanan ini dapat bermacam – macam tetapi pada dasarnya menurut tatanan krama pendirian biro jasa perjalanan di Indonesia, Badan usaha atau perusahaan jasa biro perjalanan untuk mencapai maksud dan tujuannya melakukan kegiatan: 1. Perencanaan dan pengemasan komponen – komponen perjalanan wisata; 2. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata melalui agen penjualan atau langsung kepada wisatawan; 3. Pengurusan dokumen perjalanan, termasuk penjualan dan atau pemasanan tiket; 4. Penyediaan dan mengkordinasikan tenaga pramuwisata; Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 18 5. Penyediaan layanan pramu wisata yang berhubungan dengan paket wisata yang dijual, termasuk penyediaan layanan angkutan wisata; 6. Pemesanan akomodasi, restaurant, tempat konvensi dan tiket pertunjukan seni budaya; 7. Penyelenggaraan perjalanan insentif. Istilah “Hukum Konsumen” dan “Hukum Perlindungan Konsumen” sudah sering terdengar. M.J Leder menyatakan, “in a sense there is no such creature as consumer law”. sedangkan Az. Nasution berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah bersifat mengatur dan juga mengandung sifat-sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Dibukanya ruang penyelesaian sengketa secara khusus oleh UUPK 1999 memberikan beberapa manfaat bagi berbagai kalangan, bukan saja bagi konsumen tetapi juga bagi pelaku usaha sendiri, bahkan juga bagi pemerintah. 2 1. Mendapatkan ganti rugi atas kerugian yang diderita. Manfaat bagi konsumen adalah: 2. Melindungi konsumen lain agar tidak mengalami kerugian yang sama, karena satu orang mengadu maka sejumlah orang lainnya akan dapat tertolong. Komplain yang diajukan konsumen melalui ruang publik dan mendapat liputan media massa akan menjadi mendorong tanggapan yang lebih positif kalangan pelaku usaha; 2 R. Subekti, dan R Tjitiosudibio, Kitab Undang-Undang Perdata, Penerbit PT Pradya Paramita, Jakarta 2000. hal 43 Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 19 3. Menunjukkan sikap kepada masyarakat pelaku usaha kepada lebih memperhatikan kepentingan konsumen; 4. Bagi pelaku kalangan usaha, ruang penyelesaian sengketa atau penegakkan hukum konsumen memiliki arti dan dampak tertentu. Manfaatnya adalah Pengaduan dapat dijadikan tolak ukur dan titik tolak untuk perbaikan mutu pelayanan jasa dan memperbaiki kekurangan lain yang ada dalam berhubungan dengan konsumen. Bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan pengendalian berbagai kepentingan rakyat, perkembangan itu penting karena memberikan manfaat- manfaat seperti berikut: a. Lebih memudahkan pengawasan dan pengendalian terhadap pemakai jasa biro perjalanan. b. Mengetahui adanya kelemahan penerapan peraturan atau standar pemerintah; c. Merevisi berbagai standar peraturan yang ada. Pengertian perlindungan konsumen di dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen disebutkan: “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha , baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama – sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”. Dari pengertian pelaku usaha di atas perusahaan biro jasa perjalanan masuk kedalam kategori pelaku usaha. Pelaku usaha biro jasa perjalanan merupakan pihak yang memulai kegiatan penawaran produk jasa kemudian Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 20 melakukan perencanaan perjalanan dan melakuan kegiatan melayani para konsumennya dalam hal penyediaan jasa perjalanan maupun jasa penyediaan akomodasi perjalanan.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang artinya penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala – gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa – hipotesa, agar dapat membantu di dalam memperkuat teori – teori lama, atau di dalam kerangka menyusun teori – teori baru. Dalam penguraian dan penulisan skripsi ini, penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Dalam hal ini berusaha mengumpulkan data-data melalui sarana kepustakaan, yakni dengan cara mempelajari dan menganalisa secara sistematik buku-buku, peraturan-peraturan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan Field Research Penulis langsung mengadakan penelitian kelapangan tempat di mana pelaksanaan tanggung jawab perlindungan hukum bagi konsumen ini akan diteliti, yaitu dengan mengadakan penelitian ke salah satu biro perjalanan yang ada yaitu PT. Winaya Travel Medan dengan mengadakan metode penelitian wawancara, mengajukan sejumlah pertanyaan dan memperoleh Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 21 data-data yang langsung berhubungan sebagai perbandingan dapat membantu tersusunnya penulisan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pelabelan Produk Pangan Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

5 129 137

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

0 57 94

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Konsumen Pemakai Jasa Internet Dalam Hal Kerahasiaan Informal

25 156 79

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang Di Kota Medan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Sy

13 124 164

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

4 84 94

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Konsumen Oleh Pt Pos Indonesia Berkaitan Dengan Pengiriman Barang Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Pt Pos Indonesia Cabang Kabanjahe)

10 145 95